Bab 16

20 5 0
                                    

Perayaan ulang tahun ke 21 Sinta malam hari ini terasa sangat sunyi. Meskipun ada canda tawa yang terjadi. Dalam hati Sinta tetap sepi karena tak ada orang-orang tersayangnya di perayaan ulang tahunnya kali ini. Ia memang sudah melewatkan 3 tahun ulang tahunnya dengan tanpa orang tuanya. Namun, Rama selalu menemaninya sebagai orang yang ia sayangi. Ia pun teringat bagaimana momen-momen Rama membuatnya jatuh cinta.

Pertemuan pertama mereka memang sedikit mengejutkan karena seorang Sinta bertemu dengan Rama. Baik Rama maupun Sinta sudah saling mengagumi sejak awal dan membuat mereka mudah menjadi teman. Rama adalah seorang playboy yang sering gonta-ganti pacar saat sekolah. Ia dengan mudah jatuh cinta dengan Sinta dan selalu mendekati Sinta. Sementara Sinta yang tak pernah merasakan bagaimana rasanya pacaran tidak merasakan seperti apa yang Rama rasakan. Sinta baru jatuh cinta pada Rama saat Rama menolongnya dari pelecehan verbal yang dilakukan oleh para mahasiswa senior di kampusnya. Sejak saat itu, Sinta yang sebelumnya hanya tertarik berteman dengan Rama menjadi tak bisa jauh dari Rama.

Meskipun mereka saling jatuh cinta, baik Rama ataupun Sinta tak saling mengungkapkan perasaan secara langsung karena tak ingin merusak hubungan baik mereka sebagai teman. Apalagi Rama sudah tak mau berpacaran lagi dan Sinta tak pernah tahu rasanya berpacaran. Barulah ketika Sinta cemburu melihat Rama yang dekat dengan Shintya meminta kepastian kepada Rama mengenai hubungan mereka. Akhirnya, Rama memulai komitmen dan berjanji untuk menikahi Sinta setelah lulus kuliah.

"Hei, kenapa kau melamun? Mikirin Rama ya?" Tanya Shintya.

"Ga ada apa-apa kok. Aku cuma sedih Rama ga datang di acara ulang tahunku hari ini." Jawab Sinta.

"Rama pasti akan datang." Ujar Shintya.

"Hah? Maksudnya?" Tanya Sinta.

Terdengar suara mesin mobil yang memasuki area asrama kampus. Sinta tak asing dengan mobil yang datang itu dan terkejut saat melihat orang yang keluar dari mobil itu.

"Ibu? Ayah?"

Sinta terkejut kedua orang tuanya datang di acara ulang tahunnya. Tak lama kemudian, datanglah Rama dengan motor klasik miliknya.

"Rama?"

Rama hanya tersenyum melihat Sinta kaget dengan apa yang terjadi. Sinta memeluk kedua orang tuanya dan bertanya bagaimana mereka bisa hadir di ulang tahun Sinta hari ini.

"Kok ibu dan ayah bisa disini? Bukannya ongkos kesini mahal?" Tanya Sinta.

"Ibu dan ayah bisa datang kesini berkat temanmu itu. Dia menelpon kami 2 bulan lalu dan mengabari bahwa dia akan menjemput kami untuk pergi bersama merayakan ulang tahunmu. Dan dia yang membiayai semuanya. Bahkan ibu dan ayah bakal tinggal di kota ini sampai kamu wisuda karena kata temen kamu ada sesuatu yang bakal dikasih ke kamu pas wisuda." Jawab ibu Sinta.

Sinta menatap Rama dan tak kuasa menahan tangisnya. Ia memeluk Rama dan mengucapkan banyak terima kasih pada Rama karena telah memberikannya kebahagiaan sebesar ini.

"Aku gatau mau bilang apa lagi. Kamu bener-bener buat aku bahagia banget malam ini. Mungkin yang cuma bisa aku bilang sekarang banyak-banyak makasih ke kamu yang udah nemenin aku selama ini dan buat aku selalu bahagia. Aku mencintaimu." Ujar Sinta.

Rama membalas pelukan Sinta setelah ia mendapatkan izin dari ayah Sinta.

"Aku juga mencintaimu Sinta." Jawab Rama.

~~~

Kompol Beto berkumpul dengan 7 anak buahnya yang telah dibebaskan dari penjara oleh seorang pria misterius yang merupakan petinggi polisi.

"Ketua, apa tugas kami kali ini?" Tanya Kompol Beto.

"Kalian masih berstatus tahanan bagi orang-orang awam. Kalian dibebaskan karena kalian dibutuhkan untuk misi kali ini. Misi ini bisa saja dilakukan oleh polisi-polisi di luar sana yang merupakan bawahan kita. Namun, ku rasa kalian sudah cukup mengetahui tentang target kita yang membuat kalian semua dipenjara. Misi kalian kali ini adalah menemui seorang mantan mafia yang telah menyimpan dendam lama pada pria itu dan membawa mantan mafia itu untuk menghabisi pria itu." Jawab pria misterius itu.

"Siapa mantan mafia itu ketua?" Tanya Coki.

"Kalian temui saja dia di pinggiran sungai Musi satu jam lagi untuk mengetahui siapa dia." Jawab pria misterius itu.

"Siap ketua."

Kompol Beto, Coki, Egi dan 5 orang lainnya langsung menuju pinggiran sungai musi untuk menemui mantan mafia yang akan menghabisi seorang pria yang membuat mereka di penjara. Hal itu mereka lakukan karena jarak tempat persembunyiannya saat ini ke tempat tujuan mereka adalah sekitar 45 menit. Dan setelah 45 menit perjalanan, mereka akhirnya sampai di pinggiran sungai Musi dan menunggu kedatangan mantan mafia yang akan bekerja sama dengan mereka.

"Siapa sih sebenarnya orang yang ingin kita temui?" Tanya Egi.

"Gatau tuh ketua ga ngasih info apa-apa." Jawab Coki.

"Udah diem, kita tunggu saja dia." Ujar Kompol Beto.

Setelah 15 menit, orang yang mereka tunggu akhirnya datang.

"Halo semuanya. Namaku Bobby, orang yang kalian tunggu." Ujar mantan mafia yang bernama Bobby.

"Kau sangat tepat waktu sekali." Ujar Kompol Beto.

"Tentu, tugasku sudah selesai tepat pada waktunya." Jawab Bobby.

"Tugas apa?" Tanya Kompol Beto.

"Menghabisi hakim yang mempidanakan kalian." Jawab Bobby.

"Kami ucapkan terima kasih atas apa yang kau lakukan. Lalu, apa yang harus kami lakukan untukmu?" Tanya Coki.

"Tunggu 1 tahun lagi. Aku ingin kalian menghabisi Rama." Jawab Bobby.

"Kenapa harus 1 tahun lagi?" Tanya Egi.

"Kasus kalian akan dikaji ulang dan hakim Darma serta ketua kalian akan berusaha dengan keras agar kalian dapat bebas dari segala tuduhan dan bisa hidup dengan tenang tanpa harus bersembunyi lagi." Jawab Bobby.

"Lalu, apa tugas kami?" Tanya Kompol Beto.

"Coki, Egi dan kalian ber 5 akan menculik salah satu orang tersayang Rama. Setelah itu hubungi dia agar menyelematkan orang tersayangnya dengan menghadapi kalian langsung. Setelah itu habisi saja dia." Jawab Bobby.

"Lalu tugasku apa?" Tanya Kompol Beto.

"Kau tangkap mereka bertujuh agar dapat memulihkan nama baikmu sebagai seorang polisi. Dan setelah itu mereka bertujuh akan dibebaskan lagi karena akan ada laporan palsu bahwa Rama kecelakaan." Jawab Bobby.

"Baik, akan kami laksanakan tugasmu." Ujar Kompol Beto.

Kompol Beto menyuruh Coki dan teman-temannya pergi terlebih dahulu agar tak menimbulkan kecurigaan masyarakat sekitar tentang mereka yang sedang berkumpul. Sementara Kompol Beto melanjutkan pembicaraannya dengan Bobby.

"Kau pasti punya rencana rahasia yang tak kau ceritakan pada mereka." Ujar Kompol Beto.

"Kau benar pak. Mereka juga warga kampung Lima dan mereka harus mati bersama Rama. Aku yakin mereka akan kalah melawan Rama dan kau akan menghabisi Rama dengan sekali tembakan saja setelah ia tak mampu untuk melawan." Jawab Bobby.

"Ada dendam apa kau dengan warga kampung Lima?" Tanya Kompol Beto.

"Aku hanya dendam pada Raji, ayahnya Rama yang telah menghabisi kakakku, Robby. Aku sudah menghabisi Raji. Namun, aku tak akan puas jika seluruh warga kampung Lima tidak menderita." Jawab Bobby.

"Lalu, siapa orang tersayang Rama yang akan kau culik?" Kompol Beto bertanya lagi.

"Orang yang berteman baik dengannya dan sebenarnya dia adalah orangku." Jawab Bobby.

Bersambung...

Love In CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang