20. "Am I really meant for you?"

68 6 4
                                    

Kaluna

Edward Writing Publishing
Selamat Pagi, Kak Kaluna.
Empat novel sebagai bukti cetak sedang proses pengiriman hari ini, ya 😊
Harap konfirmasi jika nanti paket sudah Kakak terima.
Terima kasih.

Kaluna(Me)
Ok, Kak. Ditunggu, ya 😊

Kubaca berulang-ulang WA dari Edward pagi ini. Baru kali ini aku bahagia mendapat notifikasi dari mereka. Biasanya jadi makin bikin sakit kepala karena isinya seputar revisi naskah, revisi cover, revisi layout, dan revisi-revisi lainnya.

Belum lihat hasilnya saja, kabar kalau novel perdanaku ini akan segera bisa kupeluk, sudah membuat hatiku ringan.

Ralat, hatiku yang satu sisi saja. Sebelahnya lagi masih hancur porak-poranda akibat kalimat dari Baskara kemarin.

"Ok, just do what you want, then."

Sudah semuak itu, ya, kamu sama aku, Mas Baskara?

Padahal momen inilah yang kutunggu untuk bisa kurayakan bersama laki-laki itu. Pasti menyenangkan bisa bersama-sama melihat hasil kerja kerasku selama ini dengan dia, laki-laki yang seharusnya bisa leluasa kupanggil sebagai suami sendiri.

Sedang memandangi chatroom Edward, beberapa detik kemudian, ponselku kembali bergetar menerima satu pesan masuk.

Tanpa kubuka, hanya men-scroll layarnya ke bawah, sudah bisa terbaca WA dari siapa.

Aku menoleh ke arah si sender yang ternyata sedang memperhatikanku dari kursinya. Senyum segaris yang menjengkelkan itu muncul lagi.

Sanjaya menunjuk ponselnya sebagai tanda agar aku segera membalas WA-nya. Aku melengos tak peduli.

"Meeting, meeting!" Mandra yang baru saja datang dari rapat koordinator, menepuk-nepuk tangannya mengomando anak timnya supaya lekas bangkit dari kursi malas masing-masing. Dia mengarahkan kami ke sudut ruangan yang memang disediakan untuk rapat kecil per tim. Sudah ada satu meja panjang berukuran sedang, dan lima kursi.

"Kal, ini project pertama lo. Semangat!" Mandra mengangkat tangan dan mengepalkannya.

Aku tersenyum lebar sembari mengikuti gerakan Mandra. "Semangat!"

"Kita kebagian cek lapangan kali ini. Lokasi book launching-nya sudah ditentukan klien, tinggal skema acaranya yang perlu dibuat. Untuk sekarang, selain langsung ketemu klien di tempat, mereka juga minta rapat di kantornya. Kita bagi dua, ya, yang berangkat."

The Blissful mendapat mandat dari salah satu penerbit mayor untuk menggelar acara peluncuran buku penulis best seller mereka. Project ini dari awal memang sudah membuatku berangan-angan suatu saat novelku bisa diperkenalkan melalui acara sekeren itu.

Mandra memandangi kami satu per satu. Pasti tidak mudah bagi dia menentukan siapa dengan siapa pergi ke tujuan masing-masing.

"Kaluna sama Sanjaya, kalian ke lokasi. Deswita sama gue yang rapat ke kantor mereka."

Deswita mengetuk-ngetuk ujung pulpennya di atas meja. "Pinter lo ya, cari kesempatan?"

"Yuk!" Tanpa menghiraukan rutukan Deswita, Mandra bangkit. Mau tak mau perempuan itu pun mengekor dari belakang. Dia sempat geleng-geleng kepala dengan muka malas ke arahku. Aku hanya bisa tersenyum masam.

The Wedding Ring [Juara 2 AJ5 by HWC Publisher]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang