33

440 37 5
                                    


Biu membujuk ayana agar mau menemui ibunya, bible juga sudah berangkat ke kantor

"Ayana sekarang kita temui ibumu ya" Ayana menggeleng dia tidak mau

"Tidak bubu yana takut, nanti yana di seret2 lagi sama ibu" Kata ayana, Biu membawa ayana ke pangkuannya

"Itu tidak akan terjadi lagi, bubu janji kalau sampai Ibumu melakukan itu bubu akan membalasnya jadi jangan takut lagi ya temui dia" Ayana memeluk perut Biu dia tetap tidak mau

"Yana takut, nanti ibu menyuruh ayana jauhi bubu, aku tidak mau kalau yana harus jauh sama bubu" Biu tersenyum

"Kalau dia menyuruh mu seperti itu kita bisa bertemu diam2, kalau ibumu tidak melihat kita jadi jangan takut lagi ya, lagian ibumu tidak akan melakukan itu lagi kamu tau kan kalau ibu mu sedang sakit, apa kamu tidak takut bagaimana kalau ibumu kenapa2 dan kamu tidak mau menemuinya kan kasian sama ibumu" Ayana melepaskan pelukannya dari Biu lalu menatapnya

"Tapi bubu temani yana ya, yana tidak mau pergi sendiri yana takut" Kata ayana, Biu mengelus pipi ayana lalu tersenyum

"Iya bubu pasti temani kamu,kalau begitu kita temui ibu sekarang ya biar bubu gendong" Saat Biu ingin menggendongnya ayana dengan cepat turun dari pangkuan Biu

"Tidak... Bubu tidak boleh menggendong yana, kan kasian sama adikku bubu nanti dia kesakitan kalau bubu gendong ayana" Ayana mengelus perut Biu dari luar bajunya,

"Kamu sangat pintar sayang, kalau begitu pegang tangan bubu saja ya" Biu berdiri dan mengulurkan tangannya, ayana menyambut tangan Biu setelah itu mereka keluar dan pergi ke kamar Rania, Biu mengetuk sejenak lalu membukanya dia melihat  Rania duduk di tepi tempat tidurnya, Rania tersenyum melihat Biu datang bersama ayana, ayana berada di belakang Biu memegang ujung baju Biu dia sangat takut melihat Rania, Biu menarik ayana dari belakangnya tapi ayana tidak mau dan tetap mau berada di belakang Biu

"Ayana ke sini sayang, apa kamu tidak  rindu sama ibu nak" Rania mencoba mendekati ayana tapi ayana semakin bersembunyi di belakang Biu dia menggeleng kan kepalanya, rania sangat sedih melihat anaknya takut padanya, rania melihat Biu agar membantunya, Biu menarik tangan ayana dari belakangnya

"Ayana sayang, ayo temui ibumu nak kamu tidak kasian melihat dia menangis" Ayana mengintip rania dari balik punggung biu, melihat rania menangis perlahan ayana keluar dan mulai mendekati ibunya tapi masi memegang ujung baju Biu, rania berlutut lalu mengulurkan tangannya pada ayana, Biu juga berlutut dan melepaskan tangan ayana dari bajunya

"Ayo ayana jangan takut sama ibumu lagi ya, lihat tangan ibu mu sambutlah" Ayana sudah tidak memegang baju Biu perlahan menerima tangan ibunya, dengan cepat ranai menggenggam tangan anaknya dan menarik Ayana ke dalam pelukannya

"Hikss.... Hikss... Anakku sayang.. Maafkan ibu nak.. Hikss.. Ibu sudah sangat jahat padamu nak" Rania memeluk ayana degan erat Sambil menangis , tangan kecil ayana mengusap punggung ibunya

"Ibu jangan nangis lagi ya, yana sudah tidak marah sama ibu, kata bubu aku tidak boleh marah sama ibu" Hati rania seakan tercubit mendengar perkataan anaknya dia semakin kuat memeluk anaknya

"Terima kasih anakku,, hiks..  Kamu sudah memaafkan kan ibu nak" Biu ingin sekali menangis melihat adegan itu tapi dia menahannya

"Aku keluar dulu ya" Biu langsung keluar meninggalkan ayana bersama rania, biu mengipas2 wajahnya menahan air matanya agar tidak turun

"Kamu orang tidak tau malu ya biu, sudah untung rania menerimamu dengan baik di sini tapi dengan tidak tau malu kamu merebut bible dari rania" Erika tiba-tiba datang dan mengata2i Biu,

"Maksudmu,, merebut seperti apa ya Erika aku tidak mengerti" Erika menyunggingkan senyumnya

"Aku tau kamu sedang hamil anak tuan bible kan, bisa2nya Biu padahal kamu tau kalau tuan bible itu punya istri" Biu memutar bola matanya

My Babysitter (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang