HAPPY READING.
Wanita muda yang rambutnya panjang tergerai dengan sorot netra yang berbinar-binar, dia seorang karyawan di Coffee Shop 2D.
Sebuah cafe milik Dillan — Kakak Deigo yang banyak diminati anak remaja karena desain yang kekinian serta banyak aneka makanan dan minuman.
Syleene selalu ramah pada setiap pengunjung, ia juga sigap dalam melayani pembeli di kafe tersebut.
"Malam teh," ucap salah satu pelanggan yang sudah tidak asing bagi Syleene, lebih tepatnya dia adalah Deigo, adik dari pemilik kafe.
"Malam." Meskipun sore tadi Syleene sudah menangis, ia tetap membalas sapaan Deigo dengan senyuman yang merekah, seolah-olah tidak ada masalah dalam hidupnya.
Syleene tetap profesional dalam melayani pelanggan, sampai tiba-tiba matanya bertemu dengan seseorang yang sedang dia hindari.
"Syleene," sapa Askara yang baru memasuki kafe.
Syleene menunduk menghindari kontak mata. "Iya?"
"Lo gamau jelasin sesuatu?" tanya Askara.
Syleene menatap Askara sekilas hatinya terasa sakit dan penuh dengan perasaan yang rumit. "Setelah selesai bekerja, kita bicara."
Askara mengangguk, ada setitik bahagia dalam dirinya, namun netranya menatap Syleene nyalang dalam beberapa saat.
Syleene mengangkat pandangannya melihat Askara yang belum pergi juga. "Atau besok saja, jika Kamu gak mau nunggu."
"Gue tunggu," jawab Askara.
"Takutnya kemalaman," ucap Syleene memberi tahu.
Askara mengedikkan bahunya tidak peduli. "Beli minum 1, sesuai rekomendasi Lo," ucap Askara.
"Kopi hangat," jawab Syleene mengingat minuman yang sering dipesan Askara.
"Gue lagi gak mau kopi."
"Terus mau apa?" tanya Syleene bingung.
"Kesukaan lo." Setelah mengatakan itu, Askara pergi menuju meja yang masih kosong tanpa menunggu jawaban Syleene.
Askara sudah duduk di meja kafe dengan nyaman di temani sepi dalam keramaian, di kegelapan malam, lampu-lampu redup di sekitar menciptakan suasana damai.
Netranya itu memperhatikan langkah Syleene yang menghampirinya dengan membawa segelas minuman berwarna merah muda yang menyatu dengan warna hijau.
"Silahkan, semoga suka," ucap Syleene seraya menyimpan gelasnya dengan hati-hati.
"Ini namanya apa?" tanya Askara heran, sebenarnya dia hanya ingin berbasa-basi.
"Strawberry matcha latte." Setelah menjawab pertanyaan Askara, Syleene cepat-cepat pergi dari sana membuat Askara sedikit berdecak.
"Bagus juga seleranya," gumam Askara mencicipi minuman yang pertama kali ia lihat. "Tapi, gue gak bisa minum matcha."
Tidak lama dari itu, Askara pergi dengan langkah yang terburu-buru menuju toilet, mulutnya terasa mual.
"Aneh banget," gerutunya setelah memuntahkan sesuatu, Askara menatap dirinya sendiri lewat kaca, kaos hitam polos yang membaluti tubuhnya saat itu membuat penampilan Askara terlihat santai.
"Maneh ngapain di sini?" tanya Deigo yang tiba-tiba menghampiri Askara.
Askara menatap Deigo sekilas, kemudian kembali menatap dirinya lewat pantulam kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon Without Light [TERBIT]
Teen FictionKematian dan kisah cinta yang tersimpan selama 16 tahun menjadi latar belakang cerita ini. Melanjutkan hidup dalam semangat ucapan mayat adalah caranya untuk tetap bertahan. Pertemuan pertamanya di tempat yang nyeleneh membuat Askara Rakesh Abivad...