Agen Jay memberikan laporan tentang penyelidikannya terhadap 3 petinggi polisi yang diduga menjadi backing dari bisnis hitam di kota ini. Namun, dalam laporannya tak ada satupun dari 3 polisi itu yang terlibat dalam kejahatan yang dituduhkan pada mereka. Sebaliknya, agen Jay mencurigai bahwa Brigjen pol Tio Nugroho yang sebenarnya terlibat dalam bisnis hitam di kota ini. Namun, itu hanya sebatas spekulasi karena sejauh ini Brigjen pol Tio Nugroho malah menjadi garda terdepan menghancurkan bisnis narkoba yang sebelumnya dilindungi oleh Kompol Beto. Ia pun membahas hal itu bersama rekan-rekannya.
"Aku mencurigai pak Brigjen pol Tio Nugroho." Ujar agen Jay.
"Kenapa kau mencurigainya kapten?" Tanya agen Rudi.
"Dia tidak bersuara apapun atas pembebasan Kompol Beto dan pengembalian jabatan kepolisiannya yang tidak wajar. Selain itu, tidak ada kasus apapun terhadap kematian tidak wajar hakim yang telah mengusut kasus kematian AKP Remon dan Budi. Hakim tersebut dianggap meninggal karena sakit padahal terdapat zat aneh pada tubuhnya yang diduga racun pembunuh. Dan yang terpenting, 7 dari 20 orang yang kita habisi untuk menyelamatkan Rama adalah warga kampung Lima yang seharusnya saat ini masih ada di penjara." Jawab agen Jay.
"Apakah kita perlu menyelidiki ini semua kapten?" Tanya agen Beli.
"Itu adalah kewajiban kita. Tapi, kita harus mengamankan Rama yang ku rasa sedang dalam bahaya." Jawab agen Jay.
"Kenapa kita perlu menjaganya pak?" Tanya agen Poetri.
"Dia adalah pemuda potensial. Kemampuannya sangat baik dan harus berada di pihak kebenaran. Dia saat ini berhutang kasus kejahatan pada kita dan pada Brigjen pol Tio Nugroho. Dan karena hutang itu kita bisa memanfaatkannya, Brigjen pol Tio Nugroho juga. Jika benar Brigjen pol Tio Nugroho adalah penghianat, kita tidak bisa membiarkan Rama bergabung bersamanya dan kita harus memastikan Rama bergabung bersama kita. Karena itulah kita harus mengawasi gerak geriknya sekaligus menjaganya dari orang yang tak menyukainya." Jawab agen Jay.
"Bagaimana kau bisa mengatakan dia potensial kapten?" Tanya agen Rudi.
"Aku yakin orang yang berurusan dengan Joe Law bukanlah orang sembarangan." Jawab agen Jay.
~~~
Hari ini adalah hari yang paling dinanti semua mahasiswa dan mahasiswi karena pada hari ini mereka akan melaksanakan wisuda dan pada hari ini juga kejutan lamaran Rama akan segera menjadi kenyataan. Rama terlihat sangat gugup padahal dia akan menjalani dua momen penting, sambutan perwakilan mahasiswa dan lamaran kepada Sinta. Ia tak gugup sama sekali untuk menyampaikan sambutan karena itu hal biasa baginya sedari SMA, tapi untuk lamaran? Bahkan ia mendapatkan kerja pun tanpa lamaran.
"Cie cie dah mau lamaran cie." Goda Shintya.
"Jangan gitu woy! Aku gugup nih." Jawab Rama.
"Lah? Kamu? Gugup? Maca cih." Ledek Shintya.
"Kamu itu harusnya dukung aku, bukan malah ledekin aku." Jawab Rama.
"Iya iya cemungut kakak Rama." Ujar Shintya.
"Dih sok imut banget sih kamu hari ini. Kayanya hari ini harinya kamu buat ledekin aku ya?" Tanya Rama.
"Hey mana ada gitu Ram. Aku sahabat masa kecilmu. Aku gamau kamu terlalu tegang buat ngadepin momentum penting ini dan akhirnya kacau. Jadi aku mau bikin kamu rileks. Maaf ya kalo yang aku lakuin malah bikin kamu emosi." Jawab Shintya.
Shintya pergi meninggalkan Rama tanpa sepatah kata lagi. Rama memanggil manggil nama Shintya. Namun, Shintya sama sekali tak menoleh ke arah Rama. Tampaknya hati Shintya hari ini sedang sensitif.
Fokus Rama terbagi menjadi tiga kini. Menyiapkan sambutan, lamaran pernikahan, dan memikirkan keadaan Shintya yang sakit hati dengan ucapannya. Sinta hadir di samping Rama dan memberikan kata-kata yang membuat fokus Rama kembali membaik.
"Aku tau sekarang pikiranmu sedang kacau karena kau sedang menghadapi dua momen penting bersamaan. Lakukan dulu apa yang ada di depanmu. Baru lakukan yang selanjutnya. Pikirkan bagaimana kau akan sambutan setelah ini, baru pikirkan bagaimana kau akan melamarku. Dan kau harus ingat satu hal, aku mencintaimu dan akan menerima lamaranmu terlepas kau takut lamaranmu padaku kurang sempurna. Aku tak akan melihat hal itu karena bagiku kau sudah sempurna."
Berkat kata-kata yang disampaikan oleh Sinta, Rama berhasil menyelesaikan sambutannya dalam wisuda ini. Rama juga dinobatkan sebagai mahasiswa paling berprestasi dengan IPK sempurna yaitu 4. Terlepas dari beberapa aksi Rama yang kurang berkenan, para dosen mengenal Rama sebagai orang yang tegas dan selalu membela apa yang benar.
Acara wisuda telah berakhir. Itu artinya sudah saatnya Rama untuk melamar Sinta. Namun, doa bersama terlebih dahulu dilakukan untuk mendoakan kepergian Dzaky yang tewas tertembak. Rama yang mengetahui mengapa Dzaky bisa tewas seperti itu hanya memilih bungkam dan mengikuti prosedur yang dilakukan pihak kampus. Ia tak mau mengumbar aib orang yang sudah meninggal. Seusai doa bersama, Rama langsung mengajak seluruh wisudawan dan wisudawati beserta pengurus dan staff kampus berkumpul di kantin asrama untuk melihat sebuah persembahan yang telah ia persiapkan untuk melamar Sinta.
"Apa ini Ram? Kok cuma ada kantin gelap?" Tanya Sinta.
"Pok!!! Pok!!!"
Rama menepukkan kedua tangannya dan boom, kantin yang gelap berubah menjadi gemerlap cahaya merah menghiasi kantin itu lengkap dengan lampu huruf yang bertuliskan kalimat "Maukah menikah denganku?"
Sinta dan semua orang yang melihat apa yang diberikan Rama pada Sinta histeris. Ditambah lagi dengan kata-kata yang disampaikan oleh Rama untuk melamar Sinta.
"Selama ini aku sudah banyak melontarkan kata-kata manis. Dari aku cinta kamu sampai gombal-gombalan ala-ala pujangga. Sekarang saatnya aku memberikan bukti."
Rama berlutut di hadapan Sinta dan membuka kotak cincin yang telah ia pegang sedari tadi dan mengatakan...
"Dengan Tuhan dan semesta sebagai saksiku. Dengan restu dari kedua orang tua kita. Aku, Muhammad Alif Ramadhan melamar pujaan hatiku, Sinta Bella. Aku telah jatuh hati pada dirimu sejak awal jumpa dan aku tak ingin akhir dari kuliah ini mengakhiri pertemuan kita. Aku ingin selalu bersamamu di sepanjang perjalananku. Maukah kau menikah denganku?"
"Aku tak bisa banyak berkata padamu Ramaku sayang. Aku memang selalu tak bisa berkata-kata jika sudah bersamamu. Hanya satu kalimat yang bisa ku ucapkan padamu malam ini. Ya, aku mau menikah denganmu." Jawab Sinta.
Air mata kebahagiaan tak bisa tertahan lagi untuk keluar dari mata tajam milik Rama. Ini adalah kali pertama air mata jatuh di mata Rama setelah kematian orang tuanya saat ia berusia 5 tahun. Namun, kali ini adalah air mata kebahagiaan karena bisa bersatu dengan sang pujaan hati.
Sementara itu, para penonton yang menyaksikan lamaran Rama pada Sinta semakin histeris ketika Rama yang mengeluarkan air matanya dengan penuh ketulusan. Terlihat pula perbedaan wajah Rama yang biasanya terkesan datar, kasar dan pemarah berubah menjadi orang yang penuh cinta.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Crime
ActionMuhammad Alif Ramadhan alias Rama, bukan Ramayana hanyalah remaja yang hidup diantara dunia romansa dan kriminal. ia terlahir di kampung penuh kriminal dan jatuh cinta bagai pahlawan. Namun, patah hati membuatnya menjadi kriminal sebelum akhirnya ia...