-typo bertebaran
-tinggalkan kritik berbentuk saran
-don't repost
-just imagination[Happy reading]
....
Winter berlalu setelah mengeluarkan apa yang menjadi beban di tenggorokannya.
Nathan diam menatap kosong punggung winter yang mulai menjauh. Datang tak di undang, pulang tak di antar, persis seperti benda yang nathan tidak tahu apa namanya, lupa...."Baby"......
Nathan terlojak kaget saat leon tiba-tiba berdiri di depannya dengan tangan melambai di depan wajah nathan.
" Maaf ngagetin ya" Leon merasa bersalah, nathan menggeleng sebagai jawaban...
"Kenapa di luar?" Sambung leon
"Tadi nungguin kamu, papa lagi keluar sama om angga"
Leon tersenyum lembut, merapikan rambut nathan yang sedikit berantakan di sapa angin malam...
"Padahal bisa nunggu di dalem sayang, anginnya agak kenceng" Ucap leon
Atensi nathan beralih pada kantong kresek berwarna putih di tangan kiri leon...
"Itu apa?" Nathan menatap leon dengan tatapan penasarannya, membuat yang di tatap terkekeh gemas melihatnya...
"Martabak telor, mau?" Atensi nathan berbinar melupakan apa yang pernah terjadi sebelumnya...
"Woaahh... Buat aku?" Senyum leon mengembang lebih lebar. Tatapan antusias nathan menunjukan jika ia menghargai pemberian leon, meski hanya dengan sebuah martabak telor...
Leon sengaja membeli martabak asin itu, sebab ia tahu nathan lebih menyukai makanan dengan rasa gurih di bandingkan makanan manis...
"Iya... Sengaja beli pas ketemu penjualnya di pinggir jalan"
Nathan meraih tentengan yang leon sodorkan, menatapnya penuh suka dua kotak di dalamnya...
"Mau di makan sekarang?" Leon bertanya yang di balas dengan anggukan ribut oleh nathan...
"Ayok!!"
Rasanya tidak ada yang lebih melegakan bagi leon selain senyum dan binar senang di mata nathan....
...
Tubuh itu kembali bergetar saat lemparan batu kembali memecahkan kaca jendela untuk yang kesekian kalinya. Ini adalah malam ke lima winter mendapatkan teror misterius dari orang yang ia tidak tahu siapa pelakunya...
"Winter!!" Seru Tiffany memasuki kamar winter dengan bima yang berjalan di belakangnya. Keduanya berjalan ke arah winter yang tengah meringkuk takut di pojok kamar...
"M-mama hiks!!" Winter menghamburkan pelukan ke arah tiffany yang di sambut erat oleh sang empu...
"T-takut" Tubuh winter bergetar hebat...
Tiffany dan bima mengalihkan atensi keduanya pada benda kotak yang tergeletak di lantai hadapan winter...
Merpati putih yang telah berubah warna menjadi merah, dengan kepala dan sayap terpisah dari tubuh lainnya...
Lalu mengalihkan atensi pada sebuah gumpalan putih yang membungkus batu yang sempat menghancurkan sebagian kaca jendela...
Bima membuka gumpalan itu, sebuah tulisan dengan warna yang sama merah di atas kertas berwarna putih itu...MATI
⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
Leon tidak bisa mengalihkan atensinya dari sosok yang kini duduk nyaman di atas karpet dengan dua kotak martabak di depannya...
Senyumnya tak kunjung surut sedari ia memasuki rumah kekasihnya itu,...
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONATHAN (𝙗𝙤𝙮𝙥𝙪𝙨𝙨𝙮 End)
Diversosaneh Nathaniel selalu merasa dirinya aneh, menjijikan, tidak layak di cintai dan di banggakan. Itu sebabnya ia lebih menutup diri daripada tersakiti oleh mulut-mulut berbisa di luaran sana... tapi bagaimana jika datangnya Leonardo si blasteran Austr...