-typo bertebaran
-tinggalkan kritik berbentuk saran
-don't repost
-just imagination[Happy reading]
....
Leon membuka pintu besar di depannya, langkahnya membawanya ke arah ruang keluarga.
Jam besar di dinding menunjukan pukul 17:30 sore, itu artinya daddy-nya belum pulang. Beberapa saat lalu, leon meminta izin pada nathan untuk pergi keluar sebentar, dan anak itu mengizinkannya. Namun mewanti-wanti leon untuk cepat kembali ke hotel....
Tapi nyatanya leon tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Ia datang ke mansion besar keluarganya dengan di sambut beberapa maid, mereka sedikit terkejut sebab beberapa hari ini leon tidak pulang ke rumah.
"Dimana mami?" Tanya leon pada salah satu maid saat tidak mendapati sang mami di ruang keluarga...
"Nyonya besar di kamarnya tuan muda" Leon mengangguk lalu berjalan ke arah tangga menuju kamarnya. Sampai di lantai dua, leon sedikit ragu untuk masuk ke kamarnya. Ia menoleh ke arah lift yang berdiri tegak tak jauh dari pintu kamarnya.
Dengan segala pertimbangan, leon melangkah ke arah lift dan menekan tombol agar ia bisa masuk. Memasuki lift, leon menekan tombol angka 4 untuk sampai di tujuannya. Dalam hati leon merapalkan do'a dengan berharap-harap cemas. Bohong jika ia tidak takut....
Jika kalian bertanya kenapa kamar daddy dan mami leon berada di lantai yang berbeda dengan leon, maka jawaban dari daddy leon itu adalah 'biar kalau main extrim' begitu. Leon menggeleng tidak habis fikir di sela cemasnya, padahal jika kamar mereka di lantai yang sama, leon tidak akan perlu repot-repot turun naik jika ingin bertemu orangtuanya itu. Walaupun sebenarnya hanya bisa di hitung jari kapan dan berapa kali leon ke lantai atas, sebab daddy dan mami-nya itu selalu menunggunya di lantai dasar...
Tingg!!
Leon tersadar dari lamunannya saat lift berdenting tanda ia sampai di tujuannya, jantungnya terasa sedang maraton....
Leon melangkah dengan pelan seperti seorang pencuri yang takut ketahuan pemilik rumahnya. Iya pencuri kelamin "...."
"Leonardo" Leon menegang saat suara merdu sang mami menyapa indra pendengarnya. Leon menoleh ke salah satu pintu yang ada di lantai tersebut, ruang perpustakaan pribadi mami-nya yang baru di tutup oleh sang pemilik...
"Ngapain ngendap-ngendap gitu" Leon menggeleng ribut merasa tertangkap basah
"Tumben ke atas, ada yang mau mami bantu?" Tanya syafa heran
"Le-leon...." Hening, leon tidak melanjutkan ucapannya
Seakan mengerti kecemasan sang putra, syafa semakin mendekat. Menarik tangan leon untuk mengikuti langkah kecilnya...
Syafa membawa leon memasuki kamar besarnya, terdapat beberapa foto dan lukisan di dinding, mami-nya itu memang sangat menyukai seni, bertolak belakang dengan sang daddy....
"Minum" Leon tersadar dan menoleh pada syafa yang menyodorkan segelas air padanya
Leon mendudukan dirinya di sofa di ikuti syafa yang duduk di samping sang putra. Setelah minum, leon terdiam sejenak memikirkan apa yang akan di katakannya....
"Mami" Panggilnya membuat syafa memiringkan kepalanya menunggu kelanjutan ucapan leon...
Leon beranjak dari duduknya dan berlutut di hadapan syafa membuat sang mami terkejut. Ini pertama kalinya...
Mengambil tangan syafa lalu mengecupnya lembut beberapa kali, syafa hanya diam menunggu..."Mami" Panggilnya lagi.
"Kenapa? Leon buat salah?" Tanya syafa lembut dengan memanggil nama leon sebagai penenang...
KAMU SEDANG MEMBACA
LEONATHAN (𝙗𝙤𝙮𝙥𝙪𝙨𝙨𝙮 End)
De Todoaneh Nathaniel selalu merasa dirinya aneh, menjijikan, tidak layak di cintai dan di banggakan. Itu sebabnya ia lebih menutup diri daripada tersakiti oleh mulut-mulut berbisa di luaran sana... tapi bagaimana jika datangnya Leonardo si blasteran Austr...