Ini adalah kisah tentang dua sejoli legendaris, Rama dan Sinta. Tapi, ini bukan mitologi Ramayana, melainkan kisah nyata yang benar adanya. Muhammad Alif Ramadhan, lebih sering dipanggil Rama karena wajahnya tampan bak perwujudan Ramayana yang sering muncul di serial mitologi India yang sering ditonton orang tuanya. Ia terlahir di lingkungan kumuh yang suka dengan kisah cinta khas Ramayana dan berharap Rama menjadi seorang pria yang mulia seperti Ramayana.
Kalian pasti bertanya-tanya, namanya Muhammad Alif Ramadhan dengan nuansa islami, kenapa menyukai Ramayana? Itulah indahnya toleransi yang terjadi di Indonesia yang dimana mereka para islam tulen menyukai kisah-kisah mitologi India. Dan apa pekerjaan mereka? Kurir narkoba.
Rentetan waktu berjalan dengan peristiwa baku tembak yang sering terjadi di lingkungan tempat Rama tinggal membuatnya tumbuh menjadi remaja yang berwatak keras dan tak segan menghabisi orang-orang yang tidak sejalan dengannya. Namun, namanya belum di kenal di dunia gelap karena identitasnya dirahasiakan oleh sang ketua geng. Dia difokuskan untuk bersekolah lalu berkuliah dan menjadi sarjana yang bisa mengangkat derajat kampung kumuh mereka menjadi lebih baik.
"Polisi disini keparat. Mereka membantu kita berdagang narkoba dan mereka memakan gaji buta dan memakan uang dari kita. Memang itu adalah hal yang baik, tapi mereka sudah mengurangi keuntungan kita padahal mereka tidak melakukan apa-apa. Jadi, aku ingin kau membawa bisnis kita ini menjadi bisnis besar dengan kau menjadi seorang polisi dan menyingkirkan polisi korup yang mencari keuntungan dari bisnis kita." Ujar Boy, ketua geng narkoba kecil di kampung Rama.
"Baik bang Boy, aku akan melakukan itu." Jawab Rama.
Rama dilatih dengan baik oleh Boy dan warga kampung lainnya yang memang terlatih dalam bela diri dan baku tembak. Di pagi hari ia bersekolah, di siang hari ia bermain bersama teman-temannya dan di malam hari ia dilatih menjadi singa yang buas.
Kehidupannya sebagai pelajar memang sungguh indah di matanya. Ia adalah siswa berprestasi yang selalu berebut peringkat dengan sahabatnya sejak kecil, Adelia Shintya yang sering disebut Sintanya Rama oleh kedua orang tua Shintya. Bahkan, kedua orang tua Shintya sudah menganggap Rama sebagai anaknya sendiri karena Rama tidak punya orang tua. Ya, Rama sendiri kehilangan kedua orang tuanya saat ia masih berusia 5 tahun akibat perebutan kekuasaan wilayah perdagangan narkoba dan kini Rama memang dipersiapkan untuk membalaskan dendam kematian kedua orang tuanya.
Hari ini, ulang tahun ke 18 Rama yang dihadiri oleh semua warga kampung dan kekasih di sekolahnya, Felicia. Acara yang diadakan oleh pak Mono selaku orang tua dari Shintya berlangsung sangat meriah sampai akhirnya datang tim khusus polisi yang menggerebek kampung mereka untuk menangkap Boy dan kawan-kawan. Terjadilah baku tembak antara Boy dan kawan-kawan dan pihak kepolisian. Sementara itu, pak Mono mengevakuasi orang-orang lain yang menjadi tamu dalam acara ulang tahun Rama agar tidak terkena tembakan yang terjadi.
Setelah kejadian baku tembak tersebut, Boy dan teman-temannya ditangkap dan ditahan di kepolisian. Pak Mono bersama Rama datang ke kantor polisi untuk mencoba membebaskan Boy dan teman-temannya dan mengungkit kerja sama antara mereka dan kepolisian. Namun, mereka malah mendapatkan perlakuan buruk karena uang yang mereka bawa kurang untuk menebus Boy dan teman-temannya.
"Lihat mereka nak, mereka belagu karena mereka berseragam. Makanya kami pengen kamu berpendidikan tinggi supaya bisa menjatuhkan mereka dan membuat bisnis kita semakin berkembang." Ujar pak Mono.
"Siap pak." Jawab Rama.
Pak Mono dan Rama kembali ke kampung dan memberi kabar bahwa Boy tak bisa bebas dari penjara. Semua warga merasa marah dan ingin menyerang kantor polisi. Namun, pak Mono selaku tetua kampung mencegah mereka dan memberikan arahan agar mereka tetap bersabar.
"Bersabarlah semuanya. Kita masih punya Rama yang akan membalaskan semuanya." Ujar pak Mono.
"Mau ngandelin Rama? Dia aja pacaran mulu." Jawab Budi, saudara Boy.
"Halah kamu juga pacaran. Dia itu harapan kita karena dia satu-satunya orang berpendidikan disini selain putriku Shintya. Mereka berdua bakal jadi masa depan yang baik buat bisnis kita." Ujar pak Mono.
Rama hanya menyimak percakapan para petinggi geng narkoba kampung yang sedang membahas tentangnya. Rama menjadi meragukan bahwa ia bisa memenuhi harapan para warga kampungnya. Shintya sebagai sahabatnya menghibur Rama yang sedang bimbang mendengar obrolan petinggi geng.
"Udah, jangan pikirin omongan bapakku sama orang-orang kampung. Nikmatin aja masa muda kita." Ujar Shintya.
"Tapi kayanya bener omongan mereka, aku pacaran mulu. Dari Anisa, Dinda terus Felicia. Kalo dikumpulin mungkin mantanku udah setara geng The Warriors." Jawab Rama.
"Wuis ngerinya. Lagian kamu sih playboy banget." Ujar Shintya.
"Aku cuma nyari yang cocok, dan sekarang udah cocok sama Feli." Jawab Rama.
"Eh, ngomong-ngomong soal Felicia, kamu udah ngabarin dia tentang keadaan kamu sekarang?" Tanya Shintya.
"Astaga aku lupa." Jawab Rama.
"Istighfar Rama, Astaghfirullah bukan Astaga." Ujar Shintya mengingatkan.
"Iya iya astaghfirullah." Jawab Rama.
Rama langsung membuka ponselnya dan menelpon pacarnya Felicia. Namun, Felicia tak mengangkat teleponnya dan Rama memutuskan untuk langsung ke rumah Felicia untuk memberitahu keadaannya saat ini.
"Aku pergi dulu." Ujar Rama.
"Hati-hati." Pesan Shintya.
Rama mengendarai motor klasik warisan orang tuanya menuju ke rumah Felicia. Terlihat lampu jalanan di komplek perumahan Felicia menerangi jalanan yang sunyi. Saat sampai di depan gerbang rumah Felicia yang mewah, lampu jalanan yang menerangi jalan tersebut menghilang. Keadaan gelap dan sunyi menghiasi rumah Felicia yang berdesain mewah dengan marmer putih khas orang kaya raya. Namun, memang rumah tersebut minim penerangan karena orang tua Felicia juga seorang bandar narkoba. Itulah mengapa Rama dan Felicia bisa saling jatuh cinta.
Rama mengetuk pintu rumah Felicia. Suara ketukan itu terdengar begitu keras karena suara di sekitarnya sangat sunyi. Namun, tak ada sahutan dari dalam rumah menandakan bahwa Felicia dan keluarganya sedang tidak ada di rumah. Tiba-tiba, ada suara mobil yang terdengar disertai dengan lampu mobil yang menyinari gerbang rumah Felicia yang terbuka. Ternyata, yang datang adalah Felicia. Namun, ia bersama dengan pria lain.
~~~
Pak Mono memanggil Shintya dan mengungkapkan keinginannya menjodohkan Shintya dengan Rama. Pak Mono senang melihat Rama yang memiliki attitude baik dan memiliki pemikiran yang cerdas. Bahkan, ia adalah satu-satunya remaja di kampung itu yang tak pernah menyentuh rokok maupun narkoba meskipun Rama ikut dalam bisnis haram tersebut. Namun, Shintya menolak perjodohan itu dengan alibi bahwa Rama mencintai Felicia.
"Dimana-mana Rama itu sama Sinta, bukan Felicia. Nama kamu kan Shintya, mirip-mirip lah sama Sinta." Ujar pak Mono.
"Bapak ini ada ada aja deh." Jawab Shintya.
"Tapi itu yang jadi keinginan orang tuanya Rama sebelum mereka meninggal. 'Rama harus menemukan Sintanya'. Dan bapak suka sama Rama. Dia itu berkarakter dan bapak yakin kamu juga suka kan sama Rama?" Tanya pak Mono.
"Apa sih pak. Aku masih remaja, ga baik cinta-cintaan." Jawab Shintya mengalihkan pembicaraan.
"Iya bener itu. Coba kamu ingetin Rama biar ikutin kamu ga pacaran mulu." Ujar pak Mono.
"Iya pak." Jawab Shintya.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Crime
ActionMuhammad Alif Ramadhan alias Rama, bukan Ramayana hanyalah remaja yang hidup diantara dunia romansa dan kriminal. ia terlahir di kampung penuh kriminal dan jatuh cinta bagai pahlawan. Namun, patah hati membuatnya menjadi kriminal sebelum akhirnya ia...