Kejar-kejaran terjadi antara mobil yang dikendarai Aril dan kendaraan polisi. Rama dan Boy yang berada di kendaraan Aril menembaki mobil dan motor polisi yang mengejar mereka agar tidak melakukan pengejaran lagi. Mobil Aril melaju semakin cepat setelah tak ada lagi halangan dari polisi yang mengejar mereka. Dalam waktu 15 menit, mereka sampai kembali ke pusat kota Palembang dan segera masuk ke rumah hakim Darma. Rama dan Boy mencari hakim Darma di sekeliling rumahnya sedangkan Aril pergi menjauh dari TKP dan menyembunyikan mobilnya di sebuah garasi mobil milik orang yang sedang terbuka.
"Brakkk!!!"
Rama mendobrak pintu kamar hakim Darma setelah tak menemukan keberadaan hakim itu diseluruh ruangan rumahnya yang terbuka. Terlihat hakim Darma sedang tidur dengan beberapa wanita di kamarnya untuk menikmati kemenangan yang ia kira akan didapatkan oleh Kompol Beto setelah menangkap Rama. Namun, ternyata itu salah.
"Rama? Boy?"
Hakim Darma terkejut melihat bahwa Rama dan Boy masih hidup. Para wanita panggilan hakim Darma kabur ketakutan melihat dua orang berbadan kekar dan berwajah sinis itu.
"Kau ingin menikmati kemenanganmu dengan wanita-wanita itu tapi sayangnya kau harus berduka karena kematian saudara iparmu. Untungnya istrimu sudah tiada kalau tidak dia akan stres melihat suaminya tewas saat bermain wanita." Ujar Boy.
"A-ampuni aku. A-aku tidak bersalah." Jawab hakim Darma memohon.
"Sudah terlambat Darma." Ujar Boy.
Boy yang memang sangat dendam dengan hakim Darma menembakinya dengan brutal yang membuat darah hakim Darma berceceran di kamar itu dan seketika ia tewas di tempat.
"Sudah kak, simpan pelurumu untuk penyerangan terakhir." Ujar Rama menghentikan apa yang dilakukan Boy.
Rama dan Boy pergi ke kantor polisi tempat dimana Rama diusir saat ingin melepaskan Boy. Rama yang masih ingat wajah-wajah polisi korup yang ingin ia beri pelajaran waktu itu. Bersama Aril, mereka langsung menancapkan gas menuju ke kantor polisi itu dan menerobos pagar pembatas yang menghalangi mereka.
"Jika kalian tidak korup, biarkan kami masuk untuk menghabisi mereka yang korup. Kalau tidak kalian akan tiada dengan sia-sia." Ancam Rama.
Rama menebar ancamannya pada para polisi yang ketakutan melihat Rama dan Boy datang tanpa goresan luka sedikitpun. Mereka masuk ke kantor tempat para polisi korup itu dengan mudah dan membantai para polisi korup itu.
Setelah merasa sudah membersihkan semua yang perlu dibersihkan, Rama menyerahkan dirinya secara sukarela dan meminta polisi menahannya lagi. Aril dan Boy merasa heran dengan apa yang Rama lakukan ini. Namun, Rama menjelaskan bahwa apa yang ia lakukan adalah hal yang tepat.
"Meskipun yang ku lakukan ini untuk kebaikan. Namun, keburukan tetaplah keburukan." Ujar Rama.
Tak ada polisi yang berani menangkap Rama karena takut Rama menjadi buas dan menghabisi mereka. Tiba-tiba datanglah Irjen Pol Djoko dan Brigjen pol Tio Nugroho untuk menemui Rama. Tujuan mereka sama, untuk memberikan Rama sesuatu yang baru. Namun, niat mereka berbeda.
Selaku Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Djoko lebih berhak untuk berbicara pada Rama mengenai apa yang ingin mereka berikan pada Rama. Namun, apa yang akan dikatakan oleh Irjen Pol Djoko juga disukai oleh Brigjen pol Tio Nugroho.
"Atas semua keberanian yang kau lakukan meskipun memang sebuah kejahatan, saya ingin menganugerahimu hal yang sebelumnya kau inginkan namun terkendala karena adanya polisi kami yang korup. Ya, saya akan mengangkatmu sebagai seorang brigadir polisi sesuai amanat dari Kapolri yang melihat potensimu." Ujar Irjen Pol Djoko.
Bukannya mendapatkan hukuman, Rama malah mendapatkan apa yang ia inginkan sebelumnya. Ia akhirnya menyadari satu hal, bahwa apa yang menjadi milikmu pasti akan tetap menjadi milikmu meskipun terlihat tak mungkin untuk menjadi milikmu.
"Mungkin kau merasa terkejut mengapa kau malah mendapatkan penghargaan atas perbuatanmu yang seharusnya mendapatkan hukuman. Karena itu, saya memberimu hukuman untuk terus mengabdi kepada Polri sepanjang hidupmu dan memberantas kejahatan khususnya peredaran narkotika yang ada di kampung kampung seperti kampungmu." Sambungnya.
Rama memberikan hormat kepada Irjen Pol Djoko dan mengucapkan terima kasih padanya.
"Siap laksanakan dan terima kasih pak." Jawab Brigpol Rama.
Irjen Pol Djoko memberikan penghormatan kepada Brigpol Rama dan meminta semua orang memberikan hormat kepadanya atas keberaniannya melakukan semua ini.
"Hormat kepada Brigpol Rama yang telah menunjukkan sosok perwira yang gagah berani. Berikan penghormatan kepadanya terlepas lebih tinggi atau rendahnya jabatan kalian." Ujar Irjen Pol Djoko.
Brigjen pol Tio Nugroho senang karena akhirnya ia akan bisa memanfaatkan Brigpol Rama dengan hutang budi Rama padanya. Namun, ia memutuskan untuk hening sejenak karena bisnisnya terhalang oleh mantan agennya sendiri yang menghalangi mafia Sinto Family untuk datang ke Indonesia.
Setelah melihat semua yang terjadi, Boy menyerahkan dirinya kembali ke polisi untuk menjalani sisa hukumannya. Ia juga meminta polisi menambah hukumannya karena ia telah membunuh banyak polisi tak bersalah di masa lalu.
"Kau akan kami kembalikan ke selmu tanpa hukuman tambahan. Namun, untuk menebus kesalahanmu, kau harus kembali ke kampungmu dan membuat mereka berhenti melakukan bisnis narkotika lagi untuk selamanya." Ujar Irjen Pol Djoko.
~~~
Rama menjalankan tugas pertamanya sebagai seorang Brigadir polisi dengan melakukan penggrebekan di banyak kampung di wilayah dinasnya. Ia bersama para polisi jujur lainnya bekerja dengan sangat keras untuk memberantas kejahatan yang terjadi di masyarakat. Polisi sekarang sudah kembali bekerja sesuai dengan apa yang harus ia kerjakan.
Sementara itu, Boy dengan pengawalan dari kepolisian mensosialisasikan bahaya dari narkoba dan mengajak warga untuk berhenti menggunakan narkoba ataupun mengedarkan narkoba agar kejadian yang terjadi seperti dulu-dulu tidak terulang kembali. Irjen Pol Djoko senang melihat keadaan kepolisian menjadi lebih baik lagi. Namun, ia tak tahu bahwa masih ada oknum petinggi polisi yang tidak ingin adanya kedamaian seperti ini. Ia malah menyuruh polisi korup itu untuk menggantikan jabatannya sebagai seorang Kapolda sebelum ia pensiun.
"Sebelum saya pensiun, saya ingin mengangkatmu menjadi seorang Kapolda pengganti. Saya menilai potensimu sebagai seorang pemimpin yang jujur dan adil. Saya harap kamu bisa bawa kepolisian Sumatera Selatan jadi lebih baik lagi di masa kepemimpinanmu." Ujar Irjen Pol Djoko.
"Bapak mengangkatku jadi Kapolda Sumatera Selatan tanpa melakukan rapat terlebih dahulu?" Tanya Brigjen pol Tio Nugroho.
"Iya. Setelah semua kejadian ini saya hanya bisa memberikan kepercayaan kepadamu sebagai Kapolda selanjutnya. Saya tidak bisa mempercayai siapapun setelah banyaknya oknum kita yang korup. Hanya kau yang bisa dipercaya untuk meneruskan tanggung jawab ini." Jawab Irjen Pol Djoko.
Brigjen pol Tio Nugroho senang bahwa Irjen Pol Djoko tidak menyadari penghianatannya. Padahal, ia adalah pemimpin dari polisi korup yang telah dibungkam oleh Rama untuk selamanya. Namun, agen Jay yang sudah membelot dari kubu Brigjen Pol Djoko akan menjadi bahaya yang tidak terduga.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Crime
ActionMuhammad Alif Ramadhan alias Rama, bukan Ramayana hanyalah remaja yang hidup diantara dunia romansa dan kriminal. ia terlahir di kampung penuh kriminal dan jatuh cinta bagai pahlawan. Namun, patah hati membuatnya menjadi kriminal sebelum akhirnya ia...