AM-04

1K 95 11
                                    

Happy reading!!




















Vote duluuuu, baru baca😒


























Oh ya cerita ini nanti alurnya loncat-loncat yhhh gaiss ngga meluluu Hafizh waktu bayiii.






























Sokeyy dehhhh, let's go!!!!





























Enjoyy gaisss!!





















•••







Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, kini usia Hafizh sudah genap tiga tahun. Bocah laki-laki itu semakin aktif. Kadang, bocah itu pergi ke asrama putra guna mencari teman. Santri dan santriwati disini sudah tidak kaget melihat tingkah gus kecilnya yang sering kabur-kaburan.

Apa lagi jika disuruh tidur, anak itu paling susah tidur jika belum lelah dengan sendirinya. Pernah suatu ketika, Syaqira mencoba menidurkan Hafizh, sudah dibuatkan susu juga sudah ditemani tidur. Tapi bukannya tertidur bocah berusia tiga tahun itu diam-diam keluar dari kamar ketika Syaqira ketiduran.

Tingkahnya memang bikin geleng-geleng. Persis sekali dengan tingkah Umanya. Gus Ibra tidak marah, justru ia tertawa menanggapi ulah putranya.

"Kang, mmm....Hapis mau es itu." Tunjuk bocah itu pada es cekek yang dibawa oleh santri bernama Zaky.

"Eh, gus kecil kan ndak boleh minum es." Ucap Zaky.

"Boleh kok," jawab Hafizh dengan kedua mata bulatnya yang mengerjap lucu.

"Aduhhh. jangan ya, gus. Beli susu aja mau?" ujar Zaky yang dibalas gelengan oleh bocah itu.

"Ndak mau, mau itu," rengek Hafizh sembari menarik-narik sarung yang dikenakan oleh Zaky.

"Gus Hapis mau apa? Yuk, tak belikan apa aja, tapi jangan Es yang dibawa Kang Zaky ya? Itu ngga enak, pahit. Ada obat nya," ujar Banu sembari menggandeng tangan mungil Hafizh.

"Mau itu....Huaaaaaa Umaaaa!"

"Hayohhh, Zaky. Kamu sih bawa es begituan. Udah tau Gus kita culamitan," ujar Hasan.

"Dibawa ke ndalem aja, Nu. Gus kecil kan kalau sama kamu manut banget." Usul Mahan.

"Kalau udah nangis, Gus Hapis susah dibawanya," ujar Banu.

Teman-teman Banu sudah meringis ketika Hafizh menangis semakin kencang. Zaky mendekat lantas mengusap-usap punggung kecil Hafizh dengan pelan. Berusaha menenangkan bocah itu.

"Cup-cup. Gus sampun nggih, nangisnya? Nanti bagus e ilang lho." Ucap Zaky.

(Gus, sudah ya nangisnya? Nanti gantengnya hilang lho)

Banu dan Hasan ikut menenangkan Gus kecil mereka. Sedangkan Mahan terdiam di belakang mereka sembari menyembunyikan es cekek milik Zaky, sesekali menyruput es itu yang membuat Hafizh semakin terisak ketika melihatnya.

Tak jauh dari tempat mereka, Gus Ibra yang kebetulan tengah mengontrol asrama melihat interaksi keempat remaja itu dengan putranya. Lelaki itu berjalan mendekati mereka dengan tenang.

After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang