Yogyakarta
Shani terbangun dengan kepala yang terasa berat dan pusing. Dia memaksakan tubuhnya yang lemah untuk bangun dan duduk di pinggir tempat tidurnya. Dan seketika itu juga isi perutnya keluar karena pandangannya berputar dan membuatnya mual. Bersamaan dengan itu, seorang wanita cantik dengan rambut panjang dan berkulit sawo matang datang. Wanita itu terkejut melihat Shani muntah. Tanpa banyak bicara, wanita itu mengambil ember kecil yang di dalamnya terdapat handuk, yang memang sengaja dia siapkan di dekat kamar mandi untuk membersihkan muntahan Shani. Lalu kemudian dia langsung membersihkan muntahan Shani di lantai tanpa rasa jijik.
Sisca Saras. Wanita cantik yang sudah setahun ini selalu bersama dengan Shani. Sisca adalah salah satu orang kepercayaan Shani yang membantunya dalam mengelola bisnis restoran milik Ayah Shani di Yogyakarta. Sebelum Shani memutuskan untuk menetap di Yogyakarta setahun yang lalu, Sisca mengelola restoran Natio'S Classic seorang diri karena Ayah dan Ibu Shani menetap di Bali dan menjalankan bisnis mereka disana. Sementara kedua kakak Shani yaitu Hary Pranata Natio dan Shania Junianantha Natio, memiliki kesibukan sendiri.
Hary tinggal di Jakarta bersama istrinya yg memang seorang artis sekaligus model. Hary juga mengurus Natio'S Classic yang ada di Jakarta. Shania tidak tertarik dengan dunia bisnis, dia lebih memilih berkarir sebagai model dan artis.
Shani sendiri adalah seorang dancer yang juga tidak tertarik dengan bisnis sang Ayah dan lebih memilih menjadi seorang pelatih dancer di salah satu agency yang sangat terkenal di Jakarta, SG's Entertaiment. Tapi setelah kecelakaan yang menimpa Shani setahun yang lalu, membuatnya memutuskan menetap di Yogyakarta, beralih mengurus bisnis sang Ayah. Lebih tepatnya 'mengurus' bisnis sang Ayah adalah sebuah topeng untuk Shani yang nyatanya setiap malam menghabiskan waktunya di club dan pulang dalam keadaan mabuk.
Disinilah tugas Sisca semakin dibutuhkan oleh Shani. Membereskan kekacauan yang dibuat oleh Shani. Mulai dari menemaninya ke club setiap malam, membantu Shani yang terkadang tidak sadarkan diri setelah mabuk, mengganti baju Shani yang sudah tidak sadarkan diri karena mabuk, sampai membersihkan muntahan Shani. Setiap malam. Setiap pagi. Setiap hari. Dalam setahun belakangan ini.
Sisca tidak pernah mengeluh. Tidak pernah protes. Tidak pernah lelah melakukan hal itu untuk Shani. Dia malah senang. Sangat senang melakukan hal itu karena dia mencintai Shani.
Siapa yang tidak jatuh cinta dengan seorang Shani Indira Natio? Wajahnya yang cantik dan tampan secara bersamaan sangat sempurna dipadukan dengan rahang yang tegas, mata yang bagus, dan bibir tebal nan sexy. Walaupun sebagian orang mengatakan tubuh Shani terlihat kurus untuk seukuran tinggi badannya, tapi di mata Sisca, Shani sangat sempurna dengan bahunya yang lebar dan kokoh serta abs di perut Shani yang bisa dia lihat setiap hari.
Rasanya dia sangat rela hidupnya dihabiskan hanya untuk mengurus Shani. Seperti saat ini, dengan cekatan Sisca menguncir rambut panjang Shani saat gadis itu kembali muntah di dalam ember yang sudah dia sediakan. Dengan penuh kelembutan dia memijat tengkuk Shani juga mengelus punggung Shani lalu memberinya minum setelah gadis itu selesai muntah.
"Lebih baik kau tidur lagi, Shan. Semua isi perutmu akan terkuras kalau kau terus muntah seperti ini." Ujar Sisca dengan nada penuh rasa cemas.
"Aku baik-baik saja, Sis" Shani tersenyum untuk menenangkan Sisca. Shani tahu kalau gadis yang sudah dia anggap seperti keluarganya sendiri itu mengkhawatirkan dirinya. “Sis, kau tidak perlu khawatir. Kau sudah sering melihatku seperti ini, bukan?" Shani tersenyum manis kemudian terkekeh dengan ciri khasnya.
Sisca hanya bisa menghela nafas pasrah. Senyum manis Shani selalu berhasil membuat hatinya tenang. "Oke." Jawabnya pasrah. "Kau mau sarapan disini atau di meja makan?" Tanyanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sure Thing
Fiksi Penggemar"Jika mencintaimu bisa membuat semua ketakutan ku beganti menjadi harapan, maka aku akan mencintaimu selama-lamanya" Shania Gracia "Mencintaimu adalah hal pertama yang akan selalu menjadi alasan utama aku tersenyum. TERSENYUM. Satu hal yang sangat s...