bismillahirrahmanirrahim
jangan lupa sholawat sebelum membaca
الحم صلي عل سيدنا موحمد
happy reading
~~~~~~~~~~~~~~~~•••~~~~~~~~~~~~~~
"Azzurra??"
gus arkan segera berlari mengejar azzura yang pergi meninggalkan nya. Gus arkan tidak paham mengapa azzura menjadi seperti ini, bahkan ucapan ucapan yang sempat dilontarkan nya juga tak dijawab oleh azzura.
Mendengar suara gus arkan yang memanggil dirinya, azzura berhenti dari larinya dan segera membalikkan badannya ke arah gus arkan. Namun kali ini, azzura memberi tatapan tajam pada suaminya."STOPP DISITU!! Jangan kejar azzura" ucapnya dengan lantang.
"ingat kesehatan kamu azzura, baru saja kamu sadar setelah pingsan tadi. Lalu sekarang kamu ingin berlari seperti itu?" suara gus arkan yang lantang dan ngebass membuat nyali azzura menjadi ciut. Azzura yang tadi nya ingin meninggalkan suaminya pun kini kembali berjalan menuju gus arkan.
"kenapa kembali? tidak ingin berlari lagi?" tanya gus arkan saat azzura tiba dihadapan nya.
Tanpa aba-aba azzura langsung memeluk tubuh kekar gus arkan. Azzura takut jika suami nya itu marah pada nya, meskipun harus nya azzura lah yang marah pada gus arkan akibat bentakan nya tadi siang. Namun, azzura juga yakin itu hanya kesalahpahaman azzura saja.
"maafin azzura bii...." ringiss azzura
"maaf untuk?"
"maaf karena azzura ingin meninggalkan habibii". Air mata azzura kini telah membasahi pundak gus arkan. Gus arkan menyadari itu, dan ia pun dengan cepat melepaskan pelukan nya lalu menghapus air mata yang ada pada pipi azzura.
"jangan nangis sayangg, habibii maafin kamuu" ucap gus arkan.
senyuman terbit di wajah azzura, ia kembali memeluk tubuh gus arkan dengan erat.
•••
kini sepasang suami istri itu sudah tiba di rumah nya. Azzura sedang menyiapkan makanan untuk mereka makan malam ini. Simple saja, azzura hanya membuat ceplok telur dan tumis kangkung.
sedangkan gus arkan melanjutkan hapalan quran nya sambil menunggu azzura. Ya, mereka baru saja selesai melaksanakan sholat isya.
"astaghfirullah, kepala azzura kenapa pusing lagi sih" gumam azzura dengan tangan yang kini tengah memijat pelan kepalanya. Namun azzura tetap melanjutkan aktivitas memasak nya, agar gus arkan tidak lama menunggu.
"HABIBIIIIII" teriak azzura saat masakannya telah siap untuk dimakan. Kini semua masakan nya sudah tertata rapi di meja makan yang terbuat dari kayu jati itu.
gus arkan yang mendengar teriakan lantang dari azzura segera turun.
"hmm wangii sekalii ini makanannyaa" puji gus arkan, kedua tangan nya memberi jempoll pada azzura.azzura tersenyum atas apresiasi dari suami nya. " dimakan yaa habibiii. Itu enakk loh"
"iyaa humairah, ayo sini aku suapin" ucap gus arkan.
gus arkan menepuk pelan kursi disebelahnya agar azzura duduk disitu. Azzura yang melihat itu segera berlari menuju gus arkan.satu suapan
dua suapan
hingga suapan terakhir, mereka habiskan makanan tersebut dengan lahap. Tanpa menyisakan satu butir nasi pun.
"enakk kan bii?"
"iya sayangg, enak sekali"
"hehe, azzura beresin dulu yaa piring nyaa". Azzura beranjak dari tempat duduk nya, mengambil satu persatu piring bekas makan mereka. Kemudian azzura berjalan menuju wastafel yang tak jauh dari meja makan.
namun, saat azzura berjalan menuju wastafel itu. Azzura merasakan sakit di kepala nya semakin kuat. Sehingga ia tak sanggup lagi menopang tubunya. Azzura jatuh pingsan dengan piring piring yang ikut jatuh berserakan di lantai dapur nya.
"astaghfirullah azzura!!". gus arkan berlari menuju azzura.
"azzura... astaghfirullah. Ada apa ini sebenarnya" lesu gus arkan menatap azzura.
tidak ingin membuang buang waktu, gus arkan menggendong azzura menuju mobil miliknya. Kemudian membawa nya ke rumah sakit terdekat. Gus arkan benar benar khawatir dengan kondisi azzura.
•••
kini azzura sedang diperiksa oleh dokter di ruang ugd. Gus arkan menunggu azzura tepat di kursi depan ruangan tersebut. Doa dan dzikir tak henti henti nya keluar dari mulut gus arkan.
"astaghfirullah, saya lupa telfon umi dan umma" gumam nya. Gus arkan mengambil ponsel yang ada disaku celananya kemudian masuk ke aplikasi telepon untuk menghubungi umi dan mertua nya.
selang beberapa menit setelah gus arkan menghubungi keluarga nya. Umi dan abi juga telah tiba di rumah sakit itu. Namun, kedua orang tua azzura masih dalam perjalanan karena jarak rumah sakit dan rumah nya cukup jauh.
"doakan saja semoga istrimu baik baik saja ya nak" ucap umi syifa memberi semangat pada putranya yang kini terlihat sangat lesu.
gus arkan mengangguk seraya tersenyum pada umi syifa.
ceklek
suara pintu ruangan tersebut dibuka. Semua mata tertuju pada seorang dokter yang tengah menatap gus arkan dan keluarganya. Gus arkan berdiri menghadap dokter yang keluar dari ruangan tersebut.
"bagaimana istri saya dok?" tanya gus arkan tanpa basa basi.
dokter tersebut tersenyum. "tidak perlu khawatir, sakit istri anda ini merupakan sakit kebahagiaan" ucap nya.
Gus arkan menatap heran dokter tersebut, ia tak paham maksud dari omongan wanita yang berada di hadapannya itu.
umi Syifa yang mengerti maksud pembicaraan dokter itu menghampiri kedua nya. Senyuman terbit di bibir umi syifa.
"apa menantu saya hamil dok?""betull sekali buk, selamat atas kehamilan menantu ibuk. Jangan lupa diperhatikan kesehatan azzura nya yaa, untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan". ucap dokter itu dengan membalas senyuman umi syifa.
Tetes air mata gus arkan menandakan bahwa saat ini ia benar benar merasakan kebahagiaan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Sungguh, ini nikmat yang paling ia syukuri.
"apa sudah boleh dilihat dok azzura nya?" tanya gus arkan.
"oh tentu sudah, silahkan masuk" jawab dokter tersebut seraya mempersilahkan gus arkan untuk lewat di depannya.
Dengan cepat gus arkan masuk ke ruangan itu. Terlihat jelas, azzura kini terbaring di salah satu kasur yang ada pada ruangan tersebut. Mata azzura menatap lesu gus arkan.
"haloo humairahh" sapa gus arkan dengan melambaikan tangan nya pada azzura, disertai dengan senyuman manis di bibir nya.
azzura membalas senyuman gus arkan. "habibii......" pecah sudah tangisan yang sedari tadi ditahan azzura.
"heii, kenapa menangis? apa yang sakit sayang?" tanya gus arkan. Tangan lembut gus arkan bergerak mengelus hangat pipi azzura.
"iniiii" tunjuk azzura pada perut nya.
"kenapa perutnya?"
"perut azzura mual sekalii bii" rengek nya.
"oh ya?? mual ya? kamu mau apaa? minum?" gus arkan memberi pertanyaan pertanyaan itu pada azzura. Sehingga azzura semakin kesal dibuat nya.
"ihh tauu ah, malesss"
gus arkan menyengir. "tidak apa apa sayangg, mual sedikit. Kan ada calonn mbull disituu"
"APAA??? AZZURA HAMILL? HABIBIII???"
~~~~~~~~~~~~~~~~•••~~~~~~~~~~~~~~
Segitu dulu readerskuuuuu
ahh kalian lucuu deh ga sabaran begitu nungguin update nya
jangan lupa vote dan komenn yaaaa!!!
seee uuu di bab selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NING & GUS
Romanceazzura callista nurrahman, seorang ning cantik yang berasal dari pondok pesantren ar rahman, ia memilih mengabdi di pondok pesantren milik temen akrab aba nya, pesantren al fath. pemilik pesantren al fath bernama abdullah fathah, temen sedari kecil...