23. Luka lama

81 23 0
                                    

.
HAPPY READING


Flashback

Rumah yang diimpikan banyak orang, suasananya hangat, damai dan penuh kebahagiaan.

Cahaya lampu malam itu menyoroti wajah-wajah yang tersenyum bahagia, menambah keharmonisan dalam keluarga.

"Aku mau adiknya perempuan!" ucap gadis yang rambutnya tergerai panjang, wajahnya cantik berseri-seri, putih bersih dengan sorot netra yang teduh.

"Cowo dong!" balas Askara yang saat itu masih duduk di bangku SMP.

"GAMAU! AKU MAUNYA PEREMPUAN!" pekiknya, tepat di telinga Askara.

Askara menutup kedua telinga dengan tangannya. "Berisik!"

"BUNDA, ADIKNYA PEREMPUAN KAN?" Alleisha Ratu Abivadya, gadis yang menduduki kelas 6 SD saat itu, ia menghampiri Adelly — ibunya.

Senyum di bibir Adelly merekah, indah, bagai bunga terbaik di taman. Wanita itu mengelus perutnya yang semakin besar dengan punggung di sandarkan pada sandaran sofa ruang keluarga. "Apapun jenis kelaminnya, yang penting nantinya sehat, jadi anak yang baik, kita bisa berkumpul terus, jadi keluarga yang semakin harmonis."

"Tapi kalo adiknya laki-laki, nanti dia mainnya sama Kak Ara, aku gak punya temen." Alleisha mengerucutkan bibirnya.

Abivadya, laki-laki yang menjadi kepala keluarga saat itu mengelus perut istrinya dengan lembut. "Mau perempuan ataupun laki-laki, kalian semua harus akur, ya?" Netra Abivadya menatap Askara, lalu beralih pada Alleisha membuat keduanya mengangguk bersamaan.

Alleisha menjatuhkan tubuhnya pada pangkuan Askara. "Kita akur ko Ayah, Kak Ara aja yang kadang jailin aku," ucap Alleisha membuat Askara menggerakkan jemarinya untuk menggelitik Alleisha.

"TUH KAN BARU JUGA BILANG, KAK ARA EMANG JAIL BANGET," pekik Alleisha seraya mencari perlindungan di balik tubuh tegap Abivadya.

"Kak Ara lagi diem juga," kilah Askara.

"Oh ya, Allei, setelah kelulusan mau lanjut ke mana jadinya?" tanya Abivadya membuka obrolan sedikit serius.

"Katanya mau nyusul Ara," sambar Askara.

Alleisha tertawa memperlihatkan deretan giginya yang bersih. "Gamau sama Kak Ara, Allei mau pergi aja sama ayah."

"Pergi kemana?" tanya Askara heran.

Ditengah-tengah pembicaraan itu, Adelly mengangkat tubuhnnya dengan mengandalkan bantuan Abivadya untuk pergi ke kamar mandi.

"Ayah antar Bun," ucap Abivadya.

Setelah berhasil berdiri, Adelly menggeleng pelan. "Gak perlu, bunda bisa sendiri ko."

Adelly pergi menuju kamar mandi dengan langkah terbatas dan terasa berat, perut yang besar membuatnya sulit untuk bergerak dengan leluasa.

BRAKK

Moon Without Light [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang