HALLLOOO
JANGAN LUPA VOTE & KOMENNYA🩶HAPPY READING🩶
"Malam ini langitnya terlihat indah, lebih cerah dari biasanya, tapi gue akan membuat sesuatu yang lebih indah.""Apa?"
"Kisah kita."
Suasananya menjadi hening di tengah ramainya kota malam itu. Terlihat dua remaja melewati jalan di bawah langit malam, laki-laki itu mengemudikan motornya dengan hati-hati, sesekali dia mencuri pandang melihat gadis yang berada di belakangnya lewat kaca spion, anak rambut yang tertiup angin itu membuat kecantikannya menjadi-jadi.
Keheningan malam itu seakan-akan membungkus mereka berdua dalam suasana yang-romantis. Hanya terdengar suara deru mesin motor yang bergema dari kuping kanan ke kiri dan aroma makanan dari pinggiran jalan yang menubruk indra pencium.
"Mau kemana?" tanya Askara sedikit berteriak.
"Aku cuma mau anter Kak Aska," jawab Syleene polos.
"Kemana pun gue pergi, lo mau ikut?"
Syleene merasakan jantungnya yang berdebar-debar, ia menghindari kontak mata yang di lakukan Askara lewat kaca spion, sedangkan Askara malah tersenyum melihat wajah Syleene yang panik dan canggung, jika dia melihat jelas, mungkin kedua pipi Syleene sudah merah menahan malu, nyatanya memang Syleene merasakan panas di kedua pipinya.
Di tengah-tengah perjalanannya, Askara menemukan sebuah tempat yang terlihat ramai dan meriah, tempat itu dihiasi lampu warna-warni serta terdengar alunan musik. Hal itu menarik perhatian Askara, dia menghentikan motornya di area parkiran. "Lo pernah main ke sini?" tanya Askara yang sudah membuka helm-nya.
Syleene yang sudah berada di samping Askara sedikit menundukkan pandangannya, ia mengingat sesuatu yang membuat perasaannya sedikit tergores. "Dulu, nenek sering ajak aku setiap ada pasar malam, walau hanya sekedar melihat. Tapi, sekarang nenek sudah di ambil Tuhan."
Askara sedikit tersentak dengan kalimat terakhir, sekarang ia merasa tidak enak. "Maaf, gue gatau," ucapnya merasa bersalah.
Syleene tersenyum sekilas. "Gapapa, santai aja."
Langkah rakus Askara kini bersanding dengan langkah kecil Syleene, mereka berdua siap menjelajahi pasar malam itu. Pandangannya melihat stan satu persatu, Askara terlihat bersemangat ingin menjelajah di sana, begitu pun dengan Syleene yang senyumnya sudah merekah dengan bola mata berbinar.
"Katanya mau nyari sesuatu," ucap Syleene ketika mengingat tujuan dia mau ikut dengan Askara.
Askara yang masih setia melangkahkan kakinya itu menarik lengan Syleene agar mengikutinya. "Di sini aja nyarinya."
"Emang mau nyari apa?" tanya Syleene yang sudah menyamakan langkah kakinya.
"Gue gatau," jawab Askara membuat Syleene mengerutkan alisnya bingung.
Kini keduanya dalam keadaan diam, sama-sama menikmati dinginnya malam dengan angin sepoi-sepoi yang terasa menusuk tulang. Alunan musik terdengar silih berganti membuat suasana terasa nyaman dan tidak membosankan. Syleene mengikuti setiap langkah Askara, matanya melihat ke kanan dan kiri menikmati suasana.
"Kak, kalo ada yang perlu dicari, sekarang aja. Aku gak bisa lama-lama di luar," ucap Syleene tiba-tiba.
Askara mengalihkan perhatiannya menatap Syleene khawatir. "Lo sakit?" tanyanya. Dengan inisiatif, Askara membuka jaket yang membaluti tubuhnya, ia menyampirkan jaketnya pada bahu Syleene. "Sorry," ucap Askara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon Without Light [TERBIT]
Teen FictionKematian dan kisah cinta yang tersimpan selama 16 tahun menjadi latar belakang cerita ini. Melanjutkan hidup dalam semangat ucapan mayat adalah caranya untuk tetap bertahan. Pertemuan pertamanya di tempat yang nyeleneh membuat Askara Rakesh Abivad...