Amarangga

16.3K 1K 29
                                    

-typo bertebaran
-tinggalkan kritik berbentuk saran
-don't repost
-just imagination

[Happy reading]

....

Waktu menunjukan pukul 22:35 malam. Tapi nathan masih merasa enggan menutup matanya. Berbaring di ranjang rumah sakit dengan leon yang duduk di sofa menemaninya, anak itu tengah berkutat dengan laptop di pangkuannya entah apa leon lakukan.
Adria keluar ruangan beberapa menit lalu masih belum kembali, atau mungkin tidak akan.

Tingg!

Pemberitahuan pesan masuk dari ponsel leon mengalihkan si pemilik dari laptopnya. mengambil benda pipih tersebut dan mengetikan beberapa teks kemudian kembali menyimpan di atas meja kecil di depannya.
Leon menutup laptopnya dan beranjak dari duduknya menghampiri nathan yang tengah menatap langit-langit ruangan.

"Kenapa belum tidur?" Tanya leon mengalihkan atensi nathan

"Kenapa belum pulang?" Leon berdecak

"Kebiasaan banget orang nanya balik nanya?" Ujarnya tidak suka

"Gue gak ngantuk" Leon mengangguk mengerti. Hening beberapa saat sebelum kemudian nathan kembali bersuara

"Lo gak pulang?"

"Terus lo sendirian gitu?" Nathan mengalihkan atensinya ke arah pintu masuk yang di ikuti leon. Leon mengangguk seakan mengerti

"Om drian gak akan balik lagi malam ini,dia minta gue jagain lo" Kata leon mengambil atensi nathan

Seakan mengerti kesedihan nathan, leon mengulurkan tangannya dengan tubuh sedikit mencondong ke depan. Mengelus rambut nathan pelan yang tidak di tolak si pemilik surai.

"Mama lo nelpon, dia minta om drian pulang. Tapi om drian bilang, dia bakal balik lagi kok besok pagi" Jelas leon menenangkan dengan tangan yang masih bertengger di kepala nathan
"Buat jenguk anak manisnya ini" Lanjutnya mencubit pipi nathan gemas membuat sang empu mendengus tidak suka

"Lo kok akur sama papa?" Heran nathan masih dengan posisi sama

"Lho?emang kapan gue-

" Jangan lupa sore tadi lo bentak-bentak papa, leon" Potong nathan mengingatkan

"Ck salah siapa orang tua itu ngasih lo hukuman kaya gitu, lo juga gak makan seharian kemarin, ya gue emosilah" Ketusnya

"Tapi jangan bentak papa juga, gue yakin papa kaya gitu karna mau yang terbaik buat gue"

"Iya deh iya gimana yang punya papa aja" Kalah leon

Leon menegakan tubuhnya kembali dengan tangan bersidekap dada menatap nathan dengan tatapan yang menurut nathan sangat menyebalkan..

"Lo sadar gak nat? Lo banyak ngomong" Nathan bungkam tidak membalas

"Ck malah bisu lagi" Decaknya

"Lo ngeledekin gue?" Tanya nathan

"Enggak gitu, gue seneng kok lo banyak ngomong ke gue, nanggepin argumen gue. Maksud gue tuh kenapa gak di ratain ke semua orang juga sih, kayaknya banyak yang suka sama lo, lo pasti gak akan susah punya temen kalo lo banyak ngomong dan mau bersosialisasi di lingkungan sekolah" Ujar leon panjang lebar

"Lo gak ngerasain jadi gue le"

"Iya gue enggak, tapi kalo coba terbuka ke mereka-

" Terbuka dalam hal apa yang lo maksud? Terbuka tentang kelainan gue? Gak semua manusia sama kaya yang ada di fikiran lo itu"

Leon terdiam mendengar ucapan nathan yang dengan nada frustasinya. Ya, dia memang bukan nathan, tapi setidaknya leon ingin nathan merasa tidak terkekang.

LEONATHAN (𝙗𝙤𝙮𝙥𝙪𝙨𝙨𝙮 End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang