Bab 14

21 5 0
                                    

Berkat bantuan Rama, Coki dan Egi berhasil tertangkap. Kombes pol Tio Nugroho menginterogasi mereka secara langsung untuk membuat Kompol Beto dan hakim Darma bisa dijerat hukum karena terlibat dalam kasus penyalahgunaan kuasa, perdagangan narkotika dan pembunuhan terhadap AKP Remon dan Budi.

"Kami telah mendapatkan hasil autopsi dari jenazah AKP Remon. Kami sudah mengetahui bahwa kalian mengeroyok AKP Remon sampai meninggal dunia. Kami hanya butuh pengakuan kalian berdua siapa yang membuat kalian bisa bebas dan menjadi pengedar narkoba sedangkan seharusnya kalian dipidana karena telah menjadi pengedar narkoba sebelumnya?" Tanya Kombes pol Tio Nugroho.

"Kami melarikan diri dari penjara." Jawab Coki.

"Bohong! Teman kalian sudah memberitahukan bahwa ada polisi yang membebaskan kalian dan kalian bekerja untuk polisi itu." Ujar Kombes pol Tio Nugroho.

Coki memarahi anak buahnya dan mengatakan bahwa anak buahnya payah.

"Kalian semua payah! Kenapa kalian bocorkan rahasia kalo kita bekerja untuk Irjen Pol Djoko." Ujar Coki berbual.

Kombes pol Tio Nugroho menyadari bahwa itu hanyalah bualan dari Coki dan ia mencoba mengacak kasus ini agar dapat membebaskan Kompol Beto dan hakim Darma yang saat ini menjadi tahanan.

"Aku tau dengan siapa mereka akan jujur." Ujar Rama yang tiba-tiba datang ke ruang interogasi.

"Siapa?" Tanya Kombes pol Tio Nugroho.

"Bos mereka yang sebenarnya, Boy." Jawab Rama.

Coki, Egi dan 5 orang lainnya langsung gemetar mendengar nama Boy. Namun, mereka tetap tak mau mengakui apapun.

"Tapi kita tidak mungkin membawanya kemari karena dia ada di sel khusus." Ujar Kombes pol Tio Nugroho.

"Jika dia tidak mungkin datang kemari, kita bawa mereka datang padanya." Jawab Rama.

~~~

Agen Poetri meretas rekaman cctv mabes polri dan agen Jay bersama agen Beli dan agen Rudi menyusup ke penjara mabes polri dengan menyamar sebagai sipir penjara. Agen Beli dan agen Rudi bertugas untuk mengawasi keadaan sementara agen Jay bertugas untuk menyelinap masuk ke sel tahanan Joe Law. Bukan untuk membunuhnya, tapi untuk memberikan identitas Rama dan menjadikan Rama sebagai umpan untuk menghabisi Joe Law.

"Aku adalah temanmu bro. Aku punya informasi tentang identitas pembunuh putrimu Felicia." Ujar agen Jay.

Agen Jay menunjukkan ponselnya sembari mengatakan sesuatu tentang apa yang ia tunjukkan.

"Ini, namanya Muhammad Alif Ramadhan. Dia yang membunuh putrimu. Dia masih hidup sampai sekarang dan berkuliah di kampus terbaik Sumatera Selatan. Jika kau ingin menghabisinya, kau harus melarikan diri dari penjara." Ujar agen Jay.

"Bagaimana aku bisa keluar dari sini?" Tanya Joe Law.

Agen Jay memberikan kunci sel pada Joe Law dan meminta Joe Law melarikan diri setelah 2 jam.

"Setelah 2 jam, penjaga akan berganti lagi dan kau bisa melarikan diri dari penjara dengan mudah." Ujar agen Jay.

"Kenapa tidak sekarang?" Tanya Joe Law.

"Aku tidak ingin merusak reputasiku sebagai seorang sipir bro. Kita saling bantu saja." Jawab agen Jay.

"Baik, terima kasih karena kau telah membantu seorang ayah untuk menemukan pembunuh putrinya." Ujar Joe Law.

"Senang membantumu bro." Jawab agen Jay.

Agen Jay bersama kedua rekannya pergi secepat kilat dari penjara mabes polri. 2 jam kemudian, Joe Law yang sudah mendapatkan kunci sel berhasil melarikan diri dengan mudah dan langsung kabur ke kota Palembang berkat banyak anak buahnya yang sudah bersedia untuk membobol penjara. Joe Law bersama para anak buahnya menuju Palembang untuk menemui Rama yang ternyata masih hidup setelah ditembak oleh Jonathan waktu lalu. Kali ini Joe Law benar-benar ingin menghabisi pembunuh putrinya itu dan dendamnya menjadi berlipat ganda setelah mengetahui bahwa Rama telah menangkap anak buah Kompol Beto dan membuat Kompol Beto ditahan karena para anak buahnya mengakui bahwa Kompol Beto terlibat dalam jalannya bisnis perdagangan narkotika di kota ini.

Sementara itu, Rama tak menyadari bahwa nyawanya saat ini dalam bahaya. Ia hanya diberitahu bahwa Joe Law akan datang untuk menghabisinya dan dia harus menghabisi Joe Law. Ia tak tahu bahwa Joe Law punya banyak anak buah yang bahkan saat ini sedang mengintai Rama yang sedang dalam masa skorsing kuliah. Rama tetap menjalani kehidupannya dengan santai hingga saat ia melewati jalanan yang sepi, ia dihentikan oleh gerombolan anak motor yang memakai pakaian serba hitam dan ia menyadari bahwa mereka adalah anak buah Joe Law. Gerombolan anak buah Joe Law menodongkan senjata api padanya yang kapanpun bisa menembus tubuhnya. Namun, ia tak panik sedikitpun dan menanyakan keberadaan Joe Law.

"Dimana bos kalian?" Tanya Rama.

"Kau ingin melihatku untuk terakhir kali?"

Joe Law muncul dari mobil yang sudah mengintili Rama sedari tadi.

"Iya, aku ingin melihatmu terakhir kali sebelum jasadmu ditemukan oleh kepolisian." Jawab Rama.

Joe Law mencekik leher Rama dan melontarkan kata-kata kasar padanya.

"Kau adalah anjing yang sudah menghabisi tuanmu sendiri. Kau masih berani berkata seperti ini setelah membunuh putriku hah?" Tanya Joe Law.

"A-aku tidak akan ta-takut." Jawab Rama.

"Ah sudah! Habisi saja dia!" Perintah Joe Law pada anak buahnya.

Joe Law melepaskan cekikannya dan pergi meninggalkan Rama. Semua anak buah Joe Law telah bersiap untuk menembak Rama dengan mengarahkan senjata mereka tepat di kepala Rama. Rama memejamkan matanya dan...

"DORRR!!!"

Suara senapan jarak jauh menembus 2 kepala anak buah Joe Law. Bantuan telah tiba. Rama menendang lutut salah satu anak buah Joe Law dan mengambil pistol darinya dan menembaki para anak buah Joe Law. Dibantu oleh dua orang bertopeng yang datang membawa senjata api yang menembaki anak buah Joe Law dari jauh, Rama berhasil meluluhlantakan anak buah Joe Law.

Joe Law terkejut melihat ada 2 orang yang membantu Rama. Ia memutuskan untuk kabur dengan menggunakan mobilnya. Namun, saat ia mencoba membuka pintu tiba-tiba suara tembakan senapan terdengar sepersekian detik setelah peluru senapan itu memecahkan kaca mobil Joe Law.

"Kalau kau mencoba kabur, senapan itu akan mengenai kepalamu." Ujar salah satu pria misterius yang membantu Rama.

Joe Law menundukkan kepalanya sembari mengangkat kedua tangannya tanda ia telah menyerah.

"Siapa sebenarnya kalian? Kenapa kalian menolongku?" Tanya Rama pada orang yang menolongnya.

"Siapa kami tak penting. Yang terpenting jalankanlah tugasmu dari Kombes pol Tio Nugroho untuk menghabisi Joe Law sekarang." Ujar pria misterius yang satunya.

Rama menodongkan senjata ke belakang kepala Joe Law dan mengatakan sedikit pesan terakhir untuknya.

"Tolong titip salam kepada Felicia dan ucapkan maaf karena aku telah menghabisinya." Ujar Rama.

"DORRR!!!"

Darah Joe Law bercucuran. Kepalanya bocor setelah tembakan yang dilesatkan Rama menembus kepala Joe Law. Mendadak suara sirine berbunyi pertanda anggota kepolisian akan datang.

"Ada polisi. Kami pergi dulu. Ku harap kau juga bisa melarikan diri dari polisi itu.", Ujar salah satu pria misterius itu.

Setelah kedua pria misterius itu kabur, Rama melihat satu lagi pria misterius dengan senapan kabur dari arah yang berbeda. Ia baru menyadari bahwa ada 3 orang misterius yang sudah menolongnya untuk menghabisi Joe Law. Ia penasaran dengan siapa ketiga orang tersebut. Namun, saat ini ia harus melarikan diri dari kejaran polisi terlebih dahulu.

Bersambung...

Love In CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang