18. "Would you like to rewrite the stars of us?"

56 8 8
                                    

Kaluna

"Memangnya bisa, ya, istri ngerasa semalu ini ngomongin perasaan ke suami sendiri? Astaga, aku ini apa di hidupmu, Mas Baskara?"

Aku hanya bisa memandangi wajahku di depan cermin. Air mata sedih bercampur rasa malu luar biasa menggerayangi tubuhku, sampai aku sendiri merinding mengingat betapa desperate-nya aku mencoba menarik perhatian Baskara seharian ini.

Laki-laki yang sudah jadi suamiku. Laki-laki yang belum selesai dengan masa lalunya.

"Sial betul nasibmu, Kal."

Kuusap kasar air mata yang terjatuh lagi di pipi.

💍

Selain menerima klien mengurusi acara pernikahan, The Blissful awalnya lebih ke Brand Activation. Sudah banyak produk-produk dalam negeri yang memercayakan kegiatan marketing mereka diurus oleh orang-orang The Blissful. Bidang yang tidak jauh-jauh dari pengalamanku sebelumnya yang juga Marketing Staff.

Hari pertama kembali memasuki dunia kantoran. Hari pertama kembali ke dunia penuh lembur. Dunia yang juga menjanjikan aliran dana ke rekening. Setelah beberapa kejadian menyusahkan hati, melangkahkan kaki ke ruangan penuh kubikel para budak korporat ini malah membuat hatiku ringan. Sepertinya ini bisa jadi escape room-ku sewaktu-waktu kalau diperlukan.

"Hai, gue Deswita." Seorang perempuan di sebelah kubikelku menyapa. Di satu lantai ini bisa terbagi dari dua sampai tiga tim. Kebetulan dia satu tim denganku.

"Kaluna," sahutku ramah.

"Gue dengar lo pindah dari kantor sebelumnya padahal sudah jadi Senior Engagement, kan?"

Aku membuka mata lebar. Rumor macam apa itu? Kalau benar begitu kenyataannya, tidak perlu kutangisi kesialanku setelah gagal nikah. Setidaknya rekeningku tidak sekarat akibat pengeluaran persiapan nikah yang berujung patah hati itu.

"Mana ada? Belum."

"Siapa? Siapa? Oh, lo?" Seorang laki-laki bertubuh jangkung yang baru datang meletakkan ranselnya sambil mengibas-ngibas area lehernya. "Bener-bener Jakarta, ya, baru jam segini sudah musim panas aja. Hai, gue Mark."

"Mark, Mark. Mark Erot?" Desi menyahut santai, sambil mengecek make up-nya. "Eh, Kal, nggak menor, kan?"

"Nggak."

"Lo yang katanya Senior Manager itu, ya?" tanya si Mark ikut penasaran.

"Bukaaan. Gue Kaluna, by the way."

"Bahaya, Des. Saingan lo cantik bener!"

Desi mencebik. "Cewek, ya, cantik lah!"

Aku tertawa kecil meskipun masih bingung dengan arah obrolan ini ke mana.

"Mark juga satu tim sama kita?" tanyaku ke Deswita.

"Yoi, Kal. Tim kita ada empat orang. Deswita, lo, gue, sama satu belum nongol. Santai aja di sini. Kalau ada yang perlu ditanyain, tenang aja ada Abang."

"Abang-None." Lagi-lagi perempuan berambut sebahu itu menyambar kalimat Mark dengan santainya.

"Sirik aja lo, ya? Belum move on lo dari gue?"

The Wedding Ring [Juara 2 AJ5 by HWC Publisher]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang