Bab 5

31 5 0
                                    

Rama dan Fahrezi menuju kantin tempat dimana Sinta berada. Rama penasaran dengan Sinta yang dimaksud oleh Fahrezi. Dan tak disangka, Rama tak bisa memalingkan pandangannya pada Sinta sejak pertama mereka berjumpa.

"Hei!" Tegur Fahrezi sembari melambaikan tangannya di wajah Rama.

"Eh iya kak?" Tanya Rama yang linglung setelah terpana dengan kecantikan Sinta.

"Kalo kamu suka sama dia, langsung ajak kenalan." Jawab Fahrezi.

Bak dayung bersambut, sebelum Rama memutuskan untuk mengajak berkenalan dengan Sinta, Sinta mendekati Rama dan menyapanya.

"Hai, salam kenal aku Sinta Bella dari prodi hukum." Sapa Sinta.

"Hai, salam kenal juga, aku Muhammad Alif Ramadhan alias Rama dari prodi hukum." Jawab Rama.

"Wah kita satu prodi nih?" Tanya Sinta.

"Ekhm! Kakak ke tempat kak Aulia dulu ya Ram." Ujar Fahrezi setelah menjadi nyamuk di percakapan Rama dan Sinta.

"Iya kak." Jawab Rama.

Rama kemudian mengajak Sinta mengobrol mengenai prodi mereka. Percakapan mereka yang sangat panjang dan penuh canda tawa menunjukkan bahwa mereka saling jatuh cinta pada pandangan pertama. Shintya yang melihat Rama sedang mengobrol bersama seorang perempuan kembali merasa cemburu dan tak heran lagi bila Rama akan mulai dekat dengan wanita lagi.

"Hmm, buaya satu itu cepet banget dapet cewe baru." Ujar Shintya.

~~~

AKP Remon kembali mendatangi Jonathan untuk meminta keterangan mengenai Joe Law. Namun, Jonathan masih tak mau membuka suara sedikitpun termasuk tentang kematian Felicia, putri Joe Law.

"Kau melakukan penyerangan kampung Lima karena ada warga mereka yang membunuh putri bosmu kan?" Tanya AKP Remon yang sudah melakukan penyelidikan tentang kematian Felicia dan seorang pemuda yang diduga pacar Felicia.

"Bukan urusanmu!" Jawab Jonathan.

"Tolong berikan kami sedikit informasi agar kami dapat menangkap pembunuh putri bosmu itu." Pinta AKP Remon.

"Tak perlu, aku sudah membunuh pelakunya dan hukum saja aku jika kau mau." Jawab Jonathan.

"Kau pasti akan dihukum, tapi setelah aku menangkap bosmu, Joe Law." Ujar AKP Remon.

AKP Remon kembali menyiksa Jonathan agar ia mau membuka mulut tentang keberadaan Joe Law. Tiba-tiba, ponsel AKP Remon kembali bergetar dan terlihat ada panggilan dari nomor dengan kode +86 yang merupakan kode panggilan Negara China.

"Lepaskan anak buahku sekarang atau hidupmu akan berantakan!" Ancam orang yang berada di balik telepon itu.

"Joe Law? Akhirnya kau berani memunculkan dirimu sendiri?" Tanya AKP Remon.

"Kau hanya polisi rendahan, jangan berani-beraninya berurusan denganku! Bebaskan anak buahku sekarang!" Tegas Joe Law.

"Baiklah, akan ku lakukan." Jawab AKP Remon.

AKP Remon langsung melepaskan Jonathan untuk memenuhi permintaan Joe Law. Ia sengaja tak mematikan teleponnya karena ingin memberikan bukti bahwa ia telah membebaskan Jonathan.

"Dorrr!!!"

Suara tembakan terdengar oleh Joe Law dari balik panggilannya dengan AKP Remon. AKP Remon kemudian bersuara atas apa yang telah terjadi.

"Berita terkini! Seorang tahanan berinisial J atas kasus kerusuhan yang mengakibatkan kematian mencoba melakukan aksi pelarian diri dan kami pada kepolisian terpaksa menghabisinya karena ia melakukan perlawanan." Ujar AKP Remon.

"Kurang ajarrr!!! Aku tidak akan membiarkanmu hidup!!!" Ancam Joe Law.

"Kau saja tak bisa datang ke Negara kami, bagaimana kau bisa menghabisiku?" Tanya AKP Remon.

"Tapi tenang, aku yang akan mendatangimu untuk menangkapmu dan memberikanmu hukuman seberat-beratnya karena telah merusak generasi bangsa dengan narkoba yang kau edarkan!" Sambungnya.

AKP Remon mematikan teleponnya dan kemudian mengadakan konferensi pers kepada awak media tentang kematian Jonathan dan dalang utama dari serangan di kampung Lima yang menewaskan kurang lebih 6 orang kampung Lima. Ia tak mengangkat kasus kematian orang-orang di rumah Joe Law karena menganggap itu angin lalu setelah dendam Joe Law telah terbalaskan melalui aksi Jonathan. Berita yang ia sampaikan melalui konferensi pers mendapat tentangan dari Kompol Beto yang merupakan atasan sekaligus kapolres dari wilayah kerja AKP Remon.

"Kenapa kau tidak memberikan konfirmasi terlebih dahulu sebelum melakukan konferensi pers?" Tanya Kompol Beto.

"Aku adalah kapolsek di wilayahku, aku berhak melakukan ini pak." Jawab AKP Remon.

"Kau tau, aku adalah seorang komisaris polisi dan aku bisa memindahkan wilayah kerjamu ke pelosok desa dan menghancurkan karir kepolisianmu?" Tanya Kompol Beto.

"Lakukan saja jika kau berani pak." Jawab AKP Remon.

"Kau berani menantangku? Kau akan menyesal." Ancam Kompol Beto.

Tak lama setelah percakapan antara AKP Remon dan Kompol Beto, AKP Remon langsung di mutasi ke daerah pelosok seperti apa yang dikatakan oleh Kompol Beto. Namun, AKP Remon mempunyai kenalan seorang agen internasional yang mengajaknya untuk menjadi seorang intelijen.

~~~

Rama bertemu kembali dengan Shintya setelah mengobrol panjang dengan Sinta. Rama memperkenalkan Shintya sebagai sahabat masa kecil kepada Sinta. Shintya dan Sinta saling berkenalan dan cepat akrab karena terdapat kemiripan di nama mereka. Rama senang bila kali ini sahabatnya dapat menerima orang yang ia kagumi dengan sangat baik.

Keesokan harinya, para calon mahasiswa baru di asrama yang masih menunggu waktu ospek dikumpulkan oleh Fahrezi dan Aulia untuk melakukan kerja bakti di asrama dan berkumpul dengan para mahasiswa senior di asrama. Namun, terjadi aksi senioritas yang membuat sifat beringas Rama kembali muncul. Ada seorang mahasiswa senior yang mengganggu Sinta dengan melakukan cat calling.

"Cewek, piwittt!"

"Mau kakak anter ga dek?"

"Sini duduk di pangkuan kakak."

Kata-kata tidak sopan yang muncul oleh para mahasiswa senior kepada Sinta itu didengar oleh Rama. Rama yang tak pernah bisa menahan emosinya jika sudah muncul langsung menyerang para mahasiswa senior itu. Perkelahian terjadi dan Rama berhasil mengalahkan para seniornya itu karena ia adalah seorang yang terlatih dalam bela diri. Fahrezi yang melihat hal itu langsung melerai Rama yang masih menyerang secara membabi-buta meskipun para seniornya telah tumbang. Fahrezi menanyakan alasan mengapa Rama melakukan hal itu. Sinta memberikan penjelasan terhadap Fahrezi alasan Rama melakukan hal itu. Sinta memohon agar semuanya di selesaikan secara damai dan tak ada hukuman yang diberikan pada Rama. Fahrezi adalah kepala asrama yang jujur dan tegas, ia memberikan hukuman kepada para mahasiswa senior yang telah melakukan pelecehan dan melaporkannya pada rektor untuk tindak lanjut mengenai status keasramaan para mahasiswa senior itu. Fahrezi juga memberikan hukuman disiplin kepada Rama agar tidak melakukan aksi sebrutal itu lagi.

Sementara Fahrezi memberikan hukuman, Rama kembali berbunga-bunga melihat Sinta yang membelanya saat akan diberikan hukuman. Sinta pun tampak berbunga-bunga atas tindakan Rama yang sigap membantunya ketika mendapatkan pelecehan dari mahasiswa senior. Apakah kisah Roma dan Julia akan terulang lagi oleh Rama dan Sinta? Hanya waktu yang menentukan.

Bersambung...

Love In CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang