ー Saran dan kritik diperbolehkan dengan syarat gunakan bahasa yang sopan.
ー Tidak ada karya yang sempurna, tetapi setidaknya kita mau berusaha mencoba agar lebih baik🌷✨
ー Happy enjoy it!
◥◤◥◤◥◤
Kini, mobil yang dikendarai oleh Pradipta melaju di jalan raya dengan kecepatan sedangーhendak menuju ke restoran yang sudah dibooking oleh pria itu. Terjadi keheningan di dalam mobil, Pradipta yang sibuk menyetir dan Naren yang sibuk dengan isi kepalanya. Waktu berjalan dengan sangat cepat, 30 menit kemudian, mobil sedan hitam itu berhenti di parkiran sebuah restoran. Naren dan Pradipta keluar dari dalam mobil, dan melangkah masuk ke dalam restoran.
Naren mengikuti langkah Pradipta dari belakang, Naren melihat ke sekitarnya yang ramai, dalam hati ia berkata. "Papa mau kemana?" Saat keduanya melewati lorong yang terdapat karpet merah disepanjang jalan, Naren lagi-lagi membatin. "Ini bukannya ruang VIP?"
Selang beberapa detik kemudian, Pradipta berhenti di depan pintu besar berwarna putih. Seorang pelayan membukakan pintu tersebut, disusul Pradipta yang mulai memasuki ruangan dibalik pintu tersebut.
Di dalam ruangan itu terdapat meja makan yang sangat besar dan ada empat kursi yang tersedia, satu kursi sudah terisi oleh seorang wanita yang mengenakan dress putih yang tampak elegan. Wanita itu menoleh ketika jaraknya dengan Pradipta dan Naren sudah dekat.
"Mas! Udah sampai, ya? Duduk dulu," ucap Wanita itu.
Naren ingat wajah wanita itu. Wanita yang kemarin datang ke rumah dan duduk di samping papanya saat makan malam. Wanita yang katanya akan menjadi ibu tirinya.
"Kamu udah nunggu lama, ya, Lin?" Pradipta tampak bersalah.
Wanita itu tersenyum manis dan menggelengkan kepala, lalu dengan suara yang lembut, wanita itu berkata. "Enggak, kok, Mas. Aku aja baru sampai."
Pradipta membalas senyuman itu dengan senyum simpul. "Baiklah. Ngomong-ngomong, dimana putramu? Katanya dia ikut?" tanya Pradipta.
"Dia ikut, kok, Mas. Cuma lagi ke toilet, sebentar lagi juga dia datang," jawab Linda. Tatapan Linda jatuh ke arah Naren, bocah itu sama sekali tidak menunjukkan ekspresi apapun. "Naren, apa kabar?" tanya Linda, wanita itu berniat untuk menjalin hubungan ibu dan anak pada Naren.
"Baik, Tante." Naren menjawab seadanya.
Tiba-tiba datang seorang laki-laki mengenakan kemeja putih dan celana berwarna krem.
"Maaf semuanya, saya terlambat," katanya.
Naren mengalihkan tatapannya ke arah laki-laki tersebut, begitupun dengan tatapan si laki-laki itu yang tak sengaja menatap Naren, keduanya sama-sama terkejut.
"Lho, Narendra?" ucap laki-laki itu.
"Kamu kenal, Sa?" tanya Linda yang memperhatikan raut wajah kedua orang tersebut.
Laki-laki itu mengangguk. "Kenal, Ma! Dia adek kelas aku," jawabnya, diakhiri dengan tersenyum miring.
Laki-laki itu duduk di samping Linda. Kemudian ia memperkenalkan diri pada Pradipta.
"Maaf Om, saya terlambat mengenalkan diri. Saya Harsa Askara, Om bisa panggil saya Harsa!" ucapnya, dengan tersenyum.
Pradipta tersenyum simpul, ia menganggukkan kepala. "Harsa? Nama yang bagus!" cetusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me? || Zhong Chenle
Teen FictionJika mendengar kata rumah, apa yang langsung terlintas dipikiran? Mungkin orang akan berkata; itu seperti sebuah bangunan hangat, yang setiap kita datang membuka pintu, akan selalu ada orang-orang yang menyambut kita dengan senyum lebar. Tempat yang...