34

634 38 5
                                        


Biu masuk ke kamar lalu menguncinya, dia duduk di tepi ranjangnya dia masi mencoba menahan tangisannya

"Biu.. Kenap kamu jadi cengeng seperti ini sih hikssss... Tapi ini sangat sakit hikss.. Dia kan bisa bilang baik2 tanpa harus membentak seperti tadi apalagi di depan anaknya hikss.. Aku salah karna kembali ke rumah ini hikss... Seharusnya mereka tidak menemukanku hikss... " Runtuh juga pertahanan Biu, air matanya jatuh juga padahal dia sudah berusaha menahannya dia memeluk lututnya sambil menangis, bible membuka pintu kamar Biu tapi tidak bisa karna biu menguncinya

"Biu sayang buka pintunya, aku minta maaf karna membentak mu, Biu kita bisa bicara kan tolong buka pintunya sayang... " Bible mengetuk pintu Biu tapi tidak di buka juga, Biu tidak peduli dengan suara ketukan pintu dan bible yang terus memanggilnya, dia masih memeluk lututnya

"Aku terlalu sensitif, mungkin ini semua karna aku hamil jadi masalah seperti itu saja aku marah, tapi di bentak kaya tadi itu tidak enak itu kan bukan salah ku masa karna obat istrinya habis aku yang kena marah, aku tidak peduli padanya biarin aja dia terus mengetuk pintu sampai tangannya luka pun aku tidak peduli biarin aja, aku harus mendiminya untuk sementara biar dia tau rasa" Kata biu dia sangat kesal, dia pun memperbaiki posisinya damia berbaring menarik selimutnya membungkus dirinya lalu menutup matanya membiarkan bible merasa bersalah

"Sayang.. Aku betul-betul tidak sengaja membentak mu, maafkan aku ya biu... " Bible tidak menyerah untuk meminta maaf

"Biu aku tidak akan pindah dari sini sampai kamu membuka pintu kamar mu" Biu tidak peduli dan memilih untuk tidur membiarkan bible memohon2 di depan pintu.

Ayana sangat panik saat melihat rania batuk dan mengeluarkan Darah dia tidak tau harus apa dia berlari keluar mencari dadynya dia berlari ke arah kamar biu dia yakin bible ada di sana

"Dady.. Ibu.. Tolong ibu.. " Ayana menangis saat melihat bible duduk bersandar di pintu kamar biu, bible melihat ayana datang ke padanya ayana langsung menariknya

"Ayo dady.. Tolongin ibu hisk.. Cepat" Bible berdiri dia melihat ke arah pintu kamar biu

"Ahhhh.. Biu maafkan aku, aku menemui ranai dulu aku akan kembali lagi nanti" Bible berlari mengikuti ayana, dia juga mengeluarkan ponselnya menelpon dokter yang selalu memberi obat pada rania tapi kata dokter obatnya baru bisa datang 4 hari lagi itu membuat bible semakin frustasi

"Rania.. Kamu baik2 saja" Saat membuka pintu rania sedang duduk di tempat tidurnya wajahnya semakin pucat, rania melihat bible

"Biu mana, apa dia sudah tidak marah lagi sama kamu" Tanya rania dia lebih menghawatirkan bible dan Biu daripada dirinya, bible menghela nafasnya dengan berat

"Hufffffff.... Belum dia menutup pintu kamarnya rania, kamu sudah tidak apa2 kan maaf rania obat mu baru bisa datang 4 hari lagi" Bible menunduk dia merasa bersalah pada rania dan Biu, rania tersenyum lalu menatap bible

"Tidak usah terlalu di pikirin bible aku udah baik2 saja, sebaiknya bujuk biu kasian dia pasti sangat syok kamu membentaknya apa lagi dia sedang hamil dia lebih sensitif" Kata rania dia menenangkan bible, ayana mendekati mereka berdua

"Ibu dady,, aku mau sama bubu" Tiba-tiba ayana jadi sedih karna mengingat biu, bible memanggil anaknya

"Sini sayang, biarkan bubu beristirahat dulu ya, nanti kalau bubu selesai istrahat baru kita temuin dia ya" Bible membawa ayana ke pangkuannya

"Bible temui biu sekarang, nanti dia salah faham sama kamu kalau kamu terus di sini aku tidak apa2 aku sudah baikan" Rania terus membujuk suaminya, bible tidak tega meninggalkan rania walaupun dia berkata baik2 saja tapi dari wajahnya bisa bible lihat kalau kalau rania menahan rasa sakitnya, dia juga sangat ingin menemui biu dan meminta maaf dia tidak ingin biu marah dan pergi dari rumah lagi pasti akan semakin sulit untuk di bujuk pulang

My Babysitter (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang