Vote sebelum membaca ヽ(●´ε`●)ノ.
🩶HAPPY READING🩶
Seberapa lelah pun kamu melangkah, hari akan terus berganti, mau ataupun tidak, kita harus tetap menjalaninya. Tidak ada kata berhenti di tengah, jika sudah memulai ya selesaikan.
"Aku takut," gumam Syleene.
"Inget kata gue apa, takut itu hanya bayangan yang hadir sebagai pecundang, bayangan yang lo buat sendiri. Lo harus percaya diri Syleene, apapun hasilnya nanti, yang penting lo udah berusaha," ucap Askara.
"Tapi, kalo hasilnya jelek, aku buat nama sekolah jadi jelek juga."
"Stop bilang gitu, sekolah juga harusnya paham, bahwa dalam setiap perlombaan pasti ada menang dan kalah. Terlebih, lo abis di timpa masalah beberapa hari yang lalu," jawab Askara, berharap Syleene bisa tenang dan tidak berpikiran aneh.
"Liat gue nih, santai aja tuh, yang penting gue udah pelajari semua materi yang di kasih guru." Askara mengibaskan rambutnya dengan satu tangan dimasukkan ke dalam saku celananya.
"Ka Aska udah biasa kan?"
"Iya, udah biasa menang, jadi takut menang lagi," ucapnya sedikit menyombongkan diri.
Syleene menatap Askara sekilas. "Kalah tau rasa loh Kak, nanti nangis."
Askara menatap Syleene kaget, tatapannya bertemu beberapa saat, senyum keduanya merekah menampakkan deretan gigi. "Mana pernah gue kalah, ginih deh, yang hasilnya lebih bagus, nanti boleh minta sesuatu, gimana?"
Syleene mengedikkan bahunya tidak mau. "Kita kan lomba di bidang yang berbeda."
"Ya sama aja, kita liat siapa yang dapet juara lebih bagus," jawab Askara.
"Beda dong, saingannya juga bakal beda," elak Syleene.
"Harusnya sama aja, semuanya bakal sama-sama pinter di bidang masing-masing, lo takut gue juara 1 kan?"
Syleene berdecak malas. "Yaudah, yang dapat juara lebih bagus boleh minta 1 permintaan, asal masih batas wajar," jelas Syleene.
Askara mengangguk setuju. "Oke siapa takut."
"Tapi, kalo kita dapat juara yang sama gimana?" tanya Syleene.
"Ya bagus, sama-sama juara 1 kan."
Bagai dua partikel yang saling tarik-menarik, mereka terikat dalam semangat juang yang membara. Syleene dan Askara melangkahkan kakinya menuju sekelompok insan muda yang bersinar bak bintang di angkasa, mereka yang siap untuk melangkah ke panggung kompetisi yang memukau.
Di sana ada 9 perwakilan SMA Garuda untuk mengikuti OSN, mereka siap menunjukkan potensi terbaiknya di bidang yang dikuasai oleh masing-masing.
"Semuanya, kita berdoa sama-sama, semoga selama mengikuti acara ini kita semua dilancarkan, dijauhkan dari hambatan apapun," ucap Pak Bara segera memimpin doa.
Setelah selesai berdoa, semua perwakilan SMA Garuda memasuki ruangan yang telah disiapkan untuk mengerjakan tugas-tugas mereka. Menyisakan Pak Bara dan Bu Suci yang menunggu di luar.
"Semangat semuanya," ujar Pak Bara melihat para siswanya memasuki ruangan yang berbeda-beda ditemani ketegangan.
Meskipun mereka telah berlatih dan mempersiapkan diri sebaik mungkin, rasa gugup tampak jelas di wajahnya.
Jemari Syleene bermain dengan pinggiran rok yang ia pakai, detak jantungnya berdetak lebih cepat, tangan berkeringat, dan pikiran dipenuhi dengan berbagai kemungkinan yang akan terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon Without Light [TERBIT]
Teen FictionKematian dan kisah cinta yang tersimpan selama 16 tahun menjadi latar belakang cerita ini. Melanjutkan hidup dalam semangat ucapan mayat adalah caranya untuk tetap bertahan. Pertemuan pertamanya di tempat yang nyeleneh membuat Askara Rakesh Abivad...