Bab V (Tebaran Mosaik, karya Kinanthi)
Metta menyodorkan sambal bajak yang telah dimasukkan ke dalam mangkuk plastik. Sambal yang dibuat dari terasi, tomat, bawang putih dan merah, cabai, semuanya digoreng sebelum diuleg.
"Ini dicocol dengan kerupuk, enaknya bikin nagih,"katanya sambil membuka kerupuk, kutuang ke dalam stoples yang telah kuletakkan di karpet. Maka, siang itu pun kami makan bersama berenam di lantai beralaskan karpet, diiringi angin siang yang sepoi dari balik jendela terbuka.
Hujan tiba-tiba turun seolah tercurah dari langit, sedangkan sinar mentari masih belum sepenuhnya tertutup mendung. Butiran-butiran air hujan tentu saja menerpa jemuran yang belum sepenuhnya kering.
"Ada pelangi," Metta melihat ke luar dari balik jendela. Kami tidak bereaksi karena terbawa lamunan masing-masing. Tiba-tiba aku teringat mbak Sasa.
"Sejak Jumat sore sepulang kerja langsung mudik. Biasanya kembali Minggu sore."
"Mungkin berangkat kerja dari rumah. Pernah juga begitu,"sahut Terry,"Kasihan. Ia lagi ada masalah."
Terry tertawa melihat kami spontan menoleh ke arahnya.
"Huuu...kepo nih,"goda Terry sambil duduk bersila, menunggu kami mendekat kepadanya, siap mendengarkan ceritanya.
"Masalah apa?"tanyaku sambil menebak-nebak. Sebagai perempuan dewasa yang sudah bekerja, ia kuanggap telah memiliki segalanya. Mobil, motor, bahkan siap pindah ke tempat tinggal barunya di sebuah apartemen mungkin lima bulan lagi.
"Resah. Suatu hal yang kelak mungkin juga akan kita rasakan. Karena itu, mbak Sasa tidak menyembunyikan kisahnya dariku."
"Kisah cinta kan?'' tebak Syka.
"Sama dengan Puspa.LDR''
''Tapi masalahnya lain,'' lanjutnya,''Puspa tidak bermasalah sedangkan kisahnya sering bermasalah,''
''Mereka dekat sejak SMA kira-kira hampir 10 tahun yang lalu."
"Hmm...nggak bosan tuh?"sahut Clara, teman sekelas Terry yang kebetulan singgah ke tempat kos kami begitu hujan semakin lebat.
"Kalau menganggap pacar sebagai sahabat, mengapa nggak ada bosannya ya?"jawab Puspa.
"Kalau menganggap sebagai sahabat, mengapa ada masalah? Jika bermasalah, mengapa awet sampai hampir 10 tahun?"
"Karena itulah, ada ceritanya,"sahut Syka,"Lagipula jika semua manusia di dunia ini memiliki kisah yang sama, tentu dunia akan sepi."
"Memang ada apa dengan kisah cinta mbak Sasa? Nggak nyangka ya. Orangnya kan terlihat ceria,"lanjut Clara.
"Sebetulnya mereka sih saling cinta,"Terry mulai bercerita,"Tapi, ada kesalahpahaman yang membuat mereka sempat putus."
"Putus nyambung nih ceritanya?"
"Awal kuliah, mbak Sasa mengikuti lomba. Nggak ingat deh lomba apa. Lomba Puteri Pariwisata atau apalah...
"Lalu, pacarnya nggak setuju?"
"Semula tidak apa-apa. Keduanya mengikuti lomba dan sama-sama lolos sebagai finalis. Tapi, jenis lombanya berbeda."
"Sejak saat itu, mbak Sasa kan banyak penggemar nih. Tiba-tiba saja pacarnya dekat dengan cewek lain. Foto-foto dan rayuannya di media sosial membuat mbak Sasa marah kan?"
"Tentulah. Ketika marahan gitu, mbak Sasa gimana?"
"Mbak Sasa...ikutan dekat dengan lelaki lain, bahkan pacaran beneran."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tebaran Mozaik
Ficción GeneralSuka duka para gadis (mahasiswa maupun yang sudah bekerja) di tempat yang sama, sebuah tempat kos. Tempat bak kawah candradimuka, arena penggemblengan diri, karena dari kawah itulah akan muncul perempuan-perempuan dengan kemandirian dan kepribadi...