Sore ini, kedua orang tua Syaqira dan kedua orang tua Hilya sudah sampai di pesantren. Memang setiap acara rutinan sebulan sekali, Kyai Abdullah dan Umi Hafsah selalu mengundang besan-besannya.
Seperti saat ini, mereka berkumpul diruang tengah. Syaqira dan Hilya duduk dikarpet menjaga putra-putranya yang tengah aktif-aktifnya. Acara akan dimulai bada Isya, jadi masih ada sedikit waktu untuk berleha-leha dindalem.
"Lha kok mundur, nang?" ujar Ayah Fahri terkekeh pelan melihat cucunya yang bergerak mundur.
"Ish! Ayah! Jangan digituin anak aku," ujar Syaqira merasa kesal dengan Ayahnya yang hobi menertawakan anaknya, persis sekali dengan Gus Ibra yang selalu terbahak ketika melihat cara merangkak putranya.
"Lho, lucu toh? Malah beda dari yang lain kok," ujar Ayah Fahri. Yang lain jadi ikut tertawa mendengarnya.
"Hapissss! Ayo kejal aku!" seru Manaf menjauh dari Hafizh. Bayi kecil itu berteriak heboh ketika Kakak sepupunya menjauh dari arahnya.
Hafizh memang terlihat begitu akrab dengan Manaf. Ah, tapi memang dasarnya keduanya sudah akrab. Sudah sering bertemu, sebab Manaf sering berada di pesantren Al-hakim.
"Om! Hapis kok ndak bisa beldili toh?" Tanya Manaf pada Gus Ibra yang membuat orang-orang terkekeh mendengarnya.
Balita itu mendekat kearah Gus Ibra. Mengadu pada Ayah sang bayi, mengapa bocah itu tidak bisa berdiri seperti dirinya. Padahal niatnya kan, ia mau mengajak kejar-kejaran.
"Kan Hafizh nya masih kecil," ujar Gus Ibra sembari terkekeh kecil.
"Nanti kalau umur nya udah satu tahunan, baru bisa berdiri," timpal Syaqira dan Manaf mengangguk lucu mendengarnya.
"Nanti kalau udah bisa beldili mau Manaf ajak lomba lali ya, ante?" ucap Manaf yang diangguki oleh Syaqira.
"Boleh. Nanti lari yang kenceng ya? biar jadi atlet maraton," gurau Syaqira.
"Otee, antee!!" Seru Manaf penuh semangat.
"Nanti kalau uda bisa lali, Manap sama Hapis mau kejal soang!" ujar Manaf begitu semangat.
"Wooooo....dasar bocah," gelak Gus Ibra sembari mengelus kepala keponakannya.
"Nanti jadi ikut ke lapangan, nduk?" tanya Umi Hafsah.
"Jadi Umi, Hafizh juga sepertinya udah bisa dibawa kesana. Selagi banyak temennya juga ngga rewel Umi," ujar Syaqira walaupun dirinya juga masih ragu.
"Semoga saja yo, wong Manaf juga ada disana kok," ujar Umi Hafsah yang diangguki oleh Syaqira.
***
Malam ini benar-benar ramai. Acara rutinan yang dibuka untuk umum ini memang selalu ramai. Tidak heran jika banyak warga dari luar kecamatan yang ikut berangkat rutinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Married
General FictionSequel IBRA Tentang kehidupan Syaqira dan Ibrahim setelah menikah, memiliki anak dan tentang kehidupan yang sesungguhnya. Manis pahit nya kehidupan akan dilalui oleh keduanya. Ikuti terus cerita mereka disini❗