Kejar-kejaran terjadi di sepanjang jalan Gub H. Ahmad Bastari melintasi jalan Mayjen H. M. Ryacudu dan berakhir di jalan Jendral Sudirman setelah pada akhirnya polisi kehilangan jejak kendaraan Rama yang melaju begitu cepat. Rama yang berhasil selamat dari kejaran polisi langsung mencari arah jalan pulang melalui jalan Jendral Basuki Rahmat dan melewati banyak jalan hingga melewati jembatan Musi IV dan kembali ke rumahnya. Ia kemudian menelepon Kombes pol Tio Nugroho untuk mengetahui mengapa ia dikejar-kejar oleh pasukan polisi padahal ia memang ditugaskan untuk menghabisi Joe Law.
"Halo pak." Sapa Rama.
"Halo Rama, ada apa?" Tanya Kombes pol Tio Nugroho.
"Misiku selesai, tapi kenapa anggotamu mengejarku?" Rama bertanya balik.
"Anggotaku mengejarmu? Sepertinya itu adalah antek-antek Kompol Beto." Jawab Kombes pol Tio Nugroho.
"Bukankah Kompol Beto sudah kau tangkap dan seharusnya tidak bisa memberikan perintah?" Tanya Rama.
"Sepertinya ada orang lain yang terlibat dan berada di belakang Kompol Beto." Jawab Kombes pol Tio Nugroho.
"Benar pak. Apakah kita perlu melakukan penyelidikan lagi?" Rama bertanya lagi.
"Bukan kita, tapi kami. Tugasmu selesai dan jalani saja hidupmu seperti biasa setelah ini." Jawab Kombes pol Tio Nugroho.
~~~
Persidangan atas kasus pembunuhan terhadap AKP Remon dan Budi dimulai. 7 terpidana yang terlibat langsung dalam pembunuhan di sidang satu persatu dan ketujuh pelaku mendapatkan hukuman penjara seumur hidup karena pasal berlapis yaitu pembunuhan dan perdagangan narkotika. Sedangkan Kompol Beto yang merupakan pimpinan mereka hanya mendapatkan hukuman 12 tahun penjara karena tak terbukti terlibat dalam kasus pembunuhan dan hanya terlibat dalam kasus suap dan pengedaran narkoba dan hakim Darma divonis bebas karena tak ada sedikitpun bukti yang mengarah atas keterlibatannya terhadap kejahatan apapun.
"Hasil sidang ini kurang memuaskan, tapi itulah yang harus kita terima." Ujar Irjen pol Djoko pada Kombes pol Tio.
"Siap iya pak. Setidaknya nama kepolisian akan sedikit lebih bersih setelah ini." Jawab Kombes pol Tio Nugroho.
2 tahun kemudian...
Banyak yang telah berubah setelah 2 tahun. Rama sudah hampir menyelesaikan kuliahnya karena saat ini ia berada di semester 7. Kampung Lima yang menjadi tempat tinggal Rama pun sudah tak menjadi sarang narkoba lagi meskipun ada sedikit warganya yang masih melakukan perdagangan narkoba. Hal itu diketahui oleh Rama karena secara diam-diam ia masih tetap memantau tentang kasus kriminal yang terjadi di kota Palembang dan meretas sistem data kepolisian melalui bantuan teman sekamarnya, Aril yang merupakan ahli dalam peretasan situs.
"Kenapa kau ingin mengetahui informasi kasus kriminal di kepolisian?" Tanya Aril.
"Aku pernah bekerja sama dengan seorang polisi jujur dan mendapatkan fakta bahwa banyak sekali polisi yang korup dan belum dipenjara saat ini seperti yang terjadi pada Kompol Beto. Karena aku ingin menjadi polisi, aku ingin tahu siapa saja polisi-polisi korup di kotaku dan aku akan membereskan mereka semua." Jawab Rama.
"Tapi apakah bisa kau yang berasal dari kampung pecandu narkoba menjadi seorang polisi jujur?" Tanya Aril.
"Warga kampungku memang bertujuan untuk menjadikanku seorang polisi untuk mendukung bisnis narkotika mereka, tapi mendiang pak Mono ayahnya Sinta yang sudah seperti ayahku sendiri ingin aku jadi polisi jujur dan membasmi polisi korup serta membasmi pengendara narkoba terutama di kampungku." Jawab Rama.
"Dan tujuan hidupmu sendiri?" Aril bertanya lagi.
"Aku hanya ingin hidup dengan kedamaian hati karena selama ini selalu ada gejolak dalam hatiku yang membuatku tak pernah tenang dan gampang emosi jika ada orang yang mengusikku." Jawab Rama.
Bicara soal hidup tenang, Aril hanya bisa diam karena sampai saat ini hidupnya juga belum tenang padahal ia tak kekurangan apapun karena kedua orang tuanya kaya raya dan keluarganya pun bahagia.
"Aku ga bisa bilang apapun soal ketenangan hidup. Menurutku kita ga akan pernah tenang di dunia ini walaupun kita sudah punya segalanya. Jadi, coba kau cari tujuan hidupmu yang lain." Saran Aril.
Rama hanya mengangguk dan fokus untuk membaca informasi yang telah ia dapatkan setelah Aril berhasil meretas situs kasus kepolisian. Dan Rama dikejutkan ketika kasus Kompol Beto dianggap selesai dan hukuman terhadap Kompol Beto dihapus.
"Apa? Kompol Beto bebas?" Rama terkejut membaca laporan itu.
"Hah?" Tanya Aril yang kebingungan.
"Ini, polisi yang ditangkap 2 tahun lalu karena kasus suap dan pengedaran narkoba dibebaskan padahal baru 2 tahun masa hukuman." Jawab Rama.
"Nah terus?" Tanya Aril yang masih tidak mengerti.
"Seharusnya ia dibebaskan 10 tahun lagi. Pasti ada seorang petinggi polisi yang membebaskannya." Jawab Rama.
"Terus kamu mau berbuat apa?" Aril bertanya lagi.
"Aku mau menghubungi Brigjen pol Tio Nugroho." Jawab Rama.
"Jangan." Tahan Aril.
"Kenapa Ril?" Tanya Rama.
"Kau tau kan sekarang Brigjen pol Tio Nugroho jadi wakapolda dari Irjen pol Djoko? Kenapa saat dia jadi wakapolda Kompol Beto bisa bebas? Ada sesuatu yang mencurigakan." Jawab Aril.
"Kau benar juga. Ada sesuatu yang mencurigakan."
Rama dengan bantuan Aril kembali membaca-baca data kriminal kepolisian dan melihat bahwa 7 terdakwa pembunuhan AKP Remon dan Budi yang dihukum seumur hidup sudah dibebaskan. Hal itu membuat kecurigaan Rama terhadap Brigjen pol Tio Nugroho semakin besar dan ia semakin tak sabar untuk menjadi seorang polisi.
"Aku semakin tak sabar untuk menjadi seorang polisi dan membabat habis mereka semua." Ujar Rama.
"Maaf bila ini merusak mood mu. Aku hanya ingin bertanya bagaimana dengan janjimu untuk menikahi Sinta setelah wisuda?" Tanya Aril.
"Aku akan menepati janji itu dengan melamar Sinta saat wisuda dan aku akan menikah dengannya setelah menyelesaikan pendidikan kepolisianku." Jawab Rama.
"Apakah dia akan sabar menunggumu?" Tanya Aril.
"Aku sudah berbicara padanya soal ini dan dia mengatakan padaku akan selalu menungguku kapanpun." Jawab Rama.
"Luar biasa sekali, Rama dan Sinta menjadi nyata di kampus ini." Ujar Aril.
~~~
Hari ini adalah hari ulang tahun Sinta yang ke 21. Ia merayakan ulang tahunnya bersama teman-temannya. Rama tampak tak hadir pada acara ulang tahun Sinta hari ini. Bahkan Shintya mengatakan pada Sinta bahwa Rama tidak dapat hadir dan menitipkan hadiah untuk Sinta padanya. Sinta sedikit sedih karena Rama tak hadir dalam momen pentingnya. Namun, ia bahagia karena Rama memberikan hadiah yang begitu istimewa yaitu sebuah gamis yang begitu indah dengan secarik kertas yang berisikan kata-kata indah.
"Untukmu Sintaku. Maaf, aku tak bisa hadir pada acara ulang tahunmu hari ini. Namun, ku mohon pakailah kado indah dariku ini dalam acara ulang tahunmu dan anggap aku ada di sampingmu setelah kamu memakai hadiah pemberianku. Sekali lagi maafkan aku yang tak bisa hadir dalam acara ini. Namun cintaku selalu hadir untukmu dan jiwaku akan selalu ada bersamamu."
Sinta tersenyum lebar membaca secarik kertas yang berisi kata-kata indah dari Rama yang memang tak pernah gagal untuk memenangkan hati wanita. Namun, yang masih jadi pertanyaan adalah kemanakah Rama?
Bersambung...
![](https://img.wattpad.com/cover/369199953-288-k985342.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Crime
ActionMuhammad Alif Ramadhan alias Rama, bukan Ramayana hanyalah remaja yang hidup diantara dunia romansa dan kriminal. ia terlahir di kampung penuh kriminal dan jatuh cinta bagai pahlawan. Namun, patah hati membuatnya menjadi kriminal sebelum akhirnya ia...