Happy reading!
Allah maha penyayang, sayangnya tak telbilang~
Allah maha pengasih, tak perlnah pilih kasih
Allah yang maha tau, tanpa dibeli tau
Allah, Allah, Laillahaillalah,
Hapis mau ke mekah, belkliling-kliling ka'bah~
Sambil baca talbiyah, dan wukuf di alafah
"Lalu melempal jumloh,
Ula wustha aqabah
Sai....sai....
Dari Safa ke Malwah
Suara lantunan lagu anak-anak tampak dinyanyikan oleh Hafizh. Bocah itu dengan riang bernyanyi sembari menggoyangkan tubuhnya kesana kemari diatas sofa.
Gus Ibra yang berada disampingnya hanya mampu mendengarkan sesekali menjaga bocah itu agar tidak terjatuh nantinya.
"A-aba, Aba! Belsin apa yang telkenal?" tanya Hafizh pada sang Ayah yang tengah duduk disampingnya.
"Bersin apa?"
"Aba tebak dong! Belsin apa yang telkenal?" ucap Hafizh sembari berdiri diatas sofa.
"Hmm....apa ya? Aba ngga tahu," ujar Gus Ibra sembari mengusap kepala putranya dengan lembut.
"Jawabannya adalah..........."
"Syifa Hadcuuu!!!" Gus Ibra terkekeh pelan mendengarnya.
"Diajarin siapa kamu, Le?" kekehnya sembari mengangkat tubuh Hafizh keatas pangkuannya.
"Tadi Hapis dengal waktu di aslamanya Kang Jaki. Mas Mahan samaq temen-temena balu main tebak-tebakan," ujar Hafizh sembari mendongak menatap Ayahnya.
"Ayo Aba, beli Hapis peltanyaan," ujar Hafizh sembari menarik-narik tangan Gus Ibra.
"Iya."
"Sebutkan sifat wajib Allah!" ujar Gus Ibra yang membuat Hafizh menekuk wajahnya.
"Ndak yang itu, Aba! Peltanyaan yang sepelti punya Hapis tadi itu lho Aba!" ujar Hafizh.
"Loh, yang ngasih pertanyaan kan Aba, ya, terserah Aba dong." Hafizh merengek pelan mendengarnya.
"Nanti kalau Hapis bisa jawab, Aba kasih es krim, deh." Hafizh semakin menggelengkan kepalanya.
"Kata Uma, Hapis ndak boleh makan es krim dulu," ujar Hafizh sembari menarik kopiah milik Gus Ibra.
"Loh iya. Kalau gitu, Hapis mandi aja ya? Sudah siang kok belum mandi. Umamu lho capek ngurus kamu yang ngga mau mandi," ujar Gus Ibra lantas menurunkan Hafizh dari pangkuannya.
Keduanya berjalan memasuki rumah, lantas masuk kedalam kamar Gus Ibra. Dilihatnya Syaqira yang tengah duduk bersandar diatas kasur.
"Umaaaa!" seru Hafizh sembari menghampiri Syaqira yang tengah selonjoran itu.
"Dalem, kok baru pulang?" tanya Syaqira sembari memegangi tangam Hafizh yang tengah mencoba naik keatas kasur. Bapaknya ini jiiannnn, ndak peka.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Married
Tiểu Thuyết ChungSequel IBRA Tentang kehidupan Syaqira dan Ibrahim setelah menikah, memiliki anak dan tentang kehidupan yang sesungguhnya. Manis pahit nya kehidupan akan dilalui oleh keduanya. Ikuti terus cerita mereka disini❗