1

1.5K 65 2
                                    




Jangan lupa vote ya.
Selamat membaca.

                 

Jayden yang tengah menikmati kehidupan nya menjadi seorang suami dan ayah untuk kedua wanita nya yang berharga setelah ibu nya, seketika dunianya berubah saat istri dan anaknya telah pergi meninggalkan nya selamanya.

Jayden yang masih dalam masa berkabung pun masih mengurung diri di dalam kamarnya sampai saatnya dia keluar untuk menemui teman temannya yang datang.

"Jay  gw turut berdukacita ya" ucap maxime yang di angguki Jayden.
"Lu udah tahu siapa penabrak nya" ucap naren.
"Udah" balas jay singkat.

Flashback on.

Beberapa hari lalu Givazza atau yang biasa di panggil giva oleh teman dan keluarga nya itu mendapati masalah.

Giva tersadar dari mabuknya dan dia sangat kaget saat melihat mobilnya sudah menabrak mobil seseorang dari belakang menabrak pembatas jalan.

Giva berusaha keluar dari mobilnya, giva sedikit tertatih berjalan menuju mobil di depannya.

Giva sangat kaget saat melihat seorang wanita dan bayinya yang baru beberapa bulan itu, sudah tidak bernyawa.

Giva segera menelpon ayahnya meminta bantuan.

Flashback of.

"Untung aja anak buah ayah lebih cepat dari polisi" ucap ayah giva.
"Makasih yah, tapi giva belum inget apa apa yah" balas giva.

Ya,ayah giva telah membereskan semuanya dengan pihak kepolisian namun powernya belum seberapa dengan Jayden suami korban yang di tabrak anaknya.

Mungkin sekarang kedua orang tuanya dan giva sudah merasa lega karena urusan mereka telah selesai.

"Seminggu atau dua minggu kedepan ayah harap kamu gak keluar rumah dulu" ucap ayahnya kepada giva.
"Bun, masa aku di rumah terus selama itu" adu giva kepada bundanya.
"Kamu ikutin aja ya maunya ayah, kan kamu bisa ajak temen temen kamu main atau nginap di sini" balas bunda giva dan di angguki giva pertanda setuju kepada bundanya.

Jayden yang baru saja dari kamarnya meninggalkan teman temannya sebentar kini sudah kembali lagi ke ruang tamu dan bergabung dengan teman temannya lagi.

Jayden duduk di sebelah Abigail, Jayden melemparkan sebuah amplop coklat ke meja.

Ke-enam temannya pun saling pandang saat melihat amplop coklat itu.

"Amplop apa an ini" tanya Abigail sambil membuka amplop nya.
"Buka aja" titah jay.
"Buset cantik amat" ucap Abigail saat melihat selembaran foto yang di amplop coklat tadi.

"Coba gw liat" kepo jimmy.
"Lu mau nikah lagi" tanya joshua polos.
"Plak" suara majalah yang mengenai kepala joshua yang di lakukan oleh rangga.
"Diem joshua" Titah rangga.

"Dia yang udah nabrak istri dan anak lu" tanya maxime.
"Iya" balas jay singkat.
"Kenapa gak lu langsung penjarain" tanya Abigail.
"Penjara terlalu ringan buat mereka yang berkuasa" balas jay.
"Tapi lu juga kan punya kuasa" balas joshua.
"Kalau gw masukin dia ke penjara satu atau dua minggu wanita itu udah bisa bebas dan menghirup udara segar" balas jay.

"Terus rencana lu apa" tanya Abigail.
"Gw bakal bikin penjara itu sendiri yang dimana gak ada satu orang pun yang bisa nolongin dia" ucap jay dengan sorot mata yang penuh dendam.

Givazza yang sudah lelah karena sulit untuk tidur pun akhirnya bangun dan keluar dari kamar nya.

Giva menuruni tangga menuju lantai bawah, niat giva adalah dia akan memasak mie instan agar dia kenyang dan secepatnya tidur.

Giva melamun saat memasak mie instan, giva seolah ingin mengingat apa saja yang terjadi terhadap nya beberapa hari yang lalu, giva tersadar saat air nya sudah berbusah dan meletup keluar panci.

Giva membawa semangkuk mie instan nya kemeja makan, giva memakannya dengan sangat lahap giva yang sudah mulai terasa kenyang pun segera memberhentikan makanyaa.

Setelah giva mencuci mangkok nya giva bergegas menuju kamar nya dan mengambil ponselnya, menuju ranjang nya.

Giva mengetikkan sebuah pesan di grup nya, meminta teman temannya datang kerumah nya besok saat selesai matakuliah.

Tak lama dari itu, giva akhirnya tertidur pulas dengan ruangan yang gelap.

Pagi ini Jayden memutuskan untuk kembali datang ke kantor nya setelah beberapa hari ini dia berduka.

Jayden sudah di sambut oleh sang sekertaris nya dan juga kopi yang sudah ada di meja nya.

"Pagi pak" sapa sekertaris nya.
"Pagi" balas jay.
"Jadwal saya hari ini apa saja" tanya jay.
"Sekertaris nya pun menjelaskan semua jadwal jay hari ini".
" oh ok, kamu bisa kembali ke ruangan mu dulu"titah jay.

Juna yang sibuk memperhatikan sebuah foto gadis yang tengah ia incar.

"Givazza queen, kamu harus membayar semuanya" ucap jay saat melihat foto giva.

Giva yang baru saja bangun sudah di suguhi pemandangan ketiga temannya yang berada di dalam kamar nya yang tengah sibuk ngemil dan menonton serial di TV kamar nya.

"Kalian gak ada kelas kah" tanya giva tiba-tiba.
"Udah bangun giv" ucap Mika.
"Ya keliatan nya gimana" tanya giva.
"Udah bangun sih" balas mika.
"Udah udah" ucap Katrina menghentikan pertanyaan bodoh Mika.

Saat ini ke tiga temannya sudah berada di atas kasur giva seolah-olah menunggu giva bercerita.

"Jadi gimana"tanya nazitta.
" gimana apa nya "balas giva.
" ya kejadian lu beberapa hari lalu "tanya Katrina.
" oh yang itu " ucap giva yang di angguki ketiga temannya.

Givazza menceritakan semua kejadian malam itu kepada temannya.

"Eh tunggu deh, malem itu bukan nya lu pulang bareng alex ya" tanya Katrina.
"Iya, tapi pas gw sadar dia udah ga ada dan gw gak inget apa apa" balas giva.
"Tapi kalo di inget inget, yang nyetir kan alex kenapa tiba-tiba lu sadar lu udah di kursi kemudi" ucap nazitta bertanya-tanya.

"Bener kata zitta, pasti ada kejadian lain selain tabrakan ini" ucap Katrina.
"Lu tau kabar alex gak" tanya giva kepada temannya.
"Dia sama kaya lu nggak masuk kuliah" balas Mika.
"Gw denger denger juga dia pindah kuliah ke luar negri" ucap Katrina.
"Tuh kan, pasti si alex tau segalanya atau mungkin ini semua ulah si alex" ucap Mika menerka-nerka.

"Tapi lu sekarang udah aman kan" tanya nazitta.
"Harusnya udah sih, ayah udah beresin semuanya" balas giva.

Selama menunggu giva mandi ketiga temannya itu kini melanjutkan menonton serial yang tadi tertunda.

"Jay,kita ke club yuk" ajak Abigail dan rangga.
Abigail dan rangga memang di suruh jay untuk datang ke kantor nya.

"Boleh, tunggu jam kantor selesai" balas jay.
"Siap dudaku" ucap Abigail yang langsung mendapat toyoran dari rangga.
"Gw emang sekarang duda kan" celetuk jay.
"Jay maafin gw ya" ucap Abigail.
"Lebay lu, gw gak sakit hati kali sama ucapan lu" balas jay.
"Makasih jay, love you dudaku" ucap Abigail sambil memeluk juna.
"Abi, gw masih normal ya anjer" balas jay.
"Gw juga masih" ucap Abigail.
"Ya udah pelukan lu lepas" balas jay dan akhirnya Abigail melepaskan pelukan nya.

Jam pulang kantor akhirnya sudah tiba kini jay dan kedua temannya pergi meninggalkan kantor juna.

Jay membawa mobilnya sendiri sedangkan Abigail dan rangga bersama menaiki mobil Abigail.

Mereka bertiga melajukan mobilnya menuju ke club yang mereka tuju.

"Lu beneran gak mau ikut kita ke pesta nya Nara" tanya Katrina kepada giva.
"Gw sebenarnya pengen, tapi ayah nyuruh gw buat gak keluar rumah sampe dua minggu kedepan" balas giva.
"Ya udah, kita mau kesana ya, gak enak kalau kita gak datang" ucap Mika.
"Iya kalian dateng aja, dan jangan lupa gw titip salam ya ke Nara" ucap giva.

Ketiga temannya yang baru saja meninggalkan rumah nya pun kini perasaan giva terasa hampa, sepi yang dia rasakan karena kedua orang tuanya pun juga tengah pergi ke luar sedang ada urusan.

Selamat membaca.

Love or revengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang