Bab 10

28 5 0
                                    

Rama memutuskan untuk pergi dari klub malam itu setelah mengetahui bahwa teman-teman yang juga warga kampungnya ternyata berkhianat. Ia kemudian pergi ke rumah Aril dan mengembalikan jaket dan topi yang ia pinjam tadi.

"Cepet banget kamu balikin jaket sama topinya." Ujar Aril yang terkejut ada Rama yang datang ke rumahnya.

"Kebetulan aku udah ketemuan sama orang yang ku bilang tadi, jadi langsung ku balikin jaket dan topimu biar ga lupa." Jawab Rama.

Aril mencium bau di jaketnya dan ia mencium bau parfum wanita yang sangat mencolok.

"Kamu abis pelukan sama cewe ya?" Tanya Aril.

"Iya hehehe, demi misiku." Jawab Rama.

"Misi? Jadi kamu ketemuan dan pelukan sama cewe itu misi?" Tanya Aril.

"Aku punya misi rahasia yang ga bisa ku ceritain ke kamu. Intinya, aku meluk wanita itu karena aku ingin mengawasi ruang sekitar klub malam. Dan supaya aku tidak dicurigai, aku harus berdansa dengan seorang wanita malam." Jawab Rama.

"Ajak-ajak lah bro misinya. Pengen juga meluk cewe nih hehehe." Gurau Aril.

"Kamu pengen juga dikeroyok orang sampe meninggal kalo kamu ketauan?" Tanya Rama.

"Eh ga jadi deh, takut hahaha." Jawab Aril.

"Yaudah aku pulang dulu." Pamit Rama.

Rama kembali ke rumahnya dan memutuskan untuk tidur di teras setelah melihat pintu rumahnya telah terkunci dan tak tega bila membangunkan Shintya dan bu Mira yang sepertinya sudah tertidur pulas.

Keesokan paginya, Rama yang sudah bangun sejak subuh dan baru pulang dari masjid setelah melaksanakan sholat subuh menyaksikan bahwa pintu rumahnya masih tertutup. Rama akhirnya memutuskan untuk mengetuk pintu rumahnya dan meminta Shintya ataupun bu Mira yang berada di dalam rumah. Setelah 3 kali mengetuk, akhirnya Shintya membukakan pintu dan terkejut Rama baru pulang setelah semalaman menghilang.

"Kamu baru pulang Ram?" Tanya Shintya.

"Aku udah pulang sejak semalem." Jawab Rama.

"Tapi kok kamu baru ketuk pintu sekarang?" Shintya bertanya lagi.

"Aku ga mau ganggu kalian tidur. Jadi aku mutusin tidur di luar rumah sekalian ngobrol sama nyamuk." Jawab Rama.

"Tapi aku sama ibu ga tidur semaleman nungguin kamu dateng." Ujar Shintya.

Rama memang mematikan mesin motornya ketika ia hampir sampai ke rumahnya karena menganggap bahwa Shintya dan bu Mira sudah tidur dan tak ingin mengganggu mereka.

"Hmm, maafin aku ya karena bikin kalian khawatir dan malah ga ketuk pintu pas pulang." Ujar Rama meminta maaf.

"Yaudah gapapa. Lain kali walaupun kamu pulang malem tengah tetep ketuk pintu. Ibu khawatir banget sama kamu sampe sekarang akhirnya telat bangun." Jawab Shintya.

"Emangnya kamu ga khawatir?" Goda Rama.

Shintya salah tingkah setelah Rama menanyakan hal itu untuk menggodanya.

"Ah kamu mah bercanda mulu." Jawab Shintya dengan ekspresi senyum salah tingkah.

"Yaudah aku boleh masuk belum?" Tanya Rama.

"YE KALO MAU MASUK YA TINGGAL MASUK." Jawab Shintya kesal.

~~~

Kombes pol Tio Nugroho memberikan keterangan baru kepada awak media tentang penemuan jasad yang tidak utuh di rumah kosong. Ia mengatakan bahwa benar itu adalah jasad milik AKP Remon Adianto dan kepolisian akan menyelidiki kasus ini setuntas mungkin dan menangkap para pelaku yang melakukan pembunuhan ini kepada AKP Remon. Selain itu, ia juga berkata bahwa ia akan membuka kembali kasus kematian Budi karena dinilai mencurigakan setelah ada email misterius dari seseorang yang mengatakan bahwa Budi dibunuh.

Kombes pol Tio Nugroho mendatangi Polrestabes Palembang dan memeriksa status Kapolresta Palembang Kompol Beto Rogerio sebagai terduga dalang dari pembunuhan terhadap Budi dan AKP Remon. Hal itu dilakukan oleh Kombes pol Tio setelah melihat rekam jejak kasus kematian Budi yang dikatakan tewas tabrak lari. Namun, ia tak menemukan bukti lebih lanjut tentang keterlibatan Kompol Beto dalam kasus itu. Namun, Kombes pol Tio mengatakan bahwa Kompol Beto kini berada dalam pengawasan petinggi kepolisian.

Mengetahui dirinya diawasi, Kompol Beto memutuskan untuk menyerahkan tanggung jawab bisnis yang sedang ia lakukan bersama Joe Law kepada Coki, salah satu dari 7 warga kampung Lima yang menjadi anak buahnya.

"Aku sedang dalam pengawasan ketat oleh petinggi kepolisian. Jadi, untuk sementara yang akan menghandle bisnismu di Indonesia adalah bawahanku, Coki. Kami sedang berada dalam bahaya karena seorang polisi jujur yang sekarang sudah kami bungkam. Sayangnya, kematiannya pun masih membuat kami kembali dalam bahaya." Ujar Kompol Beto.

"Aku tidak peduli apapun yang kau katakan. Yang terpenting adalah bisnisku tetap jalan dan jika ada yang terhambat, kau akan habis." Ancam Joe Law.

Sementara itu, Kombes pol Tio Nugroho menugaskan seorang petugas dari Badan Intelijen Negara yang bertanggung jawab langsung padanya untuk memata-matai pergerakan Kompol Beto seketat mungkin dan mencoba mencari tahu lebih dalam siapa saja yang terlibat dalam kasus besar ini. Petugas ini adalah agen internasional yang mengajak AKP Remon untuk bergabung di tim intelijen Negara. Namanya adalah agen Jay.

"Selamat datang kembali di Indonesia agen Jay." Sapa Kombes pol Tio Nugroho.

"Siap terima kasih pak. Senang dapat kembali ke Negara ini setelah sekian tahun lamanya." Jawab agen Jay.

"Kau pasti sudah mengetahui alasan mengapa kau dipanggil kemari kan?" Tanya Kombes pol Tio Nugroho.

"Siap sudah pak. Aku akan menyelidiki dan menangkap satu per satu pelaku yang membunuh sahabat baikku, Remon dan akan memberikan mereka hukuman yang seberat-beratnya." Jawab agen Jay.

"Semangatmu bagus sekali agen Jay. Namun, sebelum itu kau harus melakukan penyelidikan terhadap jalinan hubungan yang bisa menjadi kemungkinan-kemungkinan untuk kita membuktikan kejahatan ini dikomandoi oleh seorang polisi yang mungkin saja Kompol Beto." Ujar Kombes pol Tio Nugroho.

"Siap pak, aku akan melakukan penyelidikan ini sebaik mungkin dan serahasia mungkin. Semua informasi yang ku dapatkan akan langsung ku berikan padamu setelah semua itu dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya." Jawab agen Jay.

"Baik, ku harap kau dan tim agenmu dapat menyelesaikan misi ini dengan secepat mungkin." Pinta Kombes pol Tio Nugroho.

"Siap laksanakan pak." Jawab agen Jay.

Agen Jay langsung bertemu dengan rekan-rekannya untuk melakukan misi lagi. Misi terakhir yang mereka lakukan adalah menangkap bandar narkoba asal Kolombia — El Diablo. Kali ini mereka akan berurusan lagi dengan narkoba besar — Joe Law.

"Welcome back team." Sapa agen Jay.

"Welcome back kapten." Jawab agen Rudi, agen Beli dan agen Poetri.

"Kali ini misi kita kembali harus berhubungan dengan bandar narkoba internasional yang mengancam integrasi bangsa ini melalui perdagangan narkoba. Namun, kali ini kita juga harus berurusan dengan oknum polisi dan pejabat di negeri ini yang terlibat dalam kasus ini. Ini akan lebih rumit dari sekedar penyelundupan narkoba yang dilakukan El Diablo. Jadi, kita harus menyelidiki kasus ini dengan sebaik mungkin." Ujar agen Jay.

"Siap kapten." Jawab semua agen.

Bersambung...

Love In CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang