"DASAR ANAK PEMBAWA SIAL !!" -V
"KENAPA DULU GA SEKALIAN MATI AJA SIH !" -C
"APA YANG BISA KAMU BANGGAIN PADA KAMI? LIAT ADIK MU DIA SELALU MEMBANGGAKAN KITA" - V
"Mah aku penyakitan tapi hati aku lebih sakit" - F
"Kenapa dunia kejam banget, sampe...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-
-
-
**********
Lapangan sekolah SMA antariksa terlihat cukup ramai dan ternyata hari ini adalah jadwal XI IPA 3 berolahraga.
Freya berdiri diantara barisan yang di buat oleh kelas nya. Tapi pandangan freya melirik ke arah lain yang berada di sebelah lapangan tempat nya berdiri.
Di lapangan sebelah tersebut ada sosok lelaki tampan dengan pakaian basket yang melekat di tubuh nya, keringet yang bercucuran itu lah yang membuat ketampanan nya bertambah dua kali lipat.
"Freya".
"Freya"
"FREYA!" Teriak seorang guru olahraga yang sudah emosi pada freya.
Freya langsung tersadar dari lamunan nya dan melirik ke arah sumber suara, terlihat guru olahraga nya tersebut sedang menatap diri nya dengan tatapan penuh emosi.
"Kamu memperhatikan saya tidak sih, saya lagi menjelaskan materi bola voly" ucap guru tersebut sangat keras pada freya.
"Sekarang saya tanya siapa pencipta bola voly" lanjut guru tersebut bertanya.
"Jawab freya!" Sentak guru tersebut pada freya.
Freya hanya diam tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut karena sedari tadi ia tidak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan tentang bola voly.
"Kamu ngeliatin ketua osis itu ya si floran?" Tanya guru tersebut dengan suara nya yang sangat keras, membuat para laki-laki yang sedang bermain basket menoleh dan memberhentikan kegiatan nya.
"Engga ko pak aku ga ngeliatin dia" elak freya dengan gugup.
"Hooo caper dasar" sorak teman sekelas freya.
Freya pun terdiam ia merutuki kebodohan nya di dalam hati, kenapa ia lebih memilih memperhatikan lelaki itu dari pada pelajaran nya.
"Sekarang kamu berdiri di dekat tiang bendera dan hormat pada bendera tersebut sampai jam istirahat" titah guru tersebut pada freya.
Freya menganga tidak percaya kenapa hal kecil saja hukuman nya kaya gini.
"Yang sabar ya freya" ujar fiony teman sebangku freya menepuk pundak freya lalu pergi meninggalkan nya.
Dengan langkah yang malas ia berjalan menuju tiang bendera, lalu ia mulai berdiri tegak, lalu mengangkat satu tangan nya untuk hormat.
