"Mengapa menangis, Pus?" tanya mbak Sasa melihat Puspa terisak.
"Nggak nyangka, betapa ayah ternyata juga sayang sama kita. Kukira selalu sibuk dan nggak pernah ada waktu untuk anaknya, ternyata juga memikirkan kondisi kita ke depan, bahkan setelah kita menjalani pernikahan."
"Tentulah. Lelaki pada umumnya begitu memutuskan menikah, ia telah mendeteksi pilihannya. Wanita tersebut bisakah diajak menua bersama? Bisakah memahami bahwa perjuangan membahagiakannya sungguh sulit? Bukan sulitnya pekerjaan karena itu memang ilmu yang dipelajari, tapi yang lebih sulit lagi adalah persaingan. Pesaing mereka lelaki dan wanita-wanita yang kelakian, dalam arti demi ambisi, ia menghalalkan segala cara. Sikut sana-sikut sini, jegal sana-jegal sini, tempel sana-tempel sini, senyum sana-senyum sini kepada orang-orang yang dianggap bakal sanggup mendongkrak ambisinya. Ambisi yang diraih tanpa melihat seberapa potensinya, seberapa tanggung jawabnya kepada keluarga setelah memutuskan menikah dan memiliki anak. Pokoke hebat. Wanita tipe begitu juga membuat gentar kaum lelaki pesaingnya, karena adakalanya kalau sudah main sikut dan senyum sana-sini, kaum lelaki akan gigit jari, nggak lagi sanggup menunjukkan potensi diri...
"Hmm...memang salah wanita berjuang di luar rumah?"
"Tidak salah kalau ia memang potensial dan dibutuhkan. Jika tidak terlalu dibutuhkan, sesungguhnya suami dan anak-anaknya lebih membutuhkan dirinya, daripada sikut sana sikut sini, tempel sana-tempel sini memanfaatkan ambisi yang sudah terkontaminasi dengan pesona keindahan diri atau kolusi dan nepotisme."
"Lelaki, meskipun diberi imej mereka mudah tergiur harta,tahta, dan wanita, sesungguhnya mereka pun memiliki hati nurani. Mereka pun mengingini dapat berjuang maksimal penuh kejujuran. Ia berharap isterinya tidak diam saja ketika ia pulang membawa pundi-pundi emas. Ia pun ingin isterinya bertanya itu uang dari sepanyol alias separuh nyolong atau bukan? Dengan demikian, ia merasa dicintai, tidak lagi terikat pada pameo,'ada uang abang sayang, tak ada uang abang kutendang'. Ia harus diberi kepercayaan bahwa sesungguhnya wanita pilihannya dapat diajak menua bersama dalam suka duka, tetap berada di sampingnya saat terpuruk tanpa meninggalkannya...
"Sesungguhnya wanita pun ingin demikian. Namun, betapa sulit, karena kami sebelum memiliki waktu untuk berpikir tentang lelaki pilihan, lingkungan sudah mendesak dengan pertanyaan,'kapan kawin? kapan punya anak?' 'kenapa masih jomblo sih? Bahkan adakalanya ketika memutuskan menikah pun masih ragu, cintakah aku kepadanya? Mengapa? Karena kita sebagai wanita patriarki diarahkan untuk bergantung secara materi terhadap lelaki. Berlainan dengan wanita negara maju yang konon memilih suami karena arakter, kita diarahkan memilih lelaki yang lebih mapan."
"Sesungguhnya lelaki patriarki pun kehilangan rasa percaya terhadap wanita, karena arahan kepada wanita untuk memilih yang mapan. Kemudian ia beranggapan begitulah kehidupan, abang disayang karena uang. Akhirnya ia dalam menjalani hidup tidak lagi mementingkan etika dan moral, yang penting bagaimana cara mencari uang tanpa peduli salah benar, karena dengan uanglah ia dapat memperoleh perempuan...
"Bukan selalu salah perempuan. Karena mereka menuntut perempuan seindah fotomodel, kalee."
"Padahal wanita seindah model pun belum tentu suka diberi uang sepanyol. Bisa jadi ia ingin meringankan beban lelaki dengan cara membantunya mencari uang, agar beban hidupnya tidak terlalu berat, asalkan ia mau kembali ke jalan yang lurus. Makanya ia tetap menjadi model, asalkan tidak dicemburui"
"Hehehe...menurut lelaki sih, banyakkah wanita seperti itu? Jangan-jangan malah tidak mau peduli, asalkan diberi uang berlebih?"
"Itu kan bagi korban iklan. Yang terpengaruh iklan bahwa kecantikan adalah yang seperti model iklan.lalu butuh banyak uang untuk kecantikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tebaran Mozaik
Genel KurguSuka duka para gadis (mahasiswa maupun yang sudah bekerja) di tempat yang sama, sebuah tempat kos. Tempat bak kawah candradimuka, arena penggemblengan diri, karena dari kawah itulah akan muncul perempuan-perempuan dengan kemandirian dan kepribadi...