"Aku adalah AKP Remon. Kau mungkin selalu melihatku di klub malam milikmu dan hari ini kau melihatku di ruangan dinasku. Tolong kerja sama atas semuanya atau kau akan berakhir seperti Jonathan, anak buahnya Joe Law." Ujar AKP Remon.
"Aku akan mengaku." Jawab Jojo.
Jojo mengakui kepada AKP Remon bahwa ia telah melakukan perdagangan narkoba di klubnya dan dilindungi oleh seorang petinggi polisi. Namun, ia tak menyebutkan nama Kompol Beto dan hanya menyebutkan nama AKP Ardi yang merupakan orang yang sebelumnya ditugaskan Kompol Beto untuk mencari AKP Remon.
"Apakah Kompol Beto tidak terlibat dalam kasus ini?" Tanya AKP Remon.
"Tidak pak." Jawab Jojo.
"Apakah kau berkata yang sebenarnya?" AKP Remon bertanya lagi.
"Aku dapat bersumpah atas kesaksianku." Jawab Jojo.
AKP Remon menendang tubuh Jojo. Pemuda 28 tahun itu terpental ke sisi lain ruang interogasi dan mengeluarkan darah dari mulutnya. Maklum saja, tendangan yang dilontarkan oleh AKP Remon tepat mengenai bagian bawah leher Jojo. Jojo yang terpental tak sadarkan diri dan langsung dibawa ke rumah sakit. Jojo berhasil diselamatkan dan AKP Remon berdiri persis di hadapan Jojo yang baru sadar dari komanya.
"Kau akan bertemu dengan Tuhan lain kali jika kau tidak jujur di hadapanku." Ancam AKP Remon.
"Bu-bunuh sa-saja a-aku. A-aku ti-tidak a-akan bu-buka mulut." Jawab Jojo.
AKP Remon mencabut tabung oksigen yang menjadi satu-satunya cara untuk Jojo bernapas dan membuatnya tiada setelah kehilangan napas beberapa saat. Ia kemudian memanggil dokter ketika Jojo telah dipastikan meninggal dunia. Ia memutuskan untuk menangkap AKP Ardi dengan harapan AKP Ardi akan buka suara jika Kompol Beto adalah dalang dari perdagangan narkoba ilegal ini. Namun, AKP Ardi tak membuka mulut sedikitpun dan akhirnya AKP Remon memutuskan untuk tetap melakukan penyelidikan di klub malam lainnya untuk mencari tersangka baru. Sayangnya, ia harus bertemu dengan Coki, satu dari 7 pelaku pengeroyokan Budi yang sudah siap untuk menyerang AKP Remon bersama 6 orang temannya.
"Hei polisi jujur." Sapa Coki.
"Kau datang sendiri untuk ditangkap?" Tanya AKP Remon.
"Tidak, aku hanya ingin memberitahukan padamu kalau kami ber 7 sudah pernah menghabisi orang yang telah mengganggu bisnis bos kami." Jawab Coki.
"Jadi?" AKP Remon bertanya lagi.
"Kami hanya ingin memberitahukan padamu bahwa nasibmu akan seperti orang itu." Jawab Coki.
"Coba saja kalau kalian bisa." Tantang AKP Remon.
~~~
6 bulan kemudian...
"Berita terkini, telah ditemukan jasad seorang pria terbujur kaku di rumah kosong tak berpenghuni. Diperkirakan jasad pria ini sudah berada di rumah kosong selama 6 bulan dan baru ditemukan warga dalam kondisi sebagian anggota tubuhnya hanya tersisa tulang belulang. Polisi masih menyelidiki penemuan mayat ini dan menduga ini adalah jasad Ajun Komisaris Polisi Remon Adianto yang menghilang sejak 6 bulan lalu. Kasat Reskrim Polda Sumatera Selatan, Kombes pol Tio Nugroho memgatakan bahwa AKP Remon Adianto menghilang sejak 6 bulan terakhir dan diketahui terakhir kali sedang bertugas untuk menangkap komplotan geng narkoba yang melakukan perdagangan di klub klub malam. Polisi akan melakukan tindakan tegas kepada klub malam tempat dimana AKP Remon terakhir terlihat jika benar jasad yang ditemukan adalah jasad milik AKP Remon."
Rama dan teman sekamar di asramanya, Aril terkejut melihat berita di televisi tentang penemuan mayat di rumah kosong yang kondisinya tidak utuh lagi. Aril sebagai anak yang terlahir dari keluarga kaya yang manja merasa jijik mendengar berita itu sedangkan Rama berpikir apakah pelaku yang membunuh AKP Remon sama dengan pelaku pembunuhan Budi sebelumnya.
"Kamu kayanya biasa aja liat berita ini?" Tanya Aril.
"Aku udah biasa liat kasus ginian di tempatku. Bahkan aku pernah liat yang lebih parah secara langsung." Jawab Rama.
"Iwhh! Kamu ga jijik sama sekali?" Tanya Aril.
"Awalnya iya, tapi setelah tau dunia sekejam itu ya dibiasain aja." Jawab Rama.
"Iya ya, dunia itu kejam banget." Ujar Aril.
"Betul. Dunia memang kejam. Kalau kita tidak memangsa, kita yang akan dimangsa." Jawab Rama.
Rama kemudian membuka laptopnya dan mencari informasi terperinci mengenai penemuan jasad yang diduga AKP Remon. Ia mengetahui bahwa AKP Remon terakhir kali terlihat di jalan sekitar jasad Budi ditemukan. Atas dasar itu, Rama akhirnya memutuskan untuk pergi ke klub malam milik Jojo. Ini adalah kesempatan bagus untuknya melakukan penyelidikan karena saat ini tidak ada perkuliahan dan mahasiswa mahasiswi asrama diperbolehkan untuk pulang ke rumah masing-masing jika ingin. Sebelum pulang dan melakukan penyelidikan, Rama meminjam sebuah topi dan jaket kulit milik Aril agar ia tidak dapat dilacak saat datang ke klub malam dan melakukan penyelidikan.
"Boleh minjem topi dan jaket kulit kamu ga?" Tanya Rama.
"Buat apa Ram?" Aril bertanya balik.
"Aku mau ketemu seseorang tapi ga ada baju bagus nih hehehe." Jawab Rama basa-basi.
"Oh pake aja. Kalo perlu buat kamu aja soalnya jaket ini kegedean di aku. Tapi topinya balikin soalnya itu topi kesayanganku." Ujar Aril.
"Makasih ya, nanti bakal aku balikin semua kok. Aku cuma mau minjem aja bukan minta." Jawab Rama.
Rama kembali ke rumahnya bersama Shintya. Namun, Rama langsung pergi lagi setelah sampai di rumah.
"Mau kemana kamu?" Tanya Shintya.
"Mau ketemu Sinta." Jawab Rama.
"Oh... Eh? Bukannya Sinta ga tinggal di kota ini?" Tanya Shintya.
"Hahaha iya, aku bercanda aja." Jawab Rama sambil tertawa setelah melihat ekspresi Shintya yang sedikit syok.
"Serius ih kamu mau kemana?" Shintya bertanya lagi.
"Aku mau ketemu Aril, mau balikin jaket sama topi dia yang aku pinjem dengan alasan mau ketemuan sama seseorang." Jawab Rama.
"Tapi kamu belum ketemu siapa-siapa, kok udah mau dibalikin?" Tanya Shintya.
"Udah ketemu orangnya kok." Jawab Rama.
"Hah? Siapa?" Tanya Shintya kebingungan.
"Kamu." Jawab Rama.
"Iiihhh kamu mahh." Gerutu Shintya.
"Udah ya aku pergi dulu." Jawab Rama berpamitan.
Rama langsung menuju ke jalan tempat jasad Budi ditemukan. Ia tak menemukan petunjuk apapun disana kecuali lokasi itu dekat dengan klub malam milik Jojo. Klub malam itu masih beroperasi hingga kini meskipun Jojo — sang pemilik klub malam telah meninggal dunia. Rama yang curiga ada sesuatu yang aneh dari klub malam itu memutuskan untuk masuk ke dalam klub malam dan berpura-pura ikut berpesta bersama para pria hidung belang dan wanita jalang sembari mengawasi keadaan sekitar. Ia harus berpura-pura berdansa dengan seorang remaja wanita seusianya sembari memandangi keadaan sekitar. Dan ya, setelah beberapa saat Rama mengintai, ia melihat seorang pria bertubuh tinggi yang wajahnya tak asing dalam benaknya. Orang itu tak lain dan tak bukan adalah Egi, satu dari 7 orang yang harusnya dipenjara bersama Boy namun mendadak menghilang.
"Oh ternyata mereka dalangnya." Ujar Rama.
Bersambung...
![](https://img.wattpad.com/cover/369199953-288-k985342.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Crime
ActionMuhammad Alif Ramadhan alias Rama, bukan Ramayana hanyalah remaja yang hidup diantara dunia romansa dan kriminal. ia terlahir di kampung penuh kriminal dan jatuh cinta bagai pahlawan. Namun, patah hati membuatnya menjadi kriminal sebelum akhirnya ia...