AM-09

886 64 7
                                    

Gus Ibra melangkah menghampiri Syaqira yang tengah terduduk diatas ranjang sembari bersandar pada kepala kasur. Syaqira mengulas senyumnya tipis melihat Gus Ibra yang datang lantas menyempatkan diri untuk mengecup keningnya.

"Kenapa, sayang? Perutnya sakit lagi, hm?" tanya Gus Ibra sembari mengusap kepala Syaqira dengan lembut. Mendekati waktu persalinan seperti ini membuat Gus Ibra siap siaga. Takut-takut waktu lahiran akan maju atau mundur.

"Engga kok," jawab Syaqira menggelengkan kepalanya, lantas membawa jemari besar Gus Ibra pada perutnya.

"Coba pegang, tadi adeknya nendang loh," ujar Syaqira sembari menusuk-nusuk perutnya dengan jari telunjuk.

"Mana? coba Aba pengen ngerasain tendangan adek," ujar Gus Ibra sembari mengusap-usap perut Syaqira yang tampak keras.

"Kok engga, ya?" ucap Syaqira dengan cemberut.

"Iya, mana nih anak Aba kok ngga respon," ujar Gus Ibra sesekali mengecup perut buncit Syaqira.

"Kayaknya cuma mau sama Umanya doang deh." Gus Ibra terkekeh mendengarnya. Tangannya bergerak memutar mengusap perut Syaqira.

"Umi bilang, Hapis udah berani main keluar sama Manaf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Umi bilang, Hapis udah berani main keluar sama Manaf." Gus Ibra mengangguk membenarkan.

"Main sama anak-anak didepan pesantren. Ngga apa-apa, dek. Yang penting dipantau terus," ujar Gus Ibra yang diangguki oleh Syaqira.

"Mas, gemas banget lihat kamu." Syaqira mengernyitkan dahinya bingung.

"Lucu aja, kamu pendek habis itu perutnya buncit gini." Syaqira mencubit lengan Gus Ibra dengan kuat. Sebel deh! Mulai ngeselinya.

"Mas, kalau anaknya perempuan, nanti dikasih nama Syaqila ya?" pinta Syaqira sembari menyandarkan kepalanya pada bahu tegap sang suami.

"Boleh sayang, nanti sisanya Mas yang kasih nama lengkapnya ya?" ujar Gus Ibra yang diangguki oleh Syaqira.

"Semoga, bayi ini ngga se-mbeling Hafizh ya," ucap Syaqira seraya mengusap-usap perutnya.

"Aamiin, semoga yang ini sifatnya nurun dari Mas," imbuh Gus Ibra terkekeh pelan membayangkanya.

"UMAAAAAA!" Gus Ibra dan Syaqira terlonjak mendengar teriakan putranya. Keduanya saling pandang lantas bangkit dari posisinya guna menghampiri Hafizh yang sedari tadi berteriak heboh.

"Kalau masuk rumah itu salam, Le. Bukanya teriak-teriak seperti itu," ujar Gus Ibra pada Hafizh.

"Assalamu'alaikum, Uma," ucap Hafizh lantas memeluk perut buncit Syaqira. Gus Ibra melongo melihatnya. Ckckck, baru kali ini loh, Gus Ibra dicuekin.

"Wa'alaikumusalam, Hapis dari mana aja, nak?" tanya Syaqira sembari mengusap-usap kepala anaknya dengan sayang.

"Main Uma. Uma, Hapis lapal mau makan," ujar Hafizh sembari bergelayut di kaki Umanya.

After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang