DUA BELAS

943 114 24
                                    


Shani berkali-kali melihat jam tangan Rolex miliknya. Dia sudah berdiri di ruang tunggu bandara menanti kedatangan Gracia. Tidak lama kemudian, yang ditunggu akhirnya datang.

Shani terpaku melihat Gracia yang sangat-sangat cantik dan anggun. Dan kemudian, senyum Gracia membuatnya tersadar lalu melambaikan tangan padanya tanpa senyum di wajahnya. Entah mengapa rasanya wajahnya terasa kaku melihat kecantikan Gracia saat ini.

Gracia, mengulum senyum, mencoba setenang mungkin. Gadis itu tidak ingin terlihat sangat bahagia bisa bertemu kembali dengan Shani. Rasanya dia ingin berlari dan memeluk Shani erat melihat penampilan Shani yang menggemaskan saat ini. Kenapa bisa dia terlihat sangat cute dan cool di waktu bersamaan?

"Hei," Sapa Gracia yang mati-matian berusaha untuk tidak memeluk Shani dan berusaha keras menjaga detak jantungnya agar tetap berdetak normal.

Tapi..

"I promise to hug you when you're here."

Pelukan Shani meruntuhkan pertahanan dirinya. Jantungnya berdegup cepat. Apalagi saat mencium aroma musk mallow bercampur bunga magnolia dan violet dari tubuh Shani, membuat Gracia tanpa sadar membalas pelukan Shani dengan erat dan menempelkan wajahnya di leher Shani serta menghirup aroma parfum yang membuatnya tenang. Sungguh, Gracia tidak ingin Shani melepas pelukannya.

Shani pun berusaha mengontrol detak jantungnya saat dia dengan jelas merasakan nafas Gracia di lehernya dan mencium aroma segar dari tubuh Gracia yang membuatnya candu semenjak dia mencium aroma parfume Gracia di hotel saat itu.

Saat melihat ada beberapa orang yang memotret mereka, Shani pun melepaskan pelukannya dengan enggan. Begitu juga dengan Gracia.

"Ayo. Sebelum fans GreShan membuatmu susah bernafas." Ajak Shani sambil menggandeng tangan Gracia dengan lembut.

Gracia tersenyum melihat tangannya di gandeng oleh Shani. Memang benar, beberapa orang sudah mulai memotret mereka saat mereka mulai berjalan keluar bandara. Tapi Gracia tidak khawatir karena Shani sangat melindunginya sampai mereka ada di dalam mobil.

"Hai kak Bumi. Kita bertemu lagi. Kakak apa kabar?" Gracia menyapa Bumi.

"Hai Gre. Aku baik." Balas Bumi. "Kau menjadi idola baru disini." Seloroh Bumi.

Gracia hanya tertawa mendengarnya.

"Dia akan mengalahkan ketenaran kak Nju dan Gita." Ujar Shani.

"Kau berlebihan sekali, Shan." Gracia memukul lengan Shani dengan pelan.

Shani hanya tersenyum menanggapinya lalu memalingkan wajahnya. Dia sangat berusaha untuk tidak menatap Gracia lama-lama walaupun dia sangat ingin melakukannya. Berbeda dengan Gracia yang sedang menatapnya dengan senyum di wajahnya yang sangat cute.

"Ada apa? Ada yang aneh dengan wajahku?" Tanya Shani tanpa menatap Gracia.

"Hmm.. Sangat aneh." Jawab Gracia dengan serius, membuat Shani akhirnya menatap Gracia dengan tatapan bertanya. "Kenapa kau sangat cantik dan tampan seperti ini?" Gracia memiringkan wajahnya agar bisa lebih jelas menatap wajah Shani.

"Itulah pesonaku." Jawab Shani tanpa ekspresi lalu memalingkan wajahnya dari Gracia. Dia tidak ingin berlama-lama menatap wajah Gracia.

"Hais!! Kau merusak mood-ku dengan tingkat percaya dirimu yang keterlaluan itu!" Gracia memanyunkan wajahnya lalu memalingkan wajahnya dari Shani.

Shani hanya diam. Begitu juga dengan Gracia. Sejenak suasana menjadi hening dan itu membuat Shani tidak nyaman karena membuat suasana hati Gracia memburuk. Dia melirik Gracia yang masih menatap keluar jendela dengan wajah murung.

Sure ThingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang