hukuman

19.6K 928 19
                                    

-typo bertebaran
-tinggalkan kritik berbentuk saran
-don't repost
-just imagination

[Happy reading]

....


Pukul 18:25 nathan memasuki rumahnya dengan menenteng tas yang berisikan seragam sekolahnya...
Menutup pintu dan berjalan hendak menaiki tangga, sebelum langkahnya kembali terhenti...

"Dari mana aja kamu?" Pertanyaan dengan nada dingin dari Adrian

Nathan membalikan tubuhnya menghadap sang papa yang kini tengah duduk di sofa dengan tangan bersidekap dada.

"Rumah temen"

"Mau jadi apa kamu? Saya sekolahkan bukan untuk jadi berandalan. Bolos sekolah kamu fikir biaya hidup kamu itu pake daun!!" Sarkas Adrian yang mendapat keheningan

"Kenapa diam? Sadar dengan diri kamu yang gak berguna itu? Liat adik kamu itu, dia bisa membanggakan orangtua meskipun dia masih anak kecil, dia penurut dan bisa jadi berguna!!"

Nathan lagi-lagi hanya diam tidak dapat membantah. Mengepalkan tangan kuat menahan gejolak amarah yang mencoba menguasai dirinya. Nathan tidak ingin jadi lebih tidak berguna dan tidak ingin lebih tidak di inginkan jika harus melawan sang papa. Nathan sehaus itu untuk mendapatkan kasih sayang mereka...

"Masuk kamar dan jangan keluar kalau bukan saya yang minta. Terima hukuman kamu" Perintah Adrian

"Oke" Singkat nathan menuruti sang papa dan beranjak menaiki tangga...

Clik

Nathan mengunci pintu dan meluruhkan tubuhnya bersandar pada pintu dengan tangan yang perlahan terbuka lemah...

"Maaf, nathan emang gak seberguna itu"

"Nathan salah, nathan minta maaf"

"Maafin nathan, nathan janji gak akan ngulang kesalahan yang sama lagi pa"

"Maafin nathan"

Nathan tidak mengerti apa dan dimana salahnya, tapi batinnya terus mengulang permintaan maaf yang entah untuk apa.

Air mata kembali berlomba-lomba menuruni pipi mulusnya. Hari ini nathan banyak menangis, untuk alasan yang sama...

.

.

.

☃☃☃☃☃☃☃☃☃☃☃

Pukul 06:30 pagi leon berjalan dengan langkah ringannya di Koridor, mengabaikan berbagai sapaan yang di terimanya. Hari ini leon ingin cepat-cepat sampai di kelasnya, alasannya tentu saja karena orang yang tengah gencar di dekatinya, NATHANIEL ALDEBRATA

Berawal dari kejadian kemarin, nathan yang menangis, kesal, banyak bicara, dan menanggapi argumennya membuat leon semakin yakin jika perlahan ia bisa meluluhkan dan membuat nathan terbuka padanya...

Namun, langkahnya melambat saat ia sampai di ambang pintu tidak mendapati intensitas orang yang di carinya.

"Tumben" Batinnya bingung

Leon berjalan ke arah meja belajarnya yang satu pasang dengan nathan, menatap kursi di sampingnya yang masih kosong.

"Nyari nathan?" Leon mengalihkan atensinya pada jendra yang menghampiri mejanya

"Iya, tumben belum datang"

"Kemarin juga dia gak datang, tanpa keterangan. Lo juga" Ujar jendra menatap leon yang kini terdiam.

LEONATHAN (𝙗𝙤𝙮𝙥𝙪𝙨𝙨𝙮 End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang