Bab 1, Tebaran Mosaik oleh Nanik W. (Kinanthi)

42 3 0
                                    

Tebaran Mosaik  Bab I oleh Nanik Wijayanti (Kinanthi)


Bagian I

"Ka, bukankah Merry punya pacar? Mengapa tiba-tiba menikah pada semester tujuh? Diam-diam pula? Karena terjerat durenkah?" tiba-tiba mbak Sasa teringat sesuatu kemudian menanyakannya kepada Syka.

"Waow...panjang ceritanya,"Syka menjawab sambil berkemas, sepertinya suaminya menelepon, akan menjemputnya ke apartemen mbak Sasa.

"Merry pacaran nggak ya sama si Tody?"gumamnya,"Tapi Tody cerita kepada teman-temannya kalau ia pacar Merry."

"Lalu apa masalahnya?"sela Vina. Ia semakin penasaran bertanya tentang kisah cinta teman-temannya.

"Karena Tody dalam alam nyata tidak pacaran dengan Merry,"sahut Syka,"Mereka hanya kenal ketika ada lomba basket. Kebetulan keduanya tim basket. Semula tidak saling kenal kan berlainan kampus."

"Tiba-tiba Merry mendapat kiriman whatsapp tanpa nama. Di situ dikatakan bahwa Tody, pacar Merry itu telah mengakalinya. Ia pun memaki Merry.

"Mengapa?"

"Si wanita tersebut merasa dibuat baper oleh Tody. Ia pun terpikat. Tapi sejak awal Tody mengatakan bahwa ia pacar Merry, sambil menunjukkan foto mereka berdua di lapangan basket. Foto candid yang dijepret asal saja oleh teman mereka. Ternyata foto itu digunakan Tody untuk memerdayai cewe-cewe yang terpesona kepadanya."

"Diperdayai bagaimana?"

"Sesuai kebutuhan Tody. Ketika ia sedang bermalasan mengerjakan PR, tentu ia mendekati cewe yang dianggapnya bakal sanggup membuat PR-PR menjadi kelar."

"Wah, bagaimana jika ia ingin bermesraan?"

"Entahlah. Mungkin juga sama perlakuanya."

"Jika butuh uang?"

"Nah, si cewek tersebut mengatakan bahwa Tody pinjam uang kepadanya. Tapi dikembalikan sih."

"Lalu, apa masalahnya? Mengapa Merry dimaki-maki si cewek?''

"Tentu saja karena cemburu. Karena sejak awal mendekati, Tody mengatakan sudah punya pacar, namanya Merry."

"Mengapa?"

"Mungkin ia memang sekadar butuh pinjam uang, butuh ditraktir, butuh diberi sontekan. Padahal si cewek telanjur histeris melihat Tody yang jagoan di lapangan basket."

"Sudah telanjur pamer-pamer ke media sosial?"

"Pastilah."

"Bagaimana reaksi Merry?"

"Dasar Merry. Karena Tody pun cuek saja jika ketemu, tidak mengatakan apa-apa. Sebagai mahasiswi sastra yang juga pernah tes ke psikologi dan lolos dua-duanya, akhirnya dipilih satu, sastra saja, keponya pun muncul. Ingin menulis cerpen mungkin dari kisah itu.

"Apa yang dilakukan?"

"Sesuai dengan analisis psikologis, bagaimana jika Tody memang suka kepadanya? Daripada menimbulkan penyesalan berkepanjangan padahal Merry pun suka andaikan Tody suka, ia pun menghubungi Tody via jalur pribadi, di DM."

"Bagaimana reaksi Tody?" Syka terbahak.

"Diam seribu basa."

"Lho...

"Makanya. Naluri peneliti Merry pun muncul."

"Ia terus saja menghubungi Tody sambil menunggu reaksi selanjutnya, agar dapat menganalisis apa maksud sesungguhnya dari ulah Tody yang mengakuinya sebagai pacar...

"Ia mengakuinya sebagai pacar kepada cewek yang di-PHP, sedangkan terhadap Merry pun ia cuek?" sahut Vina. Syka mengangguk mengiyakan.

"Ada beberapa motif itu,"sahut mbak Sasa.

Tebaran MozaikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang