Shintya baru menyadari ada seseorang yang mengikutinya setelah ia mengunci diri di kamar dan ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya berulang kali. Shintya yang ketakutan hanya bisa menghubungi Dzaky karena ia tak ingin mengganggu Rama. Namun, tiba-tiba ponsel orang yang menguntitnya berbunyi. Disitulah Shintya menyadari bahwa Dzaky yang menguntitnya.
"Kenapa kau melakukan ini?" Tanya Shintya.
"Buka saja pintunya!!!" Ancam Dzaky.
"Ga akan!!!" Tegas Shintya.
Dzaky terus menggedor-gedor pintu kamar Shintya dan akhirnya ia mendobrak pintu kamar Shintya sampai terbuka.
"Akhirnya hanya kita berdua disini hahaha." Ujar Dzaky.
"Jangan macam-macam kau! Aku bisa bela diri!" Ancam Shintya.
"Terus kamu pikir aku takut hah? Ya engga lah!" Jawab Dzaky.
Dzaky mulai meraba tubuh Shintya. Shintya memberontak dengan melakukan tendangan ke arah Dzaky yang membuatnya terjatuh. Shintya melarikan diri sembari meminta tolong. Namun, asrama saat itu sangat kosong karena semua mahasiswa-mahasiswi masih sibuk dengan kelas mereka. Dzaky yang bangkit mengejar Shintya dan berhasil menangkap Shintya. Ia menggendong paksa Shintya dan membawanya kembali ke kamar. Shintya mencoba memberontak. Namun, tenaga laki-laki jangkung itu jauh lebih kuat daripada Shintya.
Shintya mengeluarkan air matanya sembari berharap akan ada seseorang yang menyelamatkannya dari pria obsesi ini. Satu nama yang selalu tersebut, Rama. Dan seperti sudah terhubung satu sama lain, Rama yang sedang mengobrol bersama Sinta berlari dengan cepat ke asrama wanita tanpa alasan jelas. Ia menuju kamar Shintya dan mendapati bahwa temannya itu ingin dilecehkan oleh Dzaky. Dzaky terkejut melihat keberadaan Rama padahal tak ada siapapun yang mengetahui hal ini.
"Hentikan apa yang kau lakukan!" Tegas Rama.
"Rama?" Shintya terkejut mendengar suara Rama yang hadir seperti mendengar panggilan hati Shintya.
"Kenapa kau bisa datang kemari? Pergilah!" Pinta Dzaky.
"Aku masih berbicara baik denganmu karena Shintya tak ingin aku berbuat kasar, tapi kau malah berbuat tidak senonoh pada Shintya dan jika kau tidak menghentikan aksimu itu kau akan menyesal." Tegas Rama.
"Kau akan melihat betapa perkasanya aku untuk mendapatkan seorang wanita." Jawab Dzaky menghiraukan ancaman Rama dan mencoba membuka pakaian Shintya.
"Kau memang tidak bisa diajak bicara!"
Rama menarik tubuh Dzaky ke luar kamar Shintya dan melemparnya ke lobby. Perkelahian terjadi antara Rama dan Dzaky. Dzaky memiliki tubuh lebih besar dari Rama. Namun, Rama adalah seorang beringas yang bahkan pernah menghabisi dua orang. Dengan keberingasannya itu, Rama menyiksa Dzaky dan menyeretnya ke lapangan kampus dan menunjukkan bahwa Dzaky adalah seorang pria hidung belang. Sang ayah dari Dzaky yang merupakan seorang rektor, pak Azizul mempertanyakan apa yang Rama lakukan kepada putranya.
"Apa yang kau lakukan pada putraku?" Tanya pak Azizul.
"Coba kau tanyakan pada putramu apa yang ia lakukan pada seorang gadis polos yang sedang menangis di dalam kamar asramanya. Ia hampir saja merenggut kehormatan gadis itu secara paksa dan dia layak ku perlakukan seperti ini." Jawab Rama.
"Apa itu benar nak?" Tanya pak Azizul pada Dzaky.
"Ti-tidak ayah, di-dia berbohong." Jawab Dzaky.
"Ayah percaya padamu nak." Ujar pak Azizul.
Rama menendang wajah Dzaky karena mengatakan bahwa ia sedang berbohong. Rama kemudian berlari menuju asrama dan membawa Shintya keluar untuk menunjukkan kebenarannya.
"Lihat ini, gadis polos ini hampir saja kehilangan kehormatannya oleh anak anda pak. Untung saja aku melihat gerak-gerik pria misterius yang mengikuti gadis ini dan untungnya juga gadis ini memberikan panggilan tak terjawab di ponselku yang akhirnya membuatku menyadari ada yang tak beres dan berhasil menyelamatkan kehormatannya. Jika kau masih tak percaya, coba kau tanyakan pada hati nuranimu." Ujar Rama.
Pak Azizul hanya terdiam. Ia melihat bukti yang jelas bahwa anaknya telah melakukan kesalahan. Namun, ia sedikitnya dibutakan oleh kasih sayangnya terhadap sang anak sehingga tak berbuat apapun dan malah meminta agar Rama meminta maaf pada Dzaky atas apa yang ia lakukan pada Dzaky.
"Pelecehan itu tidak terjadi kan? Tapi kenapa kau malah memukuli putraku?" Tanya pak Azizul.
"Apakah aku harus menunggu ia melakukan pelecehan terlebih dahulu baru aku memukulinya pak?" Rama bertanya balik.
"Kau tak berhak main hakim sendiri disini. Cepat minta maaf pada putraku." Paksa pak Azizul.
"Baik pak, maafkan aku Dzaky, pak Azizul dan teman-teman sekalian karena aku masih membiarkan pria menjijikkan seperti dia tetap hidup karena terhalang konstitusi." Jawab Rama.
Rama memegang erat tangan Shintya dan mengajak Sinta pergi menemaninya untuk memulihkan kondisi psikologis dari Shintya yang sangat terganggu atas apa yang terjadi padanya barusan. Sementara itu, para mahasiswa dan mahasiswi yang menyaksikan bahwa Rama melakukan hal itu pada Dzaky menepuk tangan mereka saat Rama berjalan melewati mereka.
"Maafkan aku, aku telah mengingkari janjiku." Ujar Rama pada Shintya.
"Janji yang mana?" Tanya Shintya.
"Untuk tidak berbuat aksi kriminal lagi." Jawab Rama.
Di sela-sela pembahasan antara Rama dan Shintya, Sinta ikut campur dalam percakapan itu.
"Menurutku apa yang Rama lakuin sekarang bukan kriminal ga sih? Malahan aku bangga sama kamu Ram karena udah nyelamatin harga diri wanita. Sebagai sesama wanita, aku sangat menghargai apa yang kau lakukan dan aku berharap semua lelaki bertingkah sepertimu agar kami para wanita merasa aman. Benar kan Shintya?" Ujar Sinta.
"Benar kata Sinta. Untuk kali ini aku memaafkanmu. Tapi, jangan jadikan kisah ini sebagai dendam berturut-turut yang akan merugikanmu." Jawab Shintya.
"Siap." Jawab Rama.
~~~
Pencarian terhadap Coki dan Egi terus digencarkan oleh Kombes pol Tio Nugroho. Sementara itu, agen Jay membuat rencana baru untuk menghabisi Joe Law yang saat ini berada di tahanan mabes polri dengan penjagaan yang sangat ketat.
Sebelumnya, agen Jay sengaja membiarkan Joe Law tertangkap oleh para petinggi polri karena hanya polisi polisi itulah yang dapat dipercaya dan memiliki kekuatan untuk tak tergoda dengan uang haram Joe Law. Namun, hal itu malah membuat mereka sulit untuk menjalankan misi mereka selanjutnya, yaitu menghabisi Joe Law dan menghilang ke luar negeri setelah itu. Meskipun begitu, mereka semua tetap berusaha untuk menyelesaikan misi mereka secepat mungkin agar mereka bisa lebih cepat liburan ke luar negeri.
"Bagaimana rencana kita selanjutnya kapten?" Tanya agen Poetri.
"Aku juga bertanya hal yang sama kapten. Bagaimana kita bisa menghabisi Joe Law setelah ini?" Tanya agen Rudi.
"Lagian kapten malah nyuruh anggota polisi mabes polri yang nangkep Joe Law. Harusnya kita aja." Timpa agen Beli.
"Jika kita yang menangkapnya, kita akan diincar oleh semua polisi korup yang bekerja bersamanya. Kalau begitu, kita tak akan bisa liburan dengan tenang. Dan soal rencana, serahkan semua padaku. Kalian hanya perlu menjalankan rencana selanjutnya dengan baik agar kita tidak meninggalkan jejak sedikitpun di negeri ini." Jawab agen Jay.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Crime
ActionMuhammad Alif Ramadhan alias Rama, bukan Ramayana hanyalah remaja yang hidup diantara dunia romansa dan kriminal. ia terlahir di kampung penuh kriminal dan jatuh cinta bagai pahlawan. Namun, patah hati membuatnya menjadi kriminal sebelum akhirnya ia...