Gracia membuka matanya. Gadis itu tersenyum lebar ketika hal pertama yang dia lihat adalah bunga Daisy. Daisy adalah bunga kesukaannya. Dia yakin itu dari Shani. Shani? Kemana dia? Gracia pun berusaha bangun dari tidurnya saat menyadari Shani tidak ada bersamanya.
"Shani.." Panggil Gracia sambil berusaha turun dari tempat tidur.
"Eiii! Kau mau kemana?"
Suara Shani yang baru masuk, membuat Gracia mengurungkan niatnya untuk turun dari tempat tidurnya.
"Aku mencarimu." Jawab Gracia sambil memanyunkan bibirnya.
"Aku habis sarapan dengan Gita dan Feni." Shani membantu Gracia untuk kembali berbaring.
"Aku pikir kau pulang tanpa memberitahuku." Gracia masih memanyunkan bibirnya. "Kau tidak membawakanku makanan?" Tanyanya.
"Kau mau apa? Biar aku meminta Gita untuk membelikannya."
"I want you.." Jawab Gracia sambil membelai pipi Shani dan mengedipkan satu matanya, menggoda Shani.
Shani mencubit pipi Gracia dengan gemas. "Jangan memancing ku.." Ujarnya dengan gemas.
Gracia tertawa manja menanggapinya. "Terima kasih banyak, babe." Gracia mengusap punggung tangan Shani dengan mata berkaca-kaca. "I know this is so hard for you, babe." Lanjutnya.
"Aku akan melakukan apapun untukmu, sayang. Sekali pun aku harus mengorbankan nyawaku. Akan aku lakukan untukmu." Shani mengecup tangan Gracia.
Gracia hanya bisa tersenyum, tidak bisa berkata apa-apa mendengar ucapan Shani.
"Dan kau.. Jangan pernah menyembunyikan apapun dariku. Apapun. Karena aku pasti akan mengetahuinya. Mengerti?!"
"Iya, aku mengerti." Jawab Gracia dengan memanyunkan bibirnya.
Shani tanpa basa basi langsung mengecup bibir Gracia. Dan Gracia membalas ciuman Shani dengan penuh cinta. Tapi kegiatan mereka terhenti karena Dokter Veranda datang untuk memeriksa keadaan Gracia. Hal itu membuat Shani dan Gracia salah tingkah di hadapan Dokter cantik itu.
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Keadaannya sudah stabil." Ujar Dokter Veranda setelah selesai memeriksa keadaan Gracia.
"Kapan aku bisa pulang, kak?" Tanya Gracia.
"Kita lihat keadaanmu sampai besok. Kalau besok kau sudah jauh lebih baik dari hari ini, kau bisa pulang." Jawab dokter Veranda.
"Apa benar Gracia sudah bisa pulang secepat itu, Dok?" Tanya Shani yang masih mencemaskan keadaan Gracia.
"Shani.. Panggil saja kakak. Aku dokter keluarga Harlan, jadi jangan terlalu formal." Pinta Dokter Veranda.
"Ah, baiklah, kak." Shani mengangguk, mengerti.
"Gracia sudah bisa pulang besok kalau kondisinya semakin stabil. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Shani. Apalagi kau bersamanya saat ini." Dokter Veranda tersenyum penuh makna.
Shani hanya tersenyum salah tingkah menanggapinya. Setelah sedikit berbasa-basi dengan Shani dan Gracia, Dokter Veranda pun keluar meninggalkan mereka.
"Kau ingin aku membersihkan badanmu sekarang atau nanti?" Tanya Shani.
"Sekarang. Karena aku tidak ingin terlihat berantakan di hadapanmu." Jawab Gracia.
Shani tersenyum menatap Gracia dalam-dalam. "Kau selalu sempurna di mataku, baby Ge. Dalam keadaan apapun." Pujinya.
"Why your mouth so sweet like this, Indira.." Gracia membelai bibir Shani dengan gemas lalu menciumnya dan memberikan lumatan.
Shani pun membalas lumatan Gracia dengan lembut.
![](https://img.wattpad.com/cover/369534829-288-k430976.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sure Thing
Fanfiction"Jika mencintaimu bisa membuat semua ketakutan ku beganti menjadi harapan, maka aku akan mencintaimu selama-lamanya" Shania Gracia "Mencintaimu adalah hal pertama yang akan selalu menjadi alasan utama aku tersenyum. TERSENYUM. Satu hal yang sangat s...