DUA PULUH

1.3K 95 1
                                    

Seminggu berlalu. Gita sudah resmi menjadi manajer Shani. Dan Shani sudah menandatangani surat kontrak bersama Somethinc. Hanya tinggal menunggu jadwal untuk memulai pemotretan.

Dan hari ini, Shani berada di salah satu restoran di hotel tempat Gracia menginap di Bali. Ya. Bali. Shani menyusul Gracia ke Bali yang akan menghadiri Event Bali Fashion Week. Tentunya tanpa sepengetahuan Gracia. Dia sejak tadi berkomunikasi dengan Desy, sekretaris Gracia yang ikut menemani Gracia. Shani ditemani oleh Gita agar tidak memancing pemberitaan yang tidak diinginkan.

"Wow! Kak Gre benar-benar sempurna. Kau sungguh beruntung mendapatkan wanita sesempurna Shania Gracia. Lihatlah, wajah dinginnya benar-benar membuatnya semakin cantik." Gita menunjukan foto Gracia pada Shani yang juga sibuk dengan ponselnya, hanya saja bukan dengan media sosial, tapi menunggu kabar dari Desy kapan Gracia akan kembali ke hotelnya.

" Gita menunjukan foto Gracia pada Shani yang juga sibuk dengan ponselnya, hanya saja bukan dengan media sosial, tapi menunggu kabar dari Desy kapan Gracia akan kembali ke hotelnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Shani tersenyum bangga melihatnya. Hatinya semakin tidak sabar untuk bertemu dengan kekasihnya yang sudah sangat dia rindukan.

"Aku yakin kau akan mendapat banyak tawaran untuk bekerja sama dengan kak Gre." Ujar Gita dengan sangat yakin.

"Apa pun itu. Kau harus ingatkan aku terus untuk tidak berlebihan pada Gracia kalau memang aku bekerja sama dengannya. Maksud ku, di depan kamera. Semakin banyak tawaran, semakin banyak resiko yang harus aku hadapi pada pemberitaan hubunganku dengannya." Jawab Shani.

"Kak Shan, aku tidak akan membiarkanmu jatuh lagi. Kali ini aku akan berusaha menjagamu, menjaga karirmu."

"Thank's, Argits. Aku percayakan semuanya padamu, hmm.."

Gita hanya menganggukan kepalanya. Shani kembali menatap layar ponselnya, menunggu pesan dari Desy. Dan sesaat kemudian, Shani tersenyum membaca pesan dari Desy yang baru saja masuk, mengatakan Gracia baru saja tiba di hotelnya.

"Hey, Ice Queen, Your girl." Gita menunjuk Gracia yang berjalan dengan Desy dan juga seorang bodyguardnya. "Hah? Apa boneka itu selalu dia bawa kemana pun? Yang benar saja. Wajah dingin seperti itu, tapi di tangannya menggenggam boneka yang lucu." Gita menggeleng-gelengkan kepalanya.

Shani hanya tersenyum menanggapi ucapan Gita.

"Kenapa dia begitu mencintai manusia sepertimu, huh? Sampai boneka pemberianmu saja tidak pernah lepas darinya." Gita mengejek Shani saat melihat Gege bear dipeluk oleh Gracia.

"Tentu saja! Dia tergila-gila padaku karena kehebatanku di ranjang yang tidak akan pernah bisa kau mengerti!" Jawab Shani dengan kesal.

"Eww!" Gita menunjukan wajah jijiknya. "Sudahlah, sana tuntaskan nafsumu yang mengerikan itu pada kekasihmu sebelum aku muntah membayangkan es batu sepertimu bercinta." Gita mengibaskan tangannya memberi isyarat agar Shani pergi.

"Haish! Yang benar saja! Kau ini!" Maki Shani lalu bangun dari duduknya dan pergi meninggalkan Gita.

Shani menarik nafasnya dalam-dalam setelah sampai di depan kamar hotel Gracia. Detak jantungnya sangat cepat entah karena menahan rindu yang teramat sangat atau karena euphoria akan segera bertatap muka dengan kekasihnya.

Sure ThingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang