36. Perencanaan

29 2 0
                                    

YUHUUUUU LIVVY KEMBALII

Kepo sama yang kemaren gak nih?

Kita update dulu sebelum menghilang
Lebih lamaa;)

Lebai bgt gw-_

Ya inti nya maaf aja deh

‼️BANYAK UMPATAN KASAR‼️
‼️DOSA TANGGUNG SENDIRI‼️

HAPPY READING♡

●  ●  ●

"Kenapa? Lo gak mampu pukul gue bang" tanya Fattah dengan suara serak di barengi kekehan,kekehan yang memancing emosi Kara.

Rahang Kara mengeras mendengar nya "jangan--" ucapan Kara terpotong oleh Fattah "jangan apa,lo gak terima kan sama panggilan itu,SAMA KAR GUE JUGA GAK TERIMA HARUS SATU DARAH SAMA LO!" Sentak Fattah.


Ini alasan kenapa Fattah sangat membenci keluarga Kara,karna Renza ayah kandung nya.

Kara melepaskan cengkraman di baju Fattah,dia menatap lamat lamat pada laki laki yang menatap nya remeh "jangan sampai papa tau soal ini" desis Kara,Fattah terkekeh "papa? gak sudi gue manggil papa ke orang yang udah rebut masa depan nyokap gue,masa depan seorang wanita karier yang yatim piatu,Maria aranes!"

Kara memdengar ucapan Fattah berusan segera melayangkan bogeman pada perut laki laki itu,padahal sedikit lagi tapi Hauza terlebih dahulu menahan nya "kak udah!" bujuk Hauza menenangkan Kara.

Fattah terus menatap kedua orang itu sembari di bantu berdiri oleh Dafa dan Adwin "gue gak akan pernah puas sebelum ngeliat keluarga Garenza hancur persis kaya keluarga gue" cetus Fattah.

Tangan Kara mengepal ingin memukul Fattah "udah kak udah,orang sinting kaya dia gak perlu kamu ladenin!" Tahan Hauza menatap nyalang Fattah "dan orang sinting yang lo bilang ini sodara se ayah sama cowo lo" desis Fattah "Fat udah,kita pergi sekarang!" ajak Adwin membopong Fattah.

Hauza geleng geleng "gak bener tu orang,kebanyakan halu" gumam Hauza membantu Kara duduk di motor nya,luka Kara tak separah Fattah "buruan naik,gue anter pulang" ajak Kara,Hauza tentu menggeleng.

"Gak,obatin dulu luka nya baru pulang" bujuk Hauza pada laki laki kepala batu itu,Kara menolak Hauza semakin ngotot memaksa Kara mengobati luka nya.

"Di obatin dulu kak Kara!"

"Udah gak usah,dikit doang"

"Nanti infeksi,obatin dulu!"

"Gue gapapa,udah lah"

"Obatin dulu!"

"Luka kecil doang,nanti sembuh sendiri"

"Obatin atau putus?!"

"Fine,kita ke markas!"

"Ooh kamu pilih putus"

"Enggak ay gak gitu"

"Obatin luka nya dulu!"

"Iya sayang,ngobatin nya di markas"

●  ●  ●

"Ahh sakit ay,pelan pelan"

"Ini udah pelan kak,kamu diam dulu,nanti makin sakit!"

BASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang