Third Tier - Taufan

1.3K 153 8
                                    

Aku menyeret tubuhku keluar dari kapal angkasa yang sedang dalam perbaikan. Tubuhku dipenuhi debu-debu kotor karena sibuk berkutat dengan komponen-komponen mesin kapal itu.

Kokoci sialan, dia pelit sekali. Padahal, kalau minta tolong pada Motobot bisa langsung selesai. Tapi dia menolak, katanya tak perlu menyia-nyiakan kekuatan dari para power sphera jika bukan dalam keadaan terdesak.

Aku mengusap wajahku dengan kain. Bayangkan saja, aku disuruh untuk memperbaiki pesawat terbang itu seorang diri! Kokoci memang sudah gila, dikiranya aku apa?

Aku frustasi. Aku depresi.

Aku menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan. Tanganku meraih secangkir kopi hitam pekat yang dihantarkan oleh koki Tapops, Qually, karena dia satu-satunya orang— alien yang peduli padaku.

Aku menyeruput cairan kental itu, menikmati indera perasaku yang bersentuhan dengan pahitnya hidup— kopi yang ku teguk.

"Hai, hai, (Nama)!" Teriakan nyaring itu membuatku menghentikan kegiatanku dalam merenungi nasibku sebagai montir Tapops.

Taufan kemudian menghampiriku sembari melompat-lompat kecil, menyenandungkan sebuah nada yang ia ciptakan detik itu juga.

"Loh. Kamu sendirian aja? Nutt kemana?" Taufan bertanya, dia meletakkan jari telunjuk dan ibu jarinya pada dagunya.

"Lagi dipanggil kapten Kaizo. Kayanya buat bahas masalah power sphera yang dirombak total." Aku menghembuskan nafas gusar. Partner montirku satu-satunya itu sedang tak hadir, makanya aku harus bekerja seorang diri.

Taufan mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Padahal, kami lagi ada misi. Berarti kapal angkasanya belum selesai diperbaiki, ya?" Taufan muram. Soalnya, ini kapal angkasa kesayangannya dengan geng pahlawan bumi— minus Fang.

Aku menatapnya, kemudian pada kapal angkasanya.

"Harusnya sih sudah, tapi belum ku uji coba. Nanti aku panggilkan Fang, untuk mengetes." Aku bukannya tak bisa mengemudikan kapal angkasa, hanya saja, apalah dayaku? Aku hanya seorang montir. Aku tak mau mendudukkan diri pada benda seberharga itu.

"Wah, (Nama) emang selalu kompeten ya! Kalau Nutt, haih. Dia pasti bakalan ganti-ganti bahan perbaikannya, dan berakhir gak selesai tepat waktu." Taufan mencurahkan keluh kesahnya.

Aku terkekeh, dan kembali mencicipi kopi di genggaman tanganku. Padahal tadinya kopi ini pahit, tapi begitu Taufan datang kok jadi manis, ya?

Taufan memperhatikanku yang dengan nikmatnya meminum cairan kental itu.

"Oh ya. Yang lain kemana? Katanya kalian ada misi." Aku membuka suara. Goblok. Aku baru sadar sekarang.

Tangan Taufan menyentuh tanganku, dia mengambil alih gelas berisikan cairan hitam pekat itu pada genggamannya. Wajahnya begitu sumringah saat aku membiarkannya mengambil hak milikku itu.

"Oh! Begitu dipanggil, aku langsung kemari. Hehe. Teman-teman yang lain pasti masih ada di ruangan Komandan Kokoci." Taufan cengengesan.

Taufan kemudian mencicipi kopi yang dia rampas dariku. Raut wajahnya terlihat tak baik begitu cairan tersebut memasuki kerongkongannya. Dia menjulurkan lidahnya, tanda tak suka. Dan mengembalikan gelas rampasannya padaku.

"Nanti Laksamana marah, loh." Aku geleng-geleng kepala dibuatnya.

"Kalau Laksamana marah, aku tinggal cap cus, langsung kabur!" Taufan mengepalkan kedua tangannya dan membusungkan dada. Membanggakan rencananya itu.

Sesaat kemudian, tim kokotaim akhirnya datang. Duo Y memarahi Taufan habis-habisan, karena dia tak mendengar amanat penting yang disampaikan Kokoci. Fang menguji coba kapal angkasa mereka atas permintaanku. Dan Gopal, pria itu tengah mengunyah biskuit camilan yang disediakan Qually untukku. Serta Ochobot, power sphera itu menjauhkan piringan biskuit itu dari Gopal.

Boboiboy Oneshots | Boboiboy x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang