Snack

774 53 1
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKTUH.

BAGAIMANA KABAR KALIAN? SEMOGA SELALU SEHAT DAN BAHAGIA.

HAPPY READING 📚.
SALAM SAYANG DARI AKU💙.

***

Hari-hari Azila benar-benar berubah, tepat hari ini usia pernikahannya dengan Faizal sudah memasuki tiga bulan, dan Azila tidak menyangka Dia sudah bisa sejauh itu melangkah bersama Faizal. Pernikahan yang awalnya Dia rancang hanya akan bertahan satu bulan, justru berlanjut sampai sekarang, dan semoga selamanya.

Azila tidak tahu, kapan lebih tepatnya Dia berkomitmen akan bersungguh-sungguh menerima Faizal, menerima pernikahan tersebut. Padahal Dia sendiri tidak tahu bagaimana Dia bisa berada di posisi sekarang ini, menikah dengan orang yang tidak Dia kenali sama sekali.

Masih teringat jelas bagaimana dulu kerasnya hati Azila untuk berpisah dari Faizal, tapi sekarang? Dia justru mulai terbiasa. Terbiasa dengan sikap manis Faizal, sikap romantisnya, perhatiannya, semuanya.

Bisa saja, Faizal memang tercipta untuknya, maka dari itu hati keras Azila bisa melunak seiring dengan berjalannya waktu, atau bisa jadi karena buah dari kesabaran Faizal dalam menghadapi sikap kerasnya. Pria itu bahkan belum pernah meninggikan suaranya dihadapan Azila, selalu berbicara dengan lemah lembut, selalu tersenyum, dan selalu menunjukkan rasa sayangnya. Bagaimana Azila bisa bertahan dengan hati kerasnya jika seperti itu?

"Kita mau cari bunda mulai dari mana?" tanya Azila setelah berada di dalam mobil. Ya, hari ini mereka akan mencari keberadaan wanita yang Azila sebut dengan Bunda. Faizal menepati ucapannya, Dia akan membantu Azila mencari Bunda.

"Apa aku coba hubungin, Alif? Bisa saja dia sudah dapat perkembangannya," ucap Faizal, lalu memilih menghentikan laju mobilnya di depan toko merah. Karena mereka belum tahu tujuan mereka kemana.

"Percuma, kemarin aku udah coba hubungin, tapi nggak aktif. Kata ummi dia lagi ada tugas penting, mungkin sampai satu pekan ke depan," ucap Azila lesu. Alif memang tidak pernah mengabarinya lagi tentang perkembangan kasus Bunda.

Kabar terakhir yang Azila dapat dari Alif saat menginap di rumah orangtuanya, Bundanya selama ini ternyata kabur ke luar negri, tapi karena kasus penipuannya sudah ditutup, akhirnya wanita itu kembali ke Indonesia, bahkan sudah ada di Jakarta, tapi letaknya tidak tahu dimana.

"Sabar dulu ya," ucap Faizal mengusap kepala Azila yang telapisi hijab. Wanita itu tersenyum.

"Apa kita coba ke rumah kamu?" tanya Faizal.

"Jangan, aku nggak mau kamu disangkut pautin sama kasus bunda," larang Azila, Dia memang sudah menceritakan semuanya kepada Faizal, tentang Bunda.

"Tapi kasusnya 'kan sudah di tutup juga," ucap Faizal, Azila tetap menggeleng tidak setuju.

"Pokoknya aku anggak setuju kita ke sana," ucap Azila. Faizal akhirnya mengangguk.

"Yaudah, kita masuk beli makanan dulu, sambil mikir kira-kira bunda kamu kemana, mungkin kamu tahu dia punya teman? Atau keluarga mungkin?" Azila mengangguk setuju. Lagipula Dia merasa ingin makan cemilan.

Mereka akhirnya bejalan memasuki tokoh merah tersebut, tempat pertama yang Azila hampiri adalah tempat yang terdapat beberapa makanan sejuk.

"Bukannya kalau lagi halangan itu baiknya tidak makan eskrim?" tanya Faizal saat Azila membuka tempat es krim. Azila menoleh.

"Oh ya? Aku juga nggak tahu sih, tapi aku mau banget makam es krim."

"Aku juga cuman dengar sekilas, coba sebentar aku tanya-tanya ummi, tapi baiknya sekarang jangan dulu ya," ucap Faizal, Azila akhirnya mengangguk patuh, lalu menutup kembali. Faizal tersenyum, tangannya yang bebas merangkul Azila dari samping. Membuat perempuan itu sedikit terkejut.

Persimpangan Jalan (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang