Biu terus menatap wajah rania yang sangat pucat semakin hari penyakit rania semakin parah rania juga suda tidak merspon apa2, tanpa Biu sadari air matanya menetes Biu memegang tangan rania dengan kuat"Aku yakin seseorang dengan sengaja membuat mu seperti ini rania, tapi tenang saja aku akan membalasnya" Cicit Biu dia menaruh curiga pada Erika karna obat yang selalu di konsumsi oleh rania sudah tidak bisa membantu rania dan malah membuat kondisi rania semakin parah, tiba-tiba dari belakang bible menyentuh pundaknya
"Biu kamu baik2 saja kan" Bible tau kalau Biu menangis melihat kondisi rania, Biu menoleh dan menatap bible lalu mengangguk
"Iya aku baik2 saj... Rania aaaa... " Teriak Biu tiba-tiba
"Uhuukkk... Uhuk.... " Rania terbatuk dan memuntahkan banyak darah melihat itu Biu sangat panik
"Bible cepat telpon dokter bible" Biu meneriaki bible,
"Oke Biu.. Tapi kamu jangan panik begitu kamu ingatkan kalau kamu sedang hamil" Bible berdiri dan mengeluarkan ponselnya lalu menelpon dokter, sedangkan Biu mengambil kain lalu membersihkan darah yang tidak berhenti di muntahkan oleh rania
"Ran... Rania.. Bertahan ya aku mohon... Rania... Hikssss... Hiksss.. " Biu semakin panik saat tubuh rania tiba-tiba kejang-kejang
"Bible... Cepat kesini hiks... Hikss.. " Teriak Biu, bible langsung mendekati biu setelah selesai menelpon dokter, dia juga ikut panik melihat tubuh rania yang kejang-kejang
"Tuan bible,,, Biu.. Apa yang terjadi" Tiba-tiba Erika muncul, bible dan Biu melihat Erika secara bersamaan, Biu yang melihat Erika sangat geram
"Ngapain kamu ke sini.... " Teriak Biu dan ingin mendekati Erika tapi bible menahannya
"Biu... Tenang dulu.. Kamu tidak boleh seperti itu... Biarkan dia membantu kita mengurus rania.. Lihat Kondisi rania" Biu berusaha menahan emosinya karna kondisi rania semakin parah, Erika yang tadinya sudah ketakutan menghela nafas legah karna bible tidak membiarkan Biu menyerangnya dia tersenyum diam2.
Satu jam kemudian dokter sudah sampai dan sedang memeriksa kondisi rania Biu bible dan Erika berada di depan kamar menunggu dokter ayana juga sudah datang dia terus memeluk Biu dia sudah tau kondisi ibunya dia menangis tapi Biu terus memeluk dan Menenangkannya agar tidak menangis bible juga terus memeluk Biu
"Biu ayana kalau memang Rania sudah di takdirkan meninggalkan kita hari ini, kita harus mengihklaskannya itu tidak membuat dia menderita lagi" Kata bible, ayana yang mendengar itu hatinya sangat perih Biu bisa merasakan kalau ayana sedang menahan tangisannya tubuh ayana bergetar Biu memeluknya semakin erat membuat tangisan ayana pecah dalam pelukan Biu, sedangkan Erika yang melihat itu tertunduk berpura-pura sedih dan tersenyum
"Akhirnya.. Satu sudah aku singkirkan dengan mudah, setelah itu giliran Biu dan bayinya lalu ayana, aku sudah tidak sabar.. Pasti tuan bible sangat sedih kehilangan mereka dan di saat itu pula aku jadi orang yang selalu menghiburnya dan aku yakin dia pasti perlahan luluh sama perhatianku,. Ahhh.. 'Nyonya erika'" Batin Erika dia sangat kegirangan mendengar bible sudah mengihklaskan kepergian rania
"Xixi.. " Erika sampai tidak sadar tertawa kecil memikirkan dirinya akan di panggil 'nyonya', tidak lama kemudian dokter keluar dari kamar rania dan mendekati bible dan Biu
"Dengan berat hati aku menyampaikan kepada tuan bible dan keluarga, nyonya rania sudah tidak bisa di selamatkan kondisinya yang sudah sangat parah dan.... " Saat dokter ingin menyampaikan sesuatu Erika dengan tiba-tiba menangis
"Huwaaaa.... Nyonya rania... Tidak.. Aku yakin kamu masi sehat.... Waaa.... Tidak mungkin kamu pergi secepat itu" Erika terlihat tidak menerima kepergian Rania, semua orang juga langsung menangis saat mengetahui rania sudah meninggal.
![](https://img.wattpad.com/cover/365822928-288-k897943.jpg)