Di seluruh penjuru Galaxy ini, tersebar luas begitu banyak penjahat-penjahat. Baik itu alien, robot, maupun monster.
Boboiboy Supra, dia merupakan andalan dari agensi TAPOPS untuk memberantas para durjana yang berani memporak-porandakan semesta.
Supra sendiri tak begitu banyak menunjukkan reaksi. Setiap kali diberikan misi, dia akan menerimanya dengan lapang dada. Tanpa peduli seperti apa misi yang menantinya itu.
Aku tak terima. Aku, sebagai calon istri sahnya mana bisa terima. Masa iya mereka tega-teganya mengirim Supra ke tiap-tiap bagian marabahaya?!!
Aku gak mau jadi janda.
Aku enggak halu, ya. Aku sama Supra udah tunangan, okay?
Karena Supra masih sibuk berperan sebagai superhero, kami tak memiliki kesempatan untuk menikah secara sah dalam hukum maupun agama.
-
"Supra!!" Aku berlari menghampirinya. Gila. Supra ini cuma jalan tapi kok bisa jauh banget? Aku sampai ngos-ngosan.
Supra menoleh padaku. Dia hanya menatapku dalam diam, dan menungguku bersuara.
Supra emang pendiam. Tapi ini mah terlewat diam. Minimal tanyain keadaanku. Kita jarang ketemu padahal, tega kamu mas.
"Kamu mau pergi lagi? Yang bener aja?" Aku menautkan alis, sambil mengusap keringat yang bercucuran di keningku.
Aku bekerja di TAPOPS ini demi bisa bersamamu, tau. Walaupun aku hanya ditempatkan di divisi perkembangan software.
"Ya." Jawaban singkat keluar dari bibirnya.
Aku frustasi berat. Kalau lama-lama begini, bisa-bisa aku berakhir bunuh diri.
"Ini belum ada nyampe 1 jam dari misi kamu yang sebelumnya loh?!! Lihat! Lukamu aja belum diobati." Aku menunjuk-nunjuk pada wajahnya yang penuh dengan luka goresan.
"Ck. Ini tim medis gimana sih?!! Hey, alien mop! Bawakan aku kotak pertolongan pertama." Aku menyeret alien aneh yang kebetulan lewat. Dia mengangguk hormat dan berlari.
Supra mendecakkan lidahnya. Dia menutupi wajahnya yang terluka itu.
"Cukup, (Nama). Aku harus segera ke sektor NGC 5236. Tak ada waktu untuk berobat." Supra melawan.
"DIAM." Aku menekankan suaraku. Aku kesal. Aku marah. Supra ini udah gak cinta lagi sama aku atau apa?
Supra sedikit kaget sesaat aku menekankan suara.
Tepat waktu sekali, alien mop datang dan menyerahkan kotak P3K padaku.
"Duduk. Dan jangan berani-beraninya bersuara, paham?" Aku memerintah Supra. Kok bisa aku berani? Ya, bisa lah.
Pernah suatu kali, saat aku dan Supra tengah berdebat tentang masalah pernikahan kami yang terus tertunda, aku muak dan mengajaknya untuk merundingkannya di kemudian hari. Tapi Supra tak mau, dan terus saja mengoceh. Karena kesal, aku menarik kerah bajunya dan mendorongnya ke bawah. Kebetulan sekali waktu itu aku memiliki sebuah suntikan yang berisi cairan pelumpuh, aku mendapatkannya dari pedagang kaki dua- Bago go.
Karena terbendung emosi, aku reflek menyuntikkannya pada Supra. Supra jadi tak bisa menjalankan misinya selama seminggu penuh. Mungkin karena itu dia gak berani macam-macam lagi.
Makanya sekarang ini, Supra menurut. Dia duduk sesuai dengan titah ku.
Aku sedikit membungkukkan tubuhku dan mulai mengolesi luka-lukanya dengan salep kulit, katanya ini manjur untuk mempercepat proses penyembuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boboiboy Oneshots | Boboiboy x Reader
Lãng mạnCerita Oneshot Boboiboy × Reader | Cerita ini merupakan khayalan semata, tanpa ada unsur kesengajaan tertentu. Cerita ini hanya dibuat untuk kesenangan pribadi, tanpa ada maksud menyindir ataupun menyinggung siapapun. Bijaklah dalam membaca.