TUJUH

1.3K 154 21
                                    

Gracia dan Anin sedang duduk berhadapan di restoran hotel tempat Gracia menginap. Masih dengan menggunakan piyama, Gracia terpaksa mengikuti kemauan Anin yang datang pagi pagi meminta dirinya menemani sarapan. Bukan tanpa alasan Gracia menemani mantan kekasihnya ini sarapan tanpa memperhatikan apa yang dia kenakan. Salahkan Feni yang terus mengoceh membuat telinganya panas karena Anin mengganggu tidurnya.

"Makanlah. Sejak tadi kau hanya diam mematung seperti itu. It's not like you, honey." Ujar Anin.

"Jangan memanggilku dengan sebutan jtu lagi, Aninditha. Kita sudah bukan sepasang kekasih." Protes Gracia dengan tegas. "And yes. This isn't me. Sarapan di restoran hotel dengan memakai piyama tidurku." Lanjutnya dengan kesal.

Anin tertawa kecil melihat ekspresi kesal Gracia. "Tidak ada pegawaimu disini, Nona. Kau tidak perlu mengkhawatirkan penampilanmu." Ujar Anin dengan santai.

Gracia mendengus kesal mendengarnya.

"Oh atau kau takut ada fancam yang akan memotret kita diam-diam? Seperti kau dan Shani kemarin?" Tanya Anin dengan nada sarkas.

Gracia mengerutkan keningnya menatap Anin dengan bingung. Bukannya menjawab, Anin mengeluarkan ponselnya lalu meletakkannya di hadapan Gracia dan memberi isyarat pada Gracia untuk membacanya.

Gracia melihat ke layar ponsel Anin dan seketika matanya melebar melihat foto-foto candid bersama Shani saat mereka kemarin jalan bersama. Dan yang lebih membuat matanya makin melebar adalah judul yang menyertai foto-foto tersebut.

 Dan yang lebih membuat matanya makin melebar adalah judul yang menyertai foto-foto tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gracia membaca komentar-komentar yang menyertai foto-foto mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gracia membaca komentar-komentar yang menyertai foto-foto mereka. Gracia menghela nafas berat menahan amarahnya. Itu hanya sebagian yang dia baca. Entah seberapa banyak komentar menyakitkan untuk Shani. Walaupun tidak semua menghujat dan menyudutkan Shani, tetap saja Shani malah akan kembali tersakiti dengan pemberitaan ini.

"Kau mengabaikan panggilan dariku hanya untuk bersenang-senang denganya?" Tanya Anin.

Gracia hanya diam dan memijat pangkal hidungnya karena frustasi memikirkan perasaan Shani.

"Kau tidak membantunya, Gracia. Kau hanya akan membuat dia semakin tersudut. Lebih baik kau menjauh darinya. Berita ini pasti akan semakin ramai nantinya."

Sure ThingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang