-typo bertebaran
-tinggalkan kritik berbentuk saran
-don't repost
-just imagination[Happy reading]
....
Leon duduk bersila di atas tempat tidur nathan dengan sang pemilik kamar yang tengah duduk bersandar pada kepala ranjang. Ini sudah pukul 21:23, dan leon tengah memaksa nathan untuk kembali menerima suapan di tangannya karena anak itu belum mengisi perut kosongnya sedari kemarin
"Udah le, pahit" Keluhnya sembari menutup mulut dengan telapak tangan
"Baru dua suap"
"Iya. Tapi pahit, udah besok lagi" Leon menghela napas pelan
"Satu kali lagi aja" Negonya
"Nanti muntah"
"Enggak. Tadi juga gak muntah kan?" Nathan berdecak kesal kemudian membuka mulutnya dengan alis menukik tidak suka
Leon terkekeh pelan melihat hal itu, nathan sangat menggemaskan dengan wajah kesalnya.
Nathan mengernyit tidak suka saat bubur di tangan leon berpindah ke atas lidahnya,perpaduan pahit dan hambar"Udwah" Ujarnya kembali menutup mulut dengan tangan. Leon semakin terkekeh ringan
"Telan" Nathan menurut dengan susah payah menelan bubur tersebut yang terasa kasar di tenggorokannya
Leon menyodorkan segelas air yang sempat di raihnya di atas nakas dan di terima langsung oleh nathan, kembali memberikannya pada leon saat air yang ia minum tersisa setengahnya.
"Maksa-maksa" Ketus nathan tiba-tiba.
"Kata om drian lo belum makan dari kemarin" Ucap leon sembari beranjak menyimpan mangkuk berisikan bubur yang masih terlihat utuh di atas nakas
"Jadi lo kesini karna papa suruh" Leon mengalihkan tatapannya pada nathan yang kini juga menatapnya
"Enggak. Emang tadi gue niatnya mau kesini, kebetulan om drian juga chat gue buat nemenin lo" Sanggah leon. Nathan mendengus kesal kemudian memalingkan wajahnya ke arah lain.
Leon tersenyum tipis, dan duduk merapat di samping nathan dengan tubuh menghadap sang pacar."Kenapa sih marah-marah terus?" Tanya leon lembut, meraih wajah nathan untuk menatapnya
Nathan tidak menjawab, hanya diam menatap leon yang kini menunggu jawaban darinya.
"Oke, gue minta maaf karna udah ngehindar-
" Jadi lo beneran ngehindar?" Potong nathan yang membuat leon merutuki ucapannya
"Anjingg! Salah ngomong lagi"
"Enggak nat, gak gitu maksud gue. Kan lo ngerasa gue ngindarin lo akhir-akhir ini,jadi gue minta maaf" Sanggahnya. Meski sebenarnya iya, tapi tidak mungkin ia mengatakannya. Nathan menatap leon mencari kebenaran dengan wajah yang terapit telapak tangan leon membuat bibirnya sedikit mengerucut
"Jadi gak ngehindar?" Tanyanya memastikan. Leon menggeleng dengan senyum lembutnya
"Tapi lo selalu diem tiap di ajak ngomong, di ajak makan juga selalu nolak, terus pas pulang lo gak pernah ajak gue bareng, pas hari itu juga lo nolak gue dengan alasan pulang bareng jendra, terus di hari yang sama juga lo nolak ke kantin dan malah kasih gue kotak bekal yang kata lo dari mami lo itu-"Krkk
"Arrghh!!LEON!!"
Dukk!
Nathan mendengus kesal dengan tangan sibuk menggosok hidungnya yang terasa nyeri, pasalnya leon menggigit hidungnya tanpa merasa bersalah sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONATHAN (𝙗𝙤𝙮𝙥𝙪𝙨𝙨𝙮 End)
Aléatoireaneh Nathaniel selalu merasa dirinya aneh, menjijikan, tidak layak di cintai dan di banggakan. Itu sebabnya ia lebih menutup diri daripada tersakiti oleh mulut-mulut berbisa di luaran sana... tapi bagaimana jika datangnya Leonardo si blasteran Austr...