Gracia dan Feni baru saja mendarat di bandara Bandar Udara Internasional Yogyakarta. Salah satu bandara tersibuk di Yogyakarta. Mereka langsung menuju hotel untuk beristirahat.
Sesampainya mereka di hotel, Gracia tidak berhenti berdecak kagum melihat keindahan pantai dari dalam kamarnya yang langsung menghadap pantai.
"Haiz Ben! Apa kau tidak pernah melihat pantai sebelumnya? Sejak tadi kau tidak beranjak dari tempatmu." Tegur Feni yang merasa sikap Gracia terlalu berlebihan.
“Astaga Ben. Kenapa kita harus sekamar seperti ini? Kau mengganggu kesenanganku!" Protes Gracia dengan kesal sambil beranjak pergi dari depan jendela dan duduk di sofa.
Feni hanya tertawa melihat kekesalan Gracia. Dia memang sengaja memesan satu kamar dengan double bed karena dia tidak ingin membiarkan Gracia memiliki kamar sendiri yang akan membuatnya kembali menangis mengingat mantan kekasihnya yang brengsek itu.
"Aku tidak ingin kau kesini hanya untuk meratapi sakit hatimu. Lagi pula Om dan Tante memintaku untuk menjagamu. Sekamar lebih baik menurutku." Jelas Feni lalu menghempaskan tubuhnya di kasur.
Gracia hanya diam dan mengerucutkan bibirnya sambil menyalakan TV.
"Ben, apa kau pernah makan di restoran Natio’s Classic saat di Jakarta?" Tanya Feni.
“Hah? Entahlah. Tapi aku tidak asing dengan nama Natio." Jawab Gracia dengan wajah yang seolah tengah mengingat-ingat sesuatu.
"Jelas saja tidak asing. Shani Indira Natio? Apa kau tidak mengenalnya?" Tanya Feni yang masih betah menatap langit-langit kamar hotel.
Gracia semakin mengerutkan keningnya mendengar nama Shani Indira Natio. Tapi dia tidak berhasil mengingatnya.
Feni bangun dan menatap Gracia dengan tatapan tidak percaya.
"Kau sungguh tidak mengenal dancer terkenal seperti Shani Indira?" Tanyanya dengan nada tidak percaya. Gracia menggelengkan kepalanya dengan wajah polos.
"Wah.. Kau benar-benar bukan seorang CEO yang baik, Shania Gracia." Feni bangun dan berpindah duduk disamping Gracia.
"Yaa! Feni Fitriyanti! Apa hubungannya Shani Indira dengan jabatanku?!" Gerutu Gracia dengan kesal.
"Ben, Shani Indira pelatih dancer di agency perusahaan kita." Feni menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya dengan sikap acuh Gracia pada bawahannya.
"Tapi setahun lalu dia mengundurkan setelah terlibat kecelakaan dengan,"
"Entertainment itu bidang mu, Ben. Wajar bukan kalau aku tidak mengenalnya?" Sela Gracia dengan cepat, membela diri.
"Tapi kau keterlaluan kalau kau tidak mengenalnya. Dia terkenal bukan hanya di Indonesia saja."
"Mungkin aku terlalu sibuk sehingga aku tidak mengenalnya. Atau mungkin aku mengenalnya tapi aku tidak peduli." Ujar Gracia dengan sombongnya.
"Kau dan kesombonganmu itu, Shania Gracia! Benar-benar menyebalkan!" Gerutu Feni.
Gracia menatap Feni dengan heran. "Sepenting itukah dia untukmu sampai kau berpikir aku harus mengenalnya? Apa kau mencintai Shani Indira, Ben?" Tanyanya yang masih dengan tatapan heran.
Feni menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar ucapan Gracia. "Apa kau tidak ingat setahun lalu dia terlibat skandal dan kecelakaan dengan salah satu artis kita?" Tanya Feni dengan nada serius.
Melihat keseriusan Feni, Gracia pun berpikir keras. Dan sejenak kemudian, ekspresi wajahnya berubah seolah dia mengingat kejadian itu.
"Maksudmu Viny? Ratu Viny?" Tanyanya dengan ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sure Thing
Fanfiction"Jika mencintaimu bisa membuat semua ketakutan ku beganti menjadi harapan, maka aku akan mencintaimu selama-lamanya" Shania Gracia "Mencintaimu adalah hal pertama yang akan selalu menjadi alasan utama aku tersenyum. TERSENYUM. Satu hal yang sangat s...