TIGA BELAS

929 112 18
                                    

"Dira,"

"Dira? Kenapa kau memanggil ku seperti itu?"

"Karena aku menyukai arti namanya. Kau tahu artinya?"

Shani menggelengkan kepalanya.

"Arti nama Dira menurut bahasa sansekerta adalah kebijakan."

"Lalu?" Tanya Shani bingung

"Nah. Aku memanggilmu Dira karena kau adalah gadis yang bijak. Kau adalah gadis yang selalu memutuskan sesuatu dengan matang. Kau selalu memiliki perencanaan dalam mengambil sebuah keputusan. Dan cocok karena namamu."

Shani tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kau terlalu berlebihan, babe."

"Kau memang ratu di antara para wanita cantik, babe. Selain itu juga karena cintamu sangat suci dan murni untukku. Kau memperlakukanku dengan sangat sopan. Membuatku merasa berharga. Dan Shani Indira adalah keindahan dunia di hidupku."

.

.

.

Shani terbangun dengan keringat yang membasahi wajahnya serta dada yang terasa sesak. Wajahnya memanas. Sudah lama dia tidak memimpikan Viny seperti itu. Sangat jelas dan tampak nyata.

Gracia yang baru keluar dari kamar mandi dan masih memakai bathrobe, mengerutkan keningnya melihat Shani terbangun dalam keadaan seperti itu. Berkeringat dan nafasnya tersenggal. Gracia langsung menghampiri Shani dengan perasaan cemas.

"Are you okay, Love?" Tanya Gracia dengan cemas dan menyeka peluh di wajah Shani dengan lembut.

"Kenapa kau memanggil ku Dira?" Tanya Shani dengan tatap mata tajam dan bernada dingin.

"Aku sudah menjelaskannya semalam, baby. Kau memanggil nama tengah depan ku, jadi aku memanggilmu dengan nama tengah terakhir mu." Jelas Gracia dengan penuh kesabaran. "Katakan padaku sebenarnya kenapa? Ada sesuatu yang aku tidak tahu tentang nama itu atau apa?" Tanya Gracia.

"Dia juga memanggilku dengan sebutan itu. Dia bilang karena arti nama itu adalah kebijakan dan dia menyukai artinya." Jelas Shani lirih.

"Baby, aku minta maaf." Gracia sangat menyesal. "Kau mau aku berhenti dengan memanggilmu dengan sebutan itu?" Tanya Gracia.

Shani menggelengkan kepalanya lalu menangkup kedua pipi Gracia. "Aku mau kau menjadi dirimu sendiri. Lakukan apapun yang mau kamu lakukan denganku. Apa saja. Karena aku mau mencintai dirimu sendiri. Dirimu. Shania Gracia. Bisakah?" Shani menatap dalam mata Gracia seolah tengah mencari jawaban di mata wanitanya itu dan bicara dengan penuh penekanan di setiap katanya.

"Ini aku, baby. Diriku sendiri." Gracia membelai pipi Shani dengan penuh cinta. "Aku tidak akan berpura-pura." Lanjutnya dengan serius.

Shani langsung memeluk Gracia dengan erat. Gracia membalasnya sambil membelai punggung Shani agar Shani tenang.

"Tolong jangan tinggalkan aku," Shani menahan emosinya dengan meremas bathrobe Gracia dengan erat seolah melampiaskan rasa takut akan kehilangannya.

"Hmm.. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, honey." Gracia mempererat pelukannya.

Sungguh, Gracia akan mempertaruhkan apapun untuk bisa terus berada di samping Shani. Bahkan dia rela mengganti posisi Shani yang saat ini sedang merasa sakit dan takut kehilangan. Dia hanya ingin melihat Shani tersenyum. Bahagia. Tidak ingin melihat Shani yang rapuh seperti ini.

Sure ThingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang