30

1.6K 186 18
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-

-

-

*********

Cowok itu duduk di salah satu bangku panjang taman. Dalam pangkuannya, terdapat seorang gadis cantik yang sedang terlelap. Ia mengelus pelan puncak kepala gadis itu, sebuah senyuman terbit dari bibir tebalnya. Dia kembali menyelipkan sehelai anak rambut, yang menghalangi wajah cantik gadis itu.

Perlahan namun pasti, gadis cantik itu mulai membuka manik hazel nya. Dia mendudukan tubuh di samping cowok itu.

Matanya mulai membuka tipis, sedikit mengerjap ketika sinar lampu taman menyorot ke arah matanya.

"Kak Floran ..." lirihnya, setelah matanya terbuka sempurna.

Floran tersenyum, senyuman yang mampu membuat hati kecil Freya menjadi hangat. Senyuman yang pernah menjadi penyemangat hidupnya.

Ya, walau hingga sekarang, senyuman itu masih tetap menjadi penyemangat hidup Freya. Walau ... ia sudah bukan menjadi siapa-siapa cowok itu lagi.

"Kenapa kakak ada disini?" Tanya Freya lagi.

Floran menghembuskan napas pelan, menatap sendu gadis di hadapannya. "Harusnya gue yang nanya. Kenapa keluar dari apotek tadi lo bisa pingsan?"

"Ka---Kakak ngikutin aku sampe ke apotek?"

Floran yang semula menundukkan kepala, kini beralih menatap ke arah Freya. "Kalo lagi sakit, gak usah egois, apalagi pura-pura kuat di hadapan orang. Pada akhirnya, jatuh juga 'kan?"

Freya bangkit berdiri. "Aku beneran kuat. Kalo aku lemah, aku udah mati dari dulu." Setelahnya, Freya berusaha meninggalkan cowok itu, namun tak bisa, lantaran tangannya di tarik pelan oleh Floran, hingga tubuh mungil gadis itu, terhempas dan menabrak dada bidang Floran.

Floran mendekap erat Freya. Ia benar-benar ingin memeluk gadis itu, ia sangat merindukannya. Percayalah dia tak pernah melakukan hal ini pada gadis lain, hanya pada Freya Ia akan berubah menjadi sosok yang hangat.

Hening sesaat, ini adalah pelukan pertama setelah satu bulan terakhir yang Floran lakukan.

Freya tak ikut memeluk tubuh atletis Floran, dia hanya berdiri, membiarkan Floran mendekapnya begitu erat. Walau pada akhirnya, pondasi pertahanan kokoh gadis runtuh, dia terisak pelan dalam dekapannya.

"Andai lo gak nolak gue buat nganterin beli obat, mungkin lo gak bakal pingsan." Kata Floran lirih.

Mengapa cowok itu berfikiran demikian? Menolak atau tidak tawaran Floran tadi, ia akan tetap pingsan, karena rasa sakitnya begitu luar biasa. Bahkan, Freya sempat berfikir, jika tadi dia tidak pingsan, melainkan ... pergi untuk selamanya.

L U K A N Y A(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang