-typo bertebaran
-tinggalkan kritik berbentuk saran
-don't repost
-just imagination[Happy reading]
....
Pukul 22:00, dengan ragu leon membuka pintu kamar hotel dengan pelan, berharap orang yang berada di dalam sudah pulas dalam mimpi. Lampu kamar gelap hanya sedikit remang dari lampu tidur, itu artinya nathan sudah tidur, leon menghela napas lega....
Leon berjinjit, melangkah pelan ke kamar mandi setelah menutup pintu, berharap langkahnya tidak menimbulkan suara....
"Le?" Panggilan dari arah tempat tidur menghentikan langkah leon. Dengan perlahan leon membalik tubuhnya....
"Kamu pulang?" Tanya nathan dengan suara serak, entah karena tidurnya yang terbangun, atau karena hal lain...
Leon berjalan ke arah nathan, nathan mendudukan dirinya menunggu leon sampai di hadapannya.
Di bawah remangnya cahaya, nathan masih bisa melihat lebam di wajah leon, tanpa sadar bibirnya mencebik. Leon mendudukan diri di samping nathan menghadap anak itu. Bibirnya terkekeh gemas melihat wajah memerah nathan..."Bengkak gini matanya, kenapa?" Leon mengusap pelan kelopak mata nathan membuat sang empu memejamkan mata
"Nangis" Bisa leon dengar suara nathan yang sedikit bergetar
"Nangis? Kenapa? Ada yang jahatin?" Ucap leon lembut yang mendapat gelengan dari nathan
"Leon pulang? Bilangnya besok"
Segala macam nama binatang leon sebut dalam batinnya, nathan benar-benar menggemaskan dengan panggilan barunya...
"Gak jadi, ada yang kangen kayaknya" Kata leon sembari terkekeh ringan. Rasa sakit di rahang dan bibirnya seakan lenyap seketika
"Ini kenapa? Kok lebam-lebam?" Tanya nathan. Tangannya terangkat mengusap rahang leon....
"Marahin daddy Jhonatan tuh, masa anaknya di pukul by" Adunya membuat nathan semakin mencebik dengan mata berkaca-kaca
"Kok di pukul?" Tangannya tidak berhenti mengelus rahang leon berharap dapat mengurangi rasa sakitnya
"Aku abis ngaku ke mami" Ucap leon santai dengan senyum yang menurut nathan menyebalkan. Nathan memiringkan kepalanya bingung...
"Ngaku kalo aku anu-in kamu"
Plak!!
Bunyinya sangat renyah, tapi tidak seenak krupuk gurih yang selalu leon makan. Rahangnya semakin berdenyut sakit,,,
"Hiks....jangan k-ke sana lagi" Tangis nathan pecah membuat leon gelagapan panik
"Eh eh kok nangis, aku yang di tampar lho by" Leon mengusap-usap pundak nathan menenangkan
"Ka-kamu hiks jangan ke sana lagi, hiks n-nanti di pukul lagi sama dia" Leon terkekeh gemas tidak lagi peduli dengan rasa sakitnya. Saat ini nathan benar-benar menggemaskan, sangat bertolak belakang dengan sikapnya dulu, dan leon senang dengan perubahan itu. Apalagi ketika nathan seolah enggan menyebut nama daddy-nya, hanya menggunakan kata dia membuat leon meledakan tawa mengingatnya.....
"Hei, dengerin" Nathan memelankan isak tangisnya dan menatap leon menunggu apa yang akan di katakan oleh kekasihnya itu...
"Semarah-marahnya daddy, dia gak akan sampai tega ngasih aku pelajaran lebih dari tiga pukulan" Nathan memperhatikan wajah leon dengan seksama. Ada empat lebam biru di wajah tegas itu, tulang hidung, pelipis, bibir sisi kiri, dan tulang rahang...
"Lukanya ada empat" Leon menegang, tidak mungkin kan ia mengatakan yang sebenarnya? Bisa-bisa leon gagal mendapat restu jika mengadu pada nathan
"I-ini-"
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONATHAN (𝙗𝙤𝙮𝙥𝙪𝙨𝙨𝙮 End)
Randomaneh Nathaniel selalu merasa dirinya aneh, menjijikan, tidak layak di cintai dan di banggakan. Itu sebabnya ia lebih menutup diri daripada tersakiti oleh mulut-mulut berbisa di luaran sana... tapi bagaimana jika datangnya Leonardo si blasteran Austr...