Bab 8

29 5 0
                                    

Libur semester telah berakhir. Rama dan Shintya telah kembali ke asrama sejak dua hari lalu dan hari ini mereka memulai kembali perkuliahan mereka. Rama masih memikirkan siapa saja pelaku yang melakukan pembunuhan terhadap Budi sedangkan Shintya langsung mendapatkan gangguan dari Dzaky yang tampaknya sangat terobsesi padanya.

"Ayo pacaran denganku." Pinta Dzaky.

"Sudah kubilang tidak!" Tegas Shintya.

"Kalau kamu jadi pacarku, kamu akan dapet makan gratis tiap hari, jalan-jalan tiap hari, kado di hari spesialmu dan mendapatkan cinta yang begitu luar biasa." Ujar Dzaky menawarkan.

"Dan jangan lupa soal dosa." Ketus Shintya.

"Dosa itu kan kalo kita ngelakuin hubungan suami istri saat pacaran. Emang kamu mau ngelakuin itu?" Tanya Dzaky.

"Kamu benar-benar bikin aku risih. Tolong pergi!" Tegas Shintya meminta Dzaky untuk pergi.

Dzaky tak pergi dari hadapan Shintya dan Shintya akhirnya yang memutuskan untuk meninggalkan Dzaky. Dzaky terus mengejar dan mengemis cinta pada Shintya sampai Shintya dan Dzaky yang mengejarnya berpapasan dengan Rama yang menatap Dzaky dengan tatapan mata yang begitu tajam. Mata kecil Rama yang begitu tajam membuat Dzaky terbayang bahwa ada seorang harimau yang ingin memangsanya. Dzaky yang ketakutan langsung pergi meninggalkan Rama dan Shintya.

"Dasar pemuda penakut!" Ketus Rama.

"Terima kasih ya Ram. Aku risih banget dengan keberadaan dia." Ujar Shintya.

"Perlu aku habisin?" Tanya Rama.

"Jangan, mungkin setelah ini dia akan jera. Trauma ada harimau kampus yang mau mangsa dia hahaha." Jawab Shintya dengan bercanda.

"Ku harap begitu atau dia akan menjadi objek emosiku." Ujar Rama.

"Emosimu? Ada apa sih Ram?" Tanya Shintya.

"Aku masih tak bisa menerima pembunuh kak Budi bebas begitu saja." Jawab Rama.

"Kau juga bebas begitu saja setelah membunuh Felicia dan selingkuhannya. Pasti orang tua mereka tak akan membiarkanmu bebas begitu saja kan?" Sindir Shintya.

"Kenapa kau mengungkit hal itu?" Tanya Rama.

"Setiap kau berpikir untuk melakukan balas dendam dan membunuh seseorang, aku akan selalu mengingatkanmu bahwa kau terikat pada kasus hukum." Ujar Shintya.

"Iya iya." Jawab Rama kesal.

Rama kemudian meninggalkan Shintya sendirian karena kelasnya akan segera dimulai. Rama duduk di samping Sinta seperti biasanya sejak awal perkuliahan dimulai. Banyak yang mengira bahwa Rama dan Sinta berpacaran. Namun, baik Rama ataupun Sinta tak memberikan jawaban apapun. Bukti kuat mereka berpacaran pun tidak ada. Rama memanglah pria yang ramah kepada setiap orang sedangkan Sinta memang hanya akrab dengan satu laki-laki yaitu Rama.

"Kamu suka ya sama Rama?" Tanya Desi, teman sekelas Rama dan Sinta pada Sinta.

"Kok kamu mikirnya gitu?" Sinta bertanya balik.

"Secara kamu cuma deket sama Rama sedangkan Rama akrab sama kita-kita. Kalo kami pikir kalian pacaran menurut kami sih Rama friendly dan ga mungkin suka sama kamu dan mungkin kamu yang suka dia karena kamu cuma akrab sama Rama dan temen-temen yang cewe." Jawab Desi.

"Aku emang ga biasa akrab sama cowo, tapi khusus Rama aku gatau. Dia beda dari yang lain." Ujar Sinta.

"Kau benar sih, dia cowo yang beda dari yang lain. Kami juga nyaman kalo deket sama dia dan ga pernah ngerasa kalo dia playboy atau gimana." Jawab Desi.

"Nah itu, makanya aku nyaman temenan sama dia." Jelas Sinta.

"Kamu ga ada pikiran buat jatuh cinta atau pacaran sama dia? Dia paling deket sama kamu dan bisa jadi dia jatuh cinta sama kamu." Tanya Desi.

"Aku gatau. Dia bilang ke aku kalo dia ga mau pacaran lagi dan aku juga ga pernah punya pacar." Jawab Sinta.

"Oalah friendzone nih cie-cie." Goda Desi.

"Udah, ga usah bahas itu. Fokus aja sama kuliah." Jawab Sinta.

~~~

Rama menghabiskan waktu malamnya untuk memecahkan teka-teki tentang kematian Budi dengan melihat siapa saja orang yang berhubungan dengan Kompol Beto. Melalui laptop yang ia beli dari uang beasiswa ia mencari identitas orang-orang yang berhubungan dengan Kompol Beto. Ia menemukan bahwa Kompol Beto berhubungan dengan hakim Darma. Hakim Darma adalah hakim yang memvonis 20 tahun penjara kepada Boy dan memvonis 5 tahun penjara terhadap 3 teman Boy yang bersamanya. Rama akhirnya teringat bahwa ada 7 orang warga kampungnya yang masih ada di penjara polresta yang bisa ia temui untuk mendapatkan informasi mengenai Kompol Beto. Namun, saat ia ingin membesuk teman-temannya itu, ia mendapati bahwa teman-temannya tidak ada lagi di penjara.

"Hmm... Mencurigakan." Ujar Rama dalam hatinya.

Rama berspekulasi bahwa teman-temannya yang sama-sama warga kampung Lima telah melakukan penghianatan dan mungkin mereka yang melakukan pengeroyokan terhadap Budi. Namun, Rama tak dapat melakukan apapun karena jadwal perkuliahan yang padat dan permintaan Shintya padanya untuk tidak melakukan aksi kriminal lagi. Ia memutuskan untuk tetap diam dan memendam semua emosinya dan fokus pada kuliahnya.

Keesokan paginya, Rama kembali berkuliah dan bertemu kembali dengan Sinta. Hari ini ada yang berbeda dari Rama yang biasanya sangat hangat pada Sinta. Hari ini ia bersikap sangat dingin bahkan tak banyak bicara di kelas. Sinta curiga ada sesuatu yang terjadi pada Rama. Ia pun bertanya apa yang terjadi pada Rama.

"Kamu kenapa Ram?" Tanya Sinta.

"Gapapa." Jawab Rama singkat.

"Ish main rahasia-rahasiaan nih? Oke cukup tau." Ujar Sinta.

Rama akhirnya menceritakan segalanya pada Sinta tentang kematian Budi. Rama juga bercerita kepada Sinta bahwa ia sangat ingin balas dendam untuk kematian Budi. Namun, ia tak bisa melakukan hal itu.

"Kenapa kau tak bisa balas dendam?" Tanya Sinta.

"Teman masa kecilku, Shintya mengingatkanku bahwa dendam hanya akan menimbulkan dendam lain. Dia ngelarang aku buat ngelakuin aksi kriminal walaupun aku orang yang terlatih melakukan itu." Jawab Rama.

"Kau sepertinya selalu menuruti kata Shintya ya." Sindir Sinta cemburu.

"Ya, dia seperti adik yang harus ku jaga. Ayahnya telah meninggal karena ulahku. Aku harus membalas hal itu dengan menjaganya seumur hidupku." Jawab Rama.

"Ayah Shintya meninggal karenamu? Maksudnya? Dan tadi juga kau berkata bahwa kau sudah terlatih? Aku bingung." Ujar Sinta bertanya-tanya tentang Rama hari ini yang terlihat sangat berbeda.

"Singkatnya, aku pernah melakukan kejahatan di masa lalu yang membuat seseorang dendam dan ingin menghabisiku. Namun, ayahnya Shintya tiada karena melindungiku." Jawab Rama.

~~~

AKP Remon ditemukan oleh anak buah Kompol Beto. Ia sedang berada di kota Palembang dan melakukan aksi spionase di klub malam milik Jojo yang sebelumnya bekerja sama dengan Kompol Beto. Sepertinya AKP Remon ditugaskan untuk mengungkap kejahatan Kompol Beto.

"Habisi dia."

Kompol Beto memerintahkan anak buahnya untuk menghabisi AKP Remon yang akan mengancam integrasi mereka. AKP Remon menyadari ancaman itu dan memutuskan untuk bersembunyi sementara. Satu hal yang pasti, ia mendapatkan informasi bahwa klub malam milik Jojo mengedarkan narkoba secara bebas. Hal itu langsung dilaporkannya pada pimpinannya, Irjen Pol Djoko, Kapolda Sumatera Selatan. Tim khusus dari Polda Sumatera Selatan pun menggerebek klub malam Jojo dan menangkap Jojo beserta barang bukti narkoba yang ada di klubnya. Sayangnya, para warga kampung Lima yang jadi anak buah dari Kompol Beto berhasil melarikan diri. Padahal, mereka adalah saksi kunci yang dapat memberatkan Kompol Beto.

Bersambung...

Love In CrimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang