Rama yang sedang menenangkan Shintya bersama Sinta dipanggil oleh dewan kampus untuk menyelesaikan permasalahan antara dirinya dan Dzaky. Hal ini terjadi atas laporan pak Azizul, sang ayah dari Dzaky. Ia mengatakan bahwa putranya telah disiksa habis-habisan dan ia tak menjelaskan bahwa putranya disiksa karena ingin melakukan pelecehan. Untungnya, dewan kampus tidak buta dengan apa yang terjadi meskipun ia tak berlaku adil.
"Muhammad Alif Ramadhan, kau akan mendapatkan skorsing selama satu pekan. Dan menimbang apa yang kamu lakukan adalah pembelaan diri untuk membantu seseorang, maka semua beasiswa yang kamu dapatkan tidak akan dicabut sedikitpun dan kau hanya mendapatkan skorsing selama satu pekan serta tak boleh terlihat di area kampus ataupun asrama selama masa skorsing." Ujar dewan kampus.
"Baik terima kasih pak. Izin bertanya, apa hukuman untuk Dzaky yang telah melakukan tindakan tidak terpuji ini?" Tanya Rama.
Dewan kampus hanya terdiam tak memberi jawaban sedikitpun. Rama menyadari bahwa diamnya dewan kampus adalah karena rasa takutnya terhadap pak Azizul yang merupakan seorang rektor dan saudara seorang gubernur.
"Baiklah, ternyata keadilan juga tidak ditegakkan di tempat yang seharusnya menjadi tempat kita untuk belajar menegakkan keadilan. Aku akan terima semua hukuman yang diberikan padaku. Tapi ingat, jika si pria hidung belang ini ataupun pria hidung belang lainnya mengganggu dan merendahkan wanita di kampus ini, aku tak akan segan-segan mencincang daging mereka, termasuk untuk kalian pak dewan kampus dan pak rektor." Tegas Rama.
Rama langsung pergi meninggalkan ruangan rektorat dan pergi meninggalkan kampus tanpa membawa barang apapun melainkan hanya pakaian dan uang yang ia simpan di saku celananya. Hal ini malah ia jadikan momentum untuknya menemukan Coki dan Egi yang berhasil lepas dari tangkapan Kombes pol Tio Nugroho. Harapannya adalah, kedua orang warga kampungnya itu akan membantu untuk mengungkapkan kebobrokan sistem kepolisian karena sekelas Kapolresta seperti Kompol Beto dan seorang hakim seperti Hakim Darma bekerja untuk uang bukan untuk rakyat ataupun untuk keadilan.
"Hai." Sapa Rama.
"Rama?"
Coki dan Egi terkejut melihat kedatangan Rama.
"Kenapa kau kemari?" Tanya Coki.
"Untuk menegakkan keadilan pada kak Budi." Jawab Rama.
"Apa maksudmu?" Tanya Egi.
"Kalian jangan berpura-pura!" Tegas Rama.
"Kau jangan ikut campur urusan kami." Jawab Coki.
"Aku harus ikut campur jika berkaitan dengan kampungku!" Ujar Rama.
"Halah bacot!"
Coki dan Egi menyerang Rama secara bersamaan. Mereka mengeroyok Rama yang tampaknya tak melawan sedikitpun. Dalam waktu 5 menit, polisi tiba dan Rama akhirnya bangkit untuk melumpuhkan Coki dan Egi. Ia melumpuhkan kedua orang itu hanya dengan sekali serangan yang telah ia pelajari dari mendiang pak Mono dan mendiang Budi. Polisi pun menangkap Coki dan Egi yang telah dilumpuhkan oleh Rama. Kombes pol Tio Nugroho datang bersama sekumpulan polisi itu dan berkomunikasi dengan Rama karena ia mengetahui bahwa Rama adalah pembunuh dari Felicia.
"Kau adalah warga kampung Lima yang merupakan mantan pacar dari mendiang putri Joe Law kan?" Tanya Kombes pol Tio Nugroho.
"Iya, ada apa pak?" Rama bertanya balik.
"Aku mengetahui kau adalah pelaku pembunuhan Felicia dan teman prianya, Paul. Sayangnya tak ada laporan tentang kasusmu yang membuat kami bisa mempidanakan dirimu. Karena itu, kami butuh kau untuk membantu kami menjadi eksekutor Joe Law." Jawab Kombes pol Tio Nugroho.
"Maaf pak, aku tak bisa melakukan hal itu lagi. Aku sudah berjanji untuk tidak melakukan kejahatan apapun lagi." Ujar Rama.
"Aku tak ingin kau melakukan ini karena kejahatan, tapi karena untuk menyelamatkan generasi muda dari kecanduan narkoba." Jawab Kombes pol Tio Nugroho.
~~~
Sinta menemani Shintya yang masih dalam keadaan trauma. Ia memberikan banyak perhatian yang tulus dan membuat Shintya merasa senang bahwa kali ini Rama mencintai orang yang tepat.
"Kau tau, aku sebenarnya tidak cemburu dengan kedekatan dirimu dan Rama. Aku sudah seperti seorang adik bagi Rama dan sebagai seorang adik aku tak ingin kakakku mendapatkan seorang wanita yang hanya bisa menyakitinya." Ujar Shintya.
"Tapi Rama pernah bilang, ayahmu tiada karena melindunginya dari sebuah kasus kriminal, kasus apakah itu?" Tanya Sinta.
"Bapak meninggal setelah melindungi Rama dan kampung kami dari serangan mafia. Mafia itu menyerang kami karena Rama menghabisi putri pimpinan mafia yang merupakan pacarnya Rama saat itu." Jawab Shintya.
"Hah? Pembunuhan? Rama? Melakukan pembunuhan? Dan membunuh anak mafia?" Sinta bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi.
"Jadi awalnya..."
Shintya menceritakan kisah Rama yang berpacaran dengan Felicia.
Semuanya dimulai ketika Rama dan Felicia bertemu di sebuah acara yaitu festival pelajar. Mereka yang berasal dari sekolah berbeda saling berkenalan karena sama-sama menjadi pembawa acara dalam kegiatan itu. Singkat cerita, Rama jatuh cinta pada Felicia dan mengungkapkan perasaannya secara langsung saat ia mengajak Felicia naik gunung. Felicia menerima cinta Rama karena ia tertarik pada Rama yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata dan yang terpenting adalah dia memiliki badan yang atletis.
Selama beberapa bulan, Rama dan Felicia menjalin hubungan yang romantis. Namun, Felicia adalah orang yang friendly dan selalu dekat dengan banyak pria yang membuat hati Rama selalu sakit. Sayangnya, Rama terlalu bucin sehingga tak melihat bumbu-bumbu perselingkuhan antara Felicia dan Paul. Dan saat ia menyadari hal itu, ia langsung membunuh Felicia dan Paul.
"Kenapa Rama bisa sebucin itu sama cewe sedangkan pas sama aku dia biasa aja?" Tanya Sinta.
"Dulu dia pacaran dan dibodohi karena pacaran. Sekarang dia sadar hal itu tak baik dan dia tidak ingin mengulangi hal-hal seperti itu. Tapi, aku akan sedikit memberitahukanmu sesuatu. Dia sangat mencintaimu dan sudah menyiapkan sedikit banyaknya modal untuk mempersuntingmu." Jawab Shintya.
"Be-benarkah?" Tanya Sinta.
"Iya. Rama adalah orang yang tepat janji dan tunggu saja 2 tahun lagi." Jawab Shintya.
Sinta salah tingkah dan berguling-guling di kamar Shintya setelah mengetahui Rama begitu mencintainya. Shintya hanya bisa tersenyum bahagia melihat dua insan yang saling mencintai bisa bersatu meskipun harus mengorbankan cintanya yang begitu tulus pada Rama.
"Memang benar, jodoh Rama adalah Sinta, bukan Shintya."
"Hal yang paling membahagiakan sekaligus paling menyakitkan adalah ketika menyaksikan orang yang kita cintai bahagia bersatu dengan cinta sejatinya karena aku tapi cinta sejatinya bukanlah aku."
Dua kalimat itu menambah koleksi kata-kata buku harian Shintya yang memang 80% isinya adalah tentang Rama. Sementara itu, 20% sisanya adalah tentang mendiang sang ayah yang telah mengorbankan diri demi Rama. Ada sebuah kalimat di buku harian itu yang benar-benar menjadi harapan dan doa Shintya karena ia taruh kalimat itu di halaman paling depan.
"Aku ingin menyempurnakan diriku bersamamu Rama."
Bersambung...
![](https://img.wattpad.com/cover/369199953-288-k985342.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Crime
ActionMuhammad Alif Ramadhan alias Rama, bukan Ramayana hanyalah remaja yang hidup diantara dunia romansa dan kriminal. ia terlahir di kampung penuh kriminal dan jatuh cinta bagai pahlawan. Namun, patah hati membuatnya menjadi kriminal sebelum akhirnya ia...